"Jefri lagi sakit. Gue nebeng lo, ya."
Masih pagi. Jeongguk baru siap-siap mau ke sekolah pas ternyata udah dihadang sama Taehyung depan teras, lengkap sambil nenteng helm. Cengo sebentar, hampir-hampir Jeongguk tempeleng wajah ngeselin Taehyung dengan cengiran sok polosnya.
"Lo nggak assalamualaikum dulu, kek, buset pagi-pagi udah ngapel."
Taehyung berdecih. "Geer. Ngapain juga gue ngapelin lo, anjing."
"Lah ini lo ngapain kalo nggak ngapel."
"Gue mau nebeng lo?! Udah dibilang Jefri lagi sakit."
Hadeh. Mendesah, Jeongguk pasrah, hafal sama kelakuan Taehyung. Dia jalan ke motornya diikuti si Kim. "Ya gimana nggak sakit, orang lo pakai balapan mulu."
Jefri nama motornya Taehyung, by the way.
Alhasil, Jeongguk mana bisa nolak? Berakhir dengan Taehyung yang udah duduk manis di jok belakang motor gede Jeongguk dan pemiliknya yang masih sibuk nge-starter motornya. Mereka berangkat setelah seruan Jeongguk yang pamit sama Mama Jeon menggelegar; "Ma! Aku berangkat! Sama Taehyung!" Kemudian balasan dari Mama Jeon yang lagi sibuk cuci piring berupa, "hati-hati bawa motor! Jangan ngebut-ngebut bawa anak orang kamu."
Jeongguk sempat putar bola matanya mendengar ucapan si Mama. Orang Taehyung juga hobi kebut-kebutan.
Oh, iya. Endingnya, mereka masuk SMA yang sama. Sebenernya gara-gara Jeongguk yang sok ngide buat ngotot satu sekolah sama Taehyung. Alasannya simpel—dan agak nyeleneh—yaitu cuma buat jagain Taehyung kalau-kalau ada yang aneh-aneh lagi sama bocah itu. Maksudnya, kalau Taehyung punya pacar brengsek lagi, kalau ada yang gangguin Taehyung, kalau Taehyung sewaktu-waktu butuh dia, atau mungkin kalau Taehyung kangen dia. Lagian SMA nggak buruk, Jeongguk tetap bisa ngikutin pelajarannya. Mereka ambil jurusan yang sama, namun kali ini kelasnya beda.
Taehyung di IPA 1, Jeongguk di IPA 3. Tentu saja selisih satu kelas yang menjadi penengah antara kelas mereka nggak jadiin itu penghalang buat keduanya untuk sama-sama barengan. Nempel ke mana-mana. Bahkan beberapa kali disangka pacaran kalau aja ceweknya Jeongguk nggak segudang serta Taehyung yang sering gonta-ganti cowok.
Ditambah keduanya artis sekolah. Ya siapa, sih, yang nggak terpesona sama dua bocah itu. Jeongguk si ganteng dari klub band sekolah yang pinter dan menghanyutkan, lalu Taehyung si rebel ganteng—dan juga manis—yang suka tebar pesona sama ikut balapan. The perfect duo.
"Terus lo gimana baliknya ntar?" tanya Jeongguk sesampainya mereka di sekolah. Parkirin motor, Jeongguk lepas helm sambil benerin rambutnya lewat kaca spion.
Taehyung udah turun dan ikutan benerin rambut di spion satunya. "Nggak tahu, deh. Sama Jimin kali? Atau pesen ojol lah gampang."
Jeongguk mengernyit. "Pacar lo nggak mau nganterin apa?"
"Sibuk doi. Anak OSIS kebanyakan acara, sih."
"Ck," menghela napas, Jeongguk akhirnya turun dari motor usai mencabut kuncinya. Berjalan bersisian bersama Taehyung menuju kelas mereka yang searah. "Pulang sama gue."
Mendengarnya, alis Taehyung naik sebelah. "Bukannya lo mau jalan sama Mina?"
Jeongguk mengendik. "Gampang. Ntar gue bilang aja nggak jadi, ada urusan."
"Ngibul mulu sukanya."
"Siapa?"
"Lo, lah."
Bola mata Jeongguk berputar malas. "Serius. Gue nggak ngibul, Taehyung. Lo urusan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
17 | kv
Fanfiction𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆. "Kalau sampai umur tujuh belas kita belum punya pacar, kita pacaran aja." Jeongguk dan Taehyung buat perjanjian di umur mereka yang ketiga belas, di ruang tengah rumah Taehyung sore-sore selepas nonton sinetron alay dan kemakan pemi...