03🌼

202 106 44
                                    


Mohon maaf baru bisa update lagi🙏

Jangan lupa sebelum membaca klik ⭐ di pojok kiri guys🤗

Happy reading





🌼🌼🌼🌼

Di lain tempat, terdapat keluarga yang penuh dengan kehangatan di dalam nya. Canda, tawa, selalu menghiasi keluarga tersebut.

"Assalamualaikum Darrel pulang"ucap Darrel

"Yeeee yeee Abang pulang"ucap Dira _adik Darrel

"Abang ayok kita main lagi"sambung Dira.

"Walaikumsalam, sudah pulang bang"ucap Tini, bunda Darrel.
"Dira ngak boleh gitu ya, Abang nya baru pulang sekolah. Main nya nanti ya sayang" nasihat Tini pada Dira.

"Iya bun, yaudah Darrel ke kamar dulu ya bun." Ucap Darrel sambil mengecup punggung tangan Tini
"Nanti ya kita main lagi, Abang istirahat dulu"lanjutnya. Sambil mengelus kepala Dira.

"Bang makan siang dulu"teriak tini, ketika Darrel sudah berada pada tangga terakhir.

"Iya bun, nanti abang makan kok" sahut Darrel sedikit keras, agar terdengar oleh bundanya.

🌼🌼🌼🌼

Di kediaman tata yang selalu ramai. Ramai akan kegaduhan orang tuanya.

"Sekarang juga kamu pergi dari sini, saya muak melihat muka mu"bentak Ina pada dori.

"Oke saya akan keluar dari rumah ini. Saya tunggu di pengadilan." Balas dori.

Yak... Mereka memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka yang telah 18 tahun mereka bina, dengan satu buah hati mereka. Kini kandas begitu saja.

"Prangg"vas bunga yang berada di nakas pun jatuh tersenggol lengan tata, yang sedari tadi menguping di samping tangga.

"Tata!sekarang kamu pilih. Ikut papah atau mamah mu yang tak tau diri itu!" Ucap dori pada tata.

"Tata mau bareng kalian. Tata nggak mau pilih papa atau mama. Kalian egois!"bentak tata sambil mengusap air mata yang turun sedari tadi.

Sedangkan Ina hanya bisa menatap tata dengan pandangan yang menyiratkan luka.

"Kalian egois!" Teriak tata sambil menaiki tangga, tak kuat dengan semua ini.

🌼🌼🌼🌼

Tidak ada pertengkaran lagi, tidak ada suara barang yang jatuh lagi. Hening setelah perpisahan jalan yang mereka ambil.

"Hikss....Hikss... Hikss" tangis Tata yang tak bisa terbendung lagi. Seperti seorang yang kehilangan jati dirinya, tata menatap awan yang mulai menghitam.

"Tata mau hidup bareng kalian, Tata ngak mau pisah-pisah gini"ucap tata disela tangisnya.

"Hikss... Hikss...hiksss" tangis Tata dengan suara yang sesengukan.

Duduk termenung di balkon kamar dengan pandangan menerawang jauh entah kemana, menyiratkan kesedihan, kehampaan, dan luka yang begitu dalam di hatinya.

Hembusan angin kencang yang menerpa kulitnya pun ia hiraukan. Tak sebanding dengan aura dingin yang ia pancarkan, setelah kepergian sang ayah. Hanya keheningan dan kesunyian yang menyelimuti dirinya.

Ia mencoba memejamkan mata untuk menghilangkan sedikit sesak di hatinya. Sebentar lagi tetesan air bening akan jatuh membasahi bumi.
Gemericik air hujan menemaninya dalam merenung.

Cuaca seakan mendukung suasana hatinya,gelap. Semesta seolah ikut merayakan kesedihannya, awan hitam yang semakin pekat berkumpul, suara Guntur yang siapapun mendengar nya ketakutan.
Tak terasa malam semakin larut, air mata gadis itupun. Sudah berhenti mengalir di pipinya. Entah karena sudah lelah atau mengering sendirinya.

🌼🌼🌼🌼

Di sekolah pun Tata hanya diam, sorot matanya kosong. Membuat sahabatnya bingung, pasalnya tata selaku semangat ketika disekolah.

"Mel, Tata kenapa tuh, tumben diem aja"ucap Sinta.

"Ngak tau, coba tanya sama lu"sahut Imel.

"Lu aja ah"balas Sinta sambil menyikut Imel.

"Lu" balas Imel sambil menyikut tata balik

"Lu lah"sambung Sinta tak mau kalah

"Ihhhh kalian kenapa sih senggol-senggolan gitu" ucap syfa, yang geram melihat tingkah sahabatnya itu.

"Ta, lu sakit? Muka lu pucet gitu, kenapa ta? Cerita aja sama kita" ucap Imel dengan lembut

Tata pun hanya menggeleng kan kepalanya "gua ngak papa kok"lanjut tata sambil tersenyum tipis.

"Kalo ada masalah cerita aja sama kita ta, jangan di Pendem sendiri. Berbagi biar lu ngerasa lebih tenang ya" sahut Sinta

"Kita siap dengerin cerita tata ko 24 jam" imbuh syfa dengan riang.

"Iya gua pasti cerita ko, tapi sekarang gua ngakpapa ko" balas tata, yang sekuat tenaga menahan agar butiran bening itu tidak jatuh.

"Gua belum siap cerita sama kalian, maafin gua Sin, Syf, Mel"gumam Tata dalam hati.

Tata bersyukur mempunyai teman yang amat baik seperti mereka. Namun, Tata tidak mau membebani mereka dengan masalah tata ini.














Ingatkan typo yang bertebaran di mana² guys🙏
Feel nya kurang ngena keknya yah🤭

Jangan lupa follow,vote and coment🙏










Terimakasih sudah membaca, semoga suka ya🤗

TBC ✨

RAPUH [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang