Hooh 15

1.6K 161 25
                                    

Hay gay😃

...
[Yuya POV]

Aku berjalan masuk kedalam rumah mengendap endap. Ini sudah malam, pukul 20.40. Aku pasti dimarahi. Sesudah pulang dari tempat latihan aku berencana untuk langsung pulang, tapi Bangchan menyeretku untuk makan malam bersama setelah latihan yang melelahkan. Juga menyakitkan.

Nyeri di lenganku masih terasa samar samar. Sangat sangat menyakitkan. Aku menceritakan semua tentang bagaimana dulu lengaku patah. Karna kecelakaan jalan raya, lalu menewaskan kakakku. Orang yang paling aku sayang. Setelah pemakaman kakakku, rumah tangga ayah dan ibu hancur. Karna beberapa jalang yang dibawa kerumah, ayah kehilangan harapan. Karna ayah hanya menyayangi kakak sebagai penerus bisnisnya. Dah ya begitulah.

Kurasa mereka sedang ada dikamar masing masing. Ruang tengah sangat sepi, suasana juga sangat sunyi. Saat aku membuka pintu kamarku. Em? Bukankan pintu ini kukunci.

Aku memutar knop pintu. Yak! Aku dalam bahaya!!! Semua kakakku disini, dikamarku. Menghancurkan kamarku!!! Mereka sedang asik menonton TV. Kulihat Taeyong duduk dimeja riasku dengan mata terfokus di ponsel. Aku beralih menatap Taeil, Johnny, dan Yuta dibalkon. Jaehyun, Ten, dan Lucas yang merobek buku bukuku diatas ranjang.

Kurasa mereka juga membacanya, setelah dibaca dirobek. Bukuku yang malang. Ayolah aku sedang lelah, tenagaku terkuras habis. Badanku lemas karna terlalu mengeluarkan tenaga.

Aku diam membeku. Menatap keadaan kamarku yang sangat kacau. Lebih kacau dari kapal pecah. Seperti gedung yang runtuh!!!

"Wah... Adik kecil kita sudah pulang." Aku menatap Taeyong yang juga menatapku sangat tajam. Semua mata tertuju padaku. Aku menghela nafas pelan.

Yang sedang duduk segera berdiri. Yang dibalkon langsung masuk, dan yang diranjang segera berdiri menghampiri. Aku mundur perlahan. Aku benci jika kamarku kacau. Aku tak suka barang barangku disentuh. Siapa pun itu. Marah? Jelas sekali, aku ingin membunuh mereka semua! Tapi tenagaku sudah terkuras. Belum lagi kamarku yang dilantai 3 dan itu sangat agh!!!

Aku tidak menunduk. Ini kamarku! Wilayahku! Aku menatap mereka dengan penuh amarah. Aku tidak bisa menunduk! Sudah kuputuskan! Aku akan melawan kalian!!! Walau menjadi lebih menyakitkan!!! Aku bukan lagi seorang prembuan lemah yang hanya bisa menunduk takut!

"Liat. Lu udah berani natap gue." Ten berjalan mendekatiku. Tanganya menarik paksa tas yang ada dipunggungku dan melemparkanya pada meja rias yang membuat semua barang berserak jatuh.

"Buat apa gue takut sama lo. Lo juga manusia yang dicekik langsung mati." Balasku meremehkan.

"Mana rasa takut lu? Bukanya nunduk malah melotot lu!" Taeil menjambak rambutku, menundukanya dan mendorongku untuk jatuh kelantai.

"Ikut." Aku belum berdiri tapi Taeil sudah menyeretku kebelakang yang membuatku cepat berdiri dan terkadang menyandung kakiku sendiri.

"Le-lepas akh!!!" Aku memukul tanganya. Dia menyeretku diikuti kakak kakaku yang lain.

"Jaehyun. Tongkat besi." Ucap Taeil yang langsung dilaksanakan oleh Jaehyun. Apa yang akan mereka lakukan padaku. Batinku menjerit!!!

