"Mama! Taehyung nakal!" Jeon Jeongguk, lima tahun, merengek gara-gara anak tetangga usil yang suka ngisengin dia tanpa kapok. Setiap hari, tanpa absen, Kim Taehyung akan selalu main ke rumahnya buat gangguin Jeongguk dan mainannya.
Lihat aja sekarang. Taehyung terus-terusan rebutin mainan di tangannya dan dibawa kabur. Gimana Jeongguk nggak kesel?
Mendengar tangisan yang memecah ruangan, si Kim malah ketawa seolah-olah nggak ngerasa bersalah—ya memang nggak. "Jeongguk! Ssht! Nggak boleh nangis!" Taehyung yang lebih tua satu tahun itu berhambur pada Jeongguk, nguyel-nguyel pipi si Jeon gemas dan terus ucapkan, jangan nangis! Jelek!
Dan malah buat tangisan Jeongguk lebih keras lagi.
Tentu saja Mama Jeon nggak datang-datang. Orang lagi belanja, cuma Jeongguk nggak tahu saking asiknya main sama mainan baru, mainan figur Iron Man yang dibelikan ayahnya dua hari lalu.
"Taehyung nakal! Jauh-jauh sana!" Jeongguk meronta, pukul-pukulin tubuh Taehyung yang sedikit lebih tinggi darinya biar menjauh. "Nggak mau main sama Taehyung! Sana pergi!"
"Aduh, aduh! Udah!" Taehyung menjauh, usap-usap dada dan pipinya dengan muka cemberut; merajuk. Jeongguk mukulin dia mana-mana. Bocah itu memang kurang ajar. Udah manggil nggak pakai embel-embel 'Kak', terus suka teriak-teriak sambil pukulin Taehyung. Bahkan pernah sampai gigit.
Taehyung kesal. Dia bangkit dengan raut malas. "Ya udah kalau nggak mau main sama aku. Jeongguk juga nakal, aku nggak mau main sama Jeongguk." Taehyung tarik kulit di bawah matanya dengan telunjuk, julurin lidah dengan muka jelek. "Wlek."
Berjalan mundur, Taehyung nggak sadar kakinya kesandung mainan, kemudian keseimbangannya goyah. Taehyung jatuh ke belakang, bokongnya menghantam sesuatu sampai patah; mainan Iron Man Jeongguk.
Mendelik, takut-takut Taehyung lirik ke bawah. Ternyata benar. Mainan kesayangan si Jeon itu kepala dan lengannya lepas di bawah bokongnya. Mampus. Meringis miris, Taehyung diam-diam berhitung dalam hati.
Satu... dua... ti—
"Huaaa! Taehyung!!!!"
Tuh, kan.
Panik, Taehyung cepat-cepat pungut mainan Iron Man yang sudah rusak itu dan singkirkan jauh-jauh. Berharap semoga aja dia nggak kena semprot sama Papa-Mama Jeon habis ini. Total kelimpungan, apalagi Jeongguk yang nanginya tambah kenceng. Duh.
"J-Jeongguk, aduh, jangan nangis! Um, bentar! Kamu di sini dulu, ya? Jangan ke mana-mana, nanti aku balik lagi! Janji!" Dengan begitu, Taehyung ngacir keluar rumah dengan membawa mainan Iron Man yang rusak tadi, ninggalin Jeongguk yang masih nangis lengkap dengan muka sembab dan ingus di mana-mana.
Taehyung pergi, nggak balik-balik. Bahkan sampai Jeongguk udah nggak nangis lagi, Taehyung masih nggak balik. Lama. Jeongguk pikir Taehyung cuma bohong waktu bilang dia bakal ke sini lagi. Pasti Taehyung cuma mau kabur biar nggak dimarahin Mama sama Papa.
Jadi Jeongguk pilih buat mainin mainan lain—masih dengan muka beler dan napas tersengguk-sengguk kecil. Tapi dia udah nggak sekesal tadi. Sekarang dia bosen. Jeongguk semata-mata cuma mau Taehyung balik sesuai janjinya dan temenin dia lagi.
