"Sangat cantik sayang" lea memeluk nyonya park yang memuji nya
"Gomawo-yo eomma, appa eodi?" Jimin menghela nafas nya kesal. Bagaimana bisa kedua nya meninggal kan nya di depan pintu bahkan diri nya belum sempat bicara satu kata pun
"Appa mu ada panggilan kantor di luar kota sayang, jadi kita ber empat saja tidak apa kan nak" lea tersenyum dan mengangguk. Tidak masalah lagipula bisa makan bersama lain kali dengan appa tunangan nya itu
"Ada apa dengan mu eoh" jimin menatap kesal lea
"Kalian meninggal kan ku sendiri di depan pintu bahkan aku belum sempat bicara,lupa eoh!" Lea tidak bisa menahan tawa nya melihat raut wajah laki laki mochi yang satu ini
"Aigoo hyeong. Kau itu lebay sekali" jimin menatap jihyun yang baru akan menduduk kan diri nya ke samping eomma park tapi sebelum itu ia menyempatkan diri untuk memeluk lea bukan karena rindu tapi ia ingin melihat hyeong bantet nya kepanasan
"Ya! Dasar saeng kurang ajar kau. Hei! Berhentilah memeluk kekasih ku park jihyun!" Nyonya park tertawa melihat pemandangan di hadapan nya ini
"Chagi-ya!" Lea melepas pelukan jihyun ketika suara jimin mulai mendekati oktaf tertinggi
"Aku dengar Bè. Dia itu saeng mu, tetap cemburu memangnya?" Jimin mencium sekilas birai merah muda itu di hadapan jihyun
"Huwek! Pergi sana. Jangan memberiku toxid mesum di hadapan ku. Tidak tau tempat untung eomma sedang di dapur. Noona~ kenapa kau betah sekali dengan laki laki mesum seperti jimin hyeong itu, hah" jimin yang menatap jihyun dengan sorot mata meledek kini berubah seketika ketika sang adik mengolok olok diri nya di depan kekasih nya
"Sudalah Bè! Mengalah sajapada uri jihyun. Dan jihyun-ah jangan terus menggoda kami eoh!terutama hyeong mu. Jika kau nanti sudah masuk kedalam dunia cinta setiap perlakuan hyeong mu pada noona pasti kau benar kan" jimin menatap jihyun dengan tatapan mengejek karena lea kali ini membela nya. Ah senang sekali melihat raut wajah kesal jihyun
"Ya ya ya! Tidak usah menatap ku begitu hyeong. Noona! Abaikan saja jimin hyeong itu" lea tertawa melihat kekonyolan kakak beradik ini. Perkataan jihyun membuat nya emosi, bagaimana bisa anak itu terus menyebut nya bantet, diri nya juga sama saja. Nyonya park melihat jimin yang akan membalas perkataan jihyun pun segera menyela nya
" berhentilah berbuat onar kalian berdua" lea membantu nyonya park menyiapkan makanan di meja dengan berusaha menahan tawa karena kedua laki laki itu sedang di beri nyanyian oleh eomma kesayangan nya
Setelah mendapat nyanyian dari sanga eomma mereka memutus kan untuk makan.
"Bè, kau mau ku ambil kan yang mana" jimin tersenyum ke arah kekasih nya yang menaruh beberapa lauk kesukaan nya
"Kau tau chagi. Kalau pun aku menyebutkan jangan pakai sayur pun kau pasti akan memberiku makanan hijau itu bahkan lebih banyak dari porsi ku. Tapi apapun itu asal kau yang memberikan nya aku akan menyukainya" lea tidak menggubris jimin, nyonya park tersenyum melihat pemandangan romantis di hadapan nya itu
Lain hal nya dengan jihyun, laki laki itu memutar bola mata nya jengah melihat tingkah menyebalkan dan manja hyeong nya
"Noona! Dia itu hanya membual bisa nya" kedua nya saling manatap dan membuat diri nya dan nyony park ber paradigma kembali
'Mereka mulai lagi' monolog lea
'Aku mengidam apa dulu ' monolog nyonya park
Tapi bukan nyonya park jika tidak bisa membuat topik baru untuk membangun komunikasi
KAMU SEDANG MEMBACA
SUSCEPTIBLE ✅ [ON GOING]
General Fiction"chagia?" gadis itu menghela nafas nya secara halus "jinja!" jimin mengangguk cepat sebagai jawaban untuk kekasih nya chup!