Byur!!! Aku diceburkan ke kolam renang. Aku kaget dan segera mencari tepian kolam.

"Akh!!!" Winwin menginjak kuat kedua tanganku yang kugunakan untuk berpegangan.

"Akh!!! Sakit!" Aku meringin saat Winwin memperkuat tekanan kakinya. Tulangku!!!

"Winwin!" Bentak Doyoung.

"Cih." Winwin meningkirkan kakinya dan perti masuk kedalam. Aku naik dari kolam renang. Airnya sangat dingin, belum lagi angin malam yang terus berhembus menerjang tubuhku. Nyeri ditanganku semakin menjadi.

Aku terbatuk karna air masuk dalam paru paruku. Kupikir mereka hanya akan menceburkanku, tapi tidak. Jaehyun datang dengan dua tongkat besi ditanganya.

Aku menggeleng pelan. Memeluk tubuhku karna hawa malam yang dingin. Mereka akan membunuhku!!!

"Jeno. Ikat tanganya." Ucap Taeyong yang mengambil satu tungkat besi dari Jaehyun. Jeno datang dengan tali yang kutebak baru beli. Pasti akan sangat sulit untuk melepasnya.

"Tidak... Jangan!!!" Aku berontak saat Jeno mengkat tanganku. Tapi Haechan dan Renjun membantu Jeno memegangiku. Aku terduduk dilantai tepi kolam renang dengan kedua tangan diikat.

Dingin. Angin terus berhembus malam ini.

"Nangis lu?" Renjun memegang pipiku dan mendongakkan kepalaku. Aku diam menatapnya tajam.

"Njun."

"Ya bang?" Renjun melepaskan peganganya saat Doyoung memanggilnya.

"Masuk." Renjun menurut dan masuk kedalam.

"Jisung, Chenle, Jeno, Jaemin, Haechan. Lu juga masuk." Tambah Doyoung yang diangguki, mereka pun masuk.

Aku menunduk, kepalaku terasa berat.

DUK!!! Satu pukulan besi mendarat dibahuku.

"Akh!!!" Aku meringin sakit. Pukulan itu turun ke lengan atasku. Tidak!! Jangan disana!!!

BUK!! Pukulan kuat yang membuatku meringis sakit. Itu besi!!! Kulitku akan memar.

"AKK!!" Sakit? Tentu saja. Rasanya tulangku retak, sangat menyakitkan. Air mataku mulai mengalir, ini sangat menyakitkan.

"Sudah hentikan." Kataku pelan yang masih terduduk dengan tangan diikat.

"Cih." Taeyong melempar besi itu kelantai dan pergi bersama Yuta dan Doyoung. Ini menyakitkan. Apa aku akan menangis? Tidak! Jangan menangis.

Tapi kenyataanya aku menangis. Air mataku membasahi pipi. Mereka menyiksaku.

DUAK!!!

"AKH!!!" Tanpa aba aba Taeil memukul pungguku kuat dengan tongkat besi yang direbutnya dari Jaehyun. Aku masih duduk, dengan tangan yang memopang tubuhku agar tidak jatuh kedepan.

Perih, panas. Pukulah itu penyakitkan!

"S-sudah... K-kumohon hentikan hiks..." Aku tak kuat dengan ini. Pandanganku mulai buram. Mereka lebih mengerikan dari apa yang kupikirkan. Aku menahan rasa sakit dibagian punggungku. Ini akan memar lama.

Byur!!! Aku kehilangan keseimbangan. Johnny menendangku hingga tercebur ke dalam kolam renang. Aku tidak bisa berenang, badanku sakit. Apa aku akan mati? Pandanganku mulai gelap.

.
.
.

[Author POV]

Yuya terbangun dikamarnya. Dikasurnya dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya. Yuya mengganti posisi tidurnya menjadi duduk, menggengengam erat selimut yang hangat.

Menatap sekeliling kamar yang...

Rapi?!!!

"Apa yang terjadi?"

...

Bad Brother [NCT Story] Ot-18Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang