12.Dihukum

19 2 0
                                    

TEKAN TANDA 🌟 DI
POJOK KIRI BAWA

Pagi ini Anara terkena sial, pagi pagi sudah dihukum saja oleh petugas piket, karna terlambat.

"Sampe kapan, gue di hukum gini? Gatau apa gue udah laper? Pake aus lagi." Oceh Anara sendiri yang sedang berdiri menghormat bendera di lapangan sekolah.

Rey yang tak sengaja keluar kelas, niat ingin ke perpustakaan mengambil buku urung karna melihat Anara yang sedang berdiri di lapangan.

Rey berjalan mendekati Anara.

"Loe kenapa dihukum?"

Anara hanya diam tidak melirik ke samping dan tak kunjung menjawab pertanyaan yang dilontarkan Rey.

"Loe tuli?" Desis rey bertanya.

Anara hanya memutar bola matanya tanda malas menanggapi orang yang sedang berbicara disampingnya.

"Loe marah soal yang kemarin?

"Udah tau, masih nanya."
Ketus Anara.

Mendengar itu Rey beranjak dari sana menuju perpustakaan mengambil buku yang di suruh guru.

Di dalam kelas Rey.
Entah kenapa pikiran Rey tiba tiba kepikiran Anara.
Sehingga dia berinisiatif buat keluar dari dalam kelas.

"Pak, saya izin ke Uks.
Kepala saya pusing." Drama Rey Berbohong.

"Ya sudah sana." Kata pak Samsul yang sedang masuk di kelas Rey.

Tanpa di ketahui pak Samsul, Rey membawa buku tulisnya. Lalu melangkah keluar dari dalam kelas langsung menuju lapangan.

Berdiri disamping Anara lalu mengangkat bukunya ke atas guna menghindari terik matahari yang tepat mengenai muka Anara.

Anara yang merasa tiba tiba Teduh, menengadah ke atas. Melihat buku di atas yang menghalangi matahari menerpa wajahnya. penasaran siapa yang melakukanya Anara melirik ke arah samping.

"Loe, ngapain disini?

"Gue cuman kasian aja liat loe, kepanasan di terpa terik matahari di tengah lapangan kaya gini.
Entar klo loe sakit Asisten gue siapa? Alibi Rey.

"Gue ga, suka di kasihanin, apalagi dengan alasan yang ga jelas" Sinis Anara berucap.

Beberapa menit berlalu Rey tetap disana menemani Anara yang sedang berdiri di depan tiang bendera.

"Loe ngapain si, masih disini?

"Nemenin loe,"

"Gue ga butuh ditemenin.
Ujar Anara dengan memegang kepala yang mulai merasa pusing dan penglihatan yang mulai kabur.

Rey yang melihat itu bertanya.

"Loe sakit? Bibir loe pucat Ra."

"Ga, mending loe pergi sana.

Setelah berucap, badan Anara pun Tumbang. Dengan sigap Rey menyanggah badan Anara agar tak terjatuh ke bawah tanah.

Anara pingsan Rey membawanya ke UKS  menggendong nya ala bridle style.

Membaringkan Anara di atas brankar UKS.

"Tolong jagain dia sampe dia sadar, gue mau keluar sebentar. Perintah Rey pada siswa yang bertugas disana.

"Ok, ka." jawab seorang adek kelas yang bertugas menjaga Uks.

Rey, berjalan ke arah Kantor mengetok pintu ruang kantor

"Permisi, pak..!!! Ucap Rey sopan.

"Iya, ada urusan apa kamu dateng ke sini?

"Mohon maaf pak, kedatangan saya kesini ingin melaporkan Anara di bawa ke Uks Karna tadi dia pingsan di lapangan pak. Tutur Rey berucap.

My Love Gesrek Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang