6 - Gelut

1.6K 240 11
                                    

Jeongguk nggak kaget sebenernya. Kabur kayaknya udah jadi nama tengah Kim Taehyung. Pagi itu habis dia dapet chat dari Taehyung yang bilang kalau bocah itu mau pergi supporteran, Jeongguk agak sebel. Dikit. Itu artinya dia nggak jadi anterin Taehyung pulang dan berakhir harus jalan sama Mina. Ya nggak apa-apa, sih. Tapi tetep agak sebel.

Mereka juga ketemu pas istirahat dan Jeongguk sempet nanya-nanya tentang, "tempatnya di mana?", "pulang jam berapa? Jangan malem-malem. Ntar ujan," dan juga sedikit wejangan seperti, "nggak usah aneh-aneh. Nggak usah tawuran. Ntar lo bonyok-bonyok nyusahin." Dengan bonus toyoran di jidat.

Taehyung cuma iya-iya aja sambil usep-usep jidatnya pakai muka nyinyir. "Iya, iya, tai. Gue cuma supporteran doang bukan mau camping."

"Ya kemaren lo juga bilang gitu mau beli ciki doang pulang-pulang motor lo ancur gara-gara balapan."

"Engga ancur?! Cuma agak rusak doang mesinnya sama lecet-lecet dikit. Lebay lo."

"Sama aja."

"Anjing."

"Elo anjing."

Kemudian debat. Nggak penting pula. Jimin yang nyempil di antara mereka cuma muter mata males saking bosennya ngelihat itu dua manusia ngatain satu sama lain. Padahal ya sendirinya sama aja nggak beda jauh. Sama-sama anjing di jalannya masing-masing.

Sampai pas pulang sekolah mereka siap-siap cabut ke stadion. Rame, berangkat bareng anak-anak lain yang ikut. Taehyung sempat datengin Jeongguk sekali lagi cuma buat nanya, "lo nggak mau ikut?"

Mereka berhadapan di ambang pintu kelas IPA 3. Dengan keduanya yang sama-sama nenteng tas di sebelah sisi bahu. Jeongguk yang masukin kedua tangan dalam saku celana dan Taehyung yang kancing-kancing seragamnya total lepas semua, lengan digulung dan dengan kaus hitam polos di dalamnya. Udah kayak preman. The extremely attractive one, pikir Jeongguk.

Menggeleng kecil oleh isi kepalanya sendiri, Jeongguk lantas berdeham sekali dan jawab pertanyaan Taehyung. "Enggak. Gue ada janji sama Mina, lupa?"

Taehyung mencebik. "Siapa tahu lo mau batalin? Let's have some fun, Gguk. Jangan pacaran mulu. Gonta-ganti cewek pula."

Jeongguk mendengus. "Ya lo juga gonta-ganti cowok."

"Enggak. Jarang. Mantan gue setelah Kak Hoseok berapa emang? Dua. Terus Kak Bogum—masih pacar, sih." Taehyung tampak berpikir sebentar lantas mengangguk-angguk pasti, kemudian menyalak. "Lah lo?! Semua dipacarin, tai. Pacaran apaan cuma seminggu putus terus tiba-tiba ganti lagi?!" Taehyung nodong Jeongguk kayak tersangka kriminal. Yang ditodong nggak peduli.

"Ini lo mau supporteran apa nyeramahin gue?"

"Ck," Taehyung mengusak rambutnya frustrasi. Mukanya ketekuk kesel tapi nggak tahu gimana juga lucu. Iya, ini, mah, di sudut pandang Jeongguk. "Ya udah, deh. Gue cabut, ya? Udah ditungguin."

Jeongguk senyum, ngangguk dengan tangan terulur dan gantian usak rambut Taehyung. "Hm. Kalau udah sampai rumah kabarin gue."

Taehyung bergumam malas, jalan menjauh dan angkat tangannya sambil serukan, "iya. Bawel lo jelek."

Bukannya marah, Jeongguk malah ketawa. Dia lihatin punggung Taehyung yang makin menjauh dan hilang di persimpangan koridor buat nyusul Jimin dan anak-anak lain.

Kim Taehyung.

Jeongguk mendengus dan tersenyum singkat sebelum merogoh saku celana guna raih ponselnya dan mengetik pesan buat Mina kalau dia bakal jemput cewek itu ke kelasnya. Memang habis ini dia bakal jalan sama Mina—tapi entah kenapa, dan mungkin selalu. Sejujurnya, Jeongguk masih khawatirin Taehyung dengan kelakuan tengilnya yang barbar dan bisa bikin rusuh satu kelurahan. Namun alih-alih cemas oleh kericuhan yang mungkin bisa dibuat, sedikit banyak, Jeongguk lebih khawatir kalau Taehyung kenapa-kenapa.

17 | kvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang