Distress and Coma
Chansoo/Chandi
Chanyeol x Kyungsoo
Drama, Tragedy
*
*
*
Prolog
Hari ini adalah hari terakhir di sekolah. Setelah menerima piagam penghargaan sebagai tanda bahwa mereka telah resmi lulus dari sekolah yang telah tiga tahun mereka tempati.
Semuanya seolah melepaskan apapun yang tertahan di dada mereka, hal-hal yang selama ini mereka tahan pada hari ini semuanya meledak pada satu momen kebahagiaan, haru dan sedih bercampur menjadi satu.
Sama seperti siswa lainnya, yang memiliki segudang kenangan bersama tempat ini. Tak ubahnya seperti siswa lain yang mengambil momen hari kelulusan sebagai satu hari di mana mereka akan melakukan apapun yang belum pernah mereka lakukan selama ini.
Tak sedikit dari mereka yang tiba-tiba memiliki rasa keberanian besar untuk melangkah maju dan melakukan keinginan yang selama ini terpendam.
Salah satunya adalah dia, Park Chanyeol.
Entah karena keberanian atau kerasukan, dia memanggil seseorang yang sebenarnya tidak ingin ia ganggu. Tetapi hari ini seperti sebuah pengecualian. Di hari ini Chanyeol hanya ingin mengungkapkan perasaannya kepada orang itu. Orang yang selama ini dia kagumi diam-diam tanpa berani mengucap rasa yang selama ini terpendam dalam asa.
Teruntuk hari ini dia bertekad akan menyatakan segala isi hatinya mengenai orang itu. Walaupun ia yakin pasti sebuah tolakan yang ia dapat, namun ia sudah siap menerimanya. Setidaknya, ganjalan di hatinya bisa hilang dan perasaannya bisa ia ketahui.
***
Senja kala itu sekolah sudah cukup sepi, setelah pesta kelulusan SMU Kyung Hee berakhir. Pada tangga sisi sekolah, tampak seorang pemuda menaiki anak tangga dengan perasaan yang ragu. Ingin rasanya ia batalkan tetapi orang itu telah menunggunya di atas atap sekolah seperti undangannya sebelumnya. Tak mungkin bukan dia meninggalkannya begitu saja? Lagipula, untuk hari ini saja, gelar pengecut yang ia sandang ingin sekali ia runtuhkan. Walaupun ia yakin bahwa gelar itu sudah sangat melekat di dirinya, jawaban yang akan dia dapatkan juga tidak akan meleset.
Pasti ditolak, batinnya.
Maka di sinilah ia, berdiri melihat sosok seseorang yang telah menunggunya dengan wajah yang datar.
Setelah menelan ludah dan menyemangati diri sendiri yang sudah merasa K.O dalam hati, pemuda itu melangkahkan kakinya mendekati orang itu. Ketika telah berhadapan, ia merasa punggungnya basah karena keringat yang mengucur sejak tadi, padahal angin berhembus cukup kencang dan dingin karena hari senja.
Hhh...
Seolah mengumpulkan keberanian, ia menghela napas cukup panjang disertai dengan tatapan mata yang serius dari balik kacamata minusnya. Ia menatap orang itu dengan sorot yang berbeda. Sesekali orang itu membuang muka karena bosan menunggu.
Inilah saatnya,
"H-hei," sapanya terbata.
Yang dipanggil hanya diam. Menatap lurus pada pemuda tinggi berkacamata tebal yang dikenalnya sebagai orang aneh, tetapi dikenal sebagai seorang jenius di sekolah.
"...a-ada yang mau aku sampaikan." Lanjutnya.
Orang itu tak terlalu mengenalnya, ia hanya pernah mengobrol beberapa kali dan naik kereta yang sama ketika akan pulang. Itu pun tidak setiap hari.
"Apa?"
Saat mendengar suara itu meluncur dari mulutnya, Chanyeol semakin ragu, apakah ia harus mengatakan perasaannya atau pura-pura saja mengajaknya untuk bergabung dengannya makan malam bersama? Tapi bayangan si pengecut gagap yang selama ini disandangkan padanya seolah meledek di belakang kepalanya.
"Aku..." dia harus yakin kali ini, toh jika ditolak dia tidak akan bertemu lagi dengannya, "AKU SUKA PADAMU!"
...
Ada hening sejenak, suasana kaku dan dingin yang tiba-tiba menyeruak memaksa mereka untuk saling menatap satu sama lain. Namun langkah kaki pemuda itu memecah kesunyian tatkala ia berjalan mendekati Chanyeol di depannya dan melontarkan jawaban yang singkat.
"Kau sangat menjijikan."