Kemudian benar, Taehyung kembali setelah beberapa lama. Dengan muka penuh penyesalan dan rasa bersalah, dia masuk dan hampiri Jeongguk di dekat sofa, duduk bersila di hadapan bocah itu. Tangannya di belakang sembunyiin sesuatu, sebelum kemudian Taehyung tunjukin mainan Iron Man Jeongguk tadi; dengan kepala dan lengan yang kembali terpasang, dengan perekat warna biru yang mengitari dengan semrawut.
"Jeongguk... maaf. T-tadi aku nggak sengaja! Aku kesel sama Jeongguk tapi aku nggak sengaja rusakin... maaf. Aku juga udah benerin! Maaf, ya, jadi jelek... aku udah minta tolong sama Kak Namu juga."
Sepasang mata Jeongguk mengerjap lucu, kedip-kedip polos dengerin tuturan kata Taehyung sambil sesekali menyerot naik ingusnya.
"Nanti biar aku yang bilangin Mama sama Papa kalau aku yang rusakin. Jadi Jeongguk nggak ikut dimarahin. Ya?"
Sorot mata Taehyung tulus, tatap Jeongguk penuh penyesalan dan berkaca-kaca. Jadi Jeongguk mengangguk, ambil mainan Iron Man-nya dan diteliti lamat-lamat. "Iya, jadi jelek."
Taehyung makin merengut. Dia langsung ambil sesuatu yang lain di belakang punggungnya; boneka beruang. Favorit Taehyung, dia ambil dari kamarnya. Kalau Jeongguk suka mainan figur dan lain sebagainya, Taehyung lebih suka boneka. Empuk, bisa diajak tidur. Dan Taehyung paling suka beruang.
"Ini!" Taehyung sodorkan bonekanya ke arah Jeongguk.
"Apa?"
"Boneka."
"Buat apa?"
"Buat Jeongguk, lah!"
Nggak terima penolakan, Taehyung tarik tangan kecil Jeongguk yang lain dan beri boneka beruang itu. "Pokoknya buat Jeongguk. Nggak boleh dirusakin! Nggak boleh dihilangin! Nanti aku marah!"
Jeongguk melotot. "Taehyung marah?"
"Iya, marah banget. Nanti aku gigit! Mau?"
Menggeleng, Jeongguk peluk boneka beruang tadi dengan sepasang mata yang membulat lucu. Taehyung tersenyum puas, mendekat dan kembali mendekap Jeongguk gemas. Nguyel-nguyel pipi Jeongguk dan kali ini si Jeon nggak nolak.
"Pinternya Jeongguk."
Merengut, Jeongguk justru balik peluk Taehyung yang sedikit lebih besar. "Taehyung di sini aja sama Jeongguk. Jangan pergi-pergi," ucapnya dengan kata-kata yang masih cadel—tapi lucu. Taehyung ketawa, "tadi katanya suruh jauh-jauh?"
Jeongguk menggeleng. "Nggak jadi."
Hingga pada akhirnya kedua bocah itu kecapekan main dan berakhir ketiduran pada karpet di dekat sofa, saling pelukan. Mama Jeon pulang nggak lama kemudian, tersenyum hangat dan bawa keduanya buat tidur di kamar Jeongguk dan dirinya.
Singkatnya begini. Ini tentang Jeon Jeongguk dan Kim Taehyung; tetangga dan teman main dari jaman orok.
▬▬▬
hello! finally i got the mood to write again, hehe. work ini bakal pendek sih (hopefully). masih kookv. best friends to lovers au.
enjoy! x 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
17 | kv
Fanfiction𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆. "Kalau sampai umur tujuh belas kita belum punya pacar, kita pacaran aja." Jeongguk dan Taehyung buat perjanjian di umur mereka yang ketiga belas, di ruang tengah rumah Taehyung sore-sore selepas nonton sinetron alay dan kemakan pemi...