Happy Reading
*****
Derap langkah kaki dari sepatu pantofel mewah terdengar memekikkan pendengaran kantor lantai paