36 - Jealous

12.2K 506 122
                                    

PERHATIAN

Di chapter ini ada banyak kalimat bahasa Inggris dan akan aku translate ke Indo di bagian komentar. DAN aku bukan orang yang jago bahasa Inggris, jadi kalo kamu lebih jago atau setidaknya tahu kalimat lebih baiknya gimana, PLEASE komen seharusnya aku ganti jadi apa.

Aku juga translate menurut yang aku tau aja. Kalo menurut kamu salah, komen yang benarnya ya. Ini demi kebaikan isi chapter juga :)

Jujur aku juga kurang percaya diri dengan kemampuan English aku. Karena tinggal di Indonesia, aku hampir gak pernah ngobrol sama orang lain pakai bahasa Inggris.

Tapi demi memperdalam karakter yang dari Australia, aku mau coba pakai bahasa Inggris. Aku masih butuh bantuan kalian yang mahir dalam bahasa Inggris :)

TERIMA KASIH.

PERTANYAAN KEPOKU :

ºKota/negara impian kalian?

ºPilih pasangan introvert atau extrovert?

Jawaban versi aku ada di akhir chapter ya.

HAPPY READING
TYPO KOMEN:)


"So, gimana rasanya jadi suami?" tanya Justin yang langsung mendapat helaan berat.

"Susah, capek, banyaklah."

"Gue gak nyangka lo nikah sama cewek lain, padahal lo udah cinta mati sama Bella."

"Iya gue emang cinta mati sama Bella, tapi gak taulah."

"Why? Dulu lo bilang mau ceraiin Flora terus nikahin Bella."

Gera terdiam menatap kaleng alkoholnya. Dia ingat sekali saat Justin meneleponnya meminta penjelasan atas foto yang Flora unggah di Instagram miliknya. Saat itu Gera sangat benci pada perencaan nikah ini. Otaknya hanya memikirkan alasan paling logis untuk menceraikan Flora. Tetapi akhir-akhir ini justru dialah yang jarang berhubungan dengan Bella dan sibuk dengan istri sahnya itu.

"Gak tau, gue juga bingung."

"Do you love her?" Gera terdiam melirik Justin sekilas.

"I don't know, lo tau kan gue sama Bella belom putus?"

"What?! I thought you guys already broke up!"

"Lo gila? Gue belom putus sama dia."

Justin meneguk sisa alkohol di kalengnya itu dengan cepat dan menatap Gera panik. "I saw her with another guy."

"Hah? Lo liat dimana?"

"Di tempat tongkrongan kita dan saat gue tanya tentang hubungan lo berdua, dia bilang udah putus."

Gera menautkan alisnya dan menggertakkan rahangnya kesal. Tangannya meremas kaleng alkohol yang sudah kosong di tangannya. Di tidak menyangka kalau Bella akan berbuat itu padanya. Memang perlu Gera akui kalau akhir-akhir ini mereka jarang berhubungan. Hanya sekedar mengirim pesan yang basa-basi. Tidak ada lagi call atau video call.

"Gue gak tau cerita aslinya gimana, tapi gue beneran kira kalian udah putus. Ada Rilen juga kok waktu itu."

"Biarinin aja, sebenarnya gue mulai ragu sama hubungan kita juga. Gue di Indonesia jadi suami orang, dia di sana sendirian berharap gue cerai dan balik. Kita berdua sama-sama tersiksa pasti, tapi gue juga gak bisa apa-apa."

Marriage as Her 17th Birthday GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang