13🌼

82 24 34
                                        

Happy Reading





🌼🌼🌼🌼

Kini hari yang di tunggu oleh sebagian siswa sudah tiba. Yap... UTS telah tiba. Suasana kelas yang biasanya riuh oleh candaan para siswa tergantikan dengan suara bisik-bisik satu sama lainnya. Kecuali untuk mereka yang memiliki IQ di atas rata-rata.

Darrel dan ketiga temannya pun melakukan hal yang sama, saling melempar pertanyaan yang menurutnya susah.

"Sst..ssst... Rel" Darrel yang merasa terpanggil menolehkan kepalanya sedikit menghadap Yogi yang sedang memberi kode dengan jari yang di angkat, pertanda menanya jawaban. Darrel menjawab dengan gerakan mulut saja, karna pengawas ulangan hari pertama Bu Marta.

"Diam Semuanya! atau ibu ambil dan sobek kertas ulangan kalian!" Bu Marta yang geram akhirnya membuka suara. Semuanya diam tanpa terkecuali Ivan yang masih sibuk mencari jawaban.

"Chik....sstt nomor 20 apa?" Ucap Ivan tanpa bersuara hanya gerakan mulut dan tangan.
"Chik....sttt...sttt..." Lagi-lagi Ivan memanggil Chika dengan suara yang amat kecil berhubung suasana kelas yang hening suara sekecil apapun akan terdengar besar.

"Ivan! Kerjakan ulanganmu sendiri!. Tidak usah menanya sana-sini." Gertak Bu Marta

"Saya ngak nanya jawaban kok bu, cuma manggil Chika doang salah? Eh tapi Chika pura-pura ngak denger" jawab Ivan

"Sudah kerjakan sendiri" ucap Bu Marta.

Kelas kembali riuh ketika Bu Marta keluar kelas untuk menerima telepon dari seseorang. Namun itu tak berselang lama.

"Darrel setelah selesai ulangan kamu ditunggu oleh pak Bagas di ruangannya" ucap Bu Marta setelah kembali dari luar.
Darrel hanya menjawab dengan anggukan kepala saja.

"Eh....bos, ada apaan? Lu ngak buat ulah lagi kan?" Tanya Ivan

"Ngak"jawab Darrel singkat. Karena mata Bu Marta mengarah padanya.

🌼🌼🌼🌼

Di kelas MIPA 1 hening. Bak tak ada makhluk hidup. Jangan kalian pikir mereka mempunyai IQ yang tinggi, tetapi pengawas mereka lebih tajam tatapannya ketimbang Bu Marta. Jika Bu Marta memiliki sisi lengahnya,jangan harap guru di depan mereka lengah. Nyatanya tatapannya menghunus pada setiap murid. Jangankan bersuara menoleh sedikit saja, matanya tajam bagaikan mendapat mangsa yang lezat.

"Ta...ta... Essay nomor satu apa? Tanya Imel amat pelan.

"Ekhemmm...."deheman guru pengawas, yang mengarah pada Imel. Jangan lupakan matanya itu:v

"Heheheh....santai pak saya pinjem penghapus kok, iyakan ta?" Jawab Imel meminta pembelaan dari Tata.

"Kerjakan sendiri, jangan toleh kanan kiri. Mengerti!" Tegasnya

"Iya pak"jawab sebagian siswa.

Satu jam setengah mereka bergulat dengan soal-soal yang amat memusingkan, ditambah pengawas yang ketat itu.  Ulangan itu menjadi mudah tergantung pada pengawas.

Kringgg.....kringg....kring....
Bel istirahat menggema di seluruh penjuru kelas. Mereka yang sudah amat mual dengan soal ulangan pertama berhamburan menyerbu kantin. Entah untuk membeli makan atau hanya sekedar membeli minuman dingin untuk menyegarkan otak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAPUH [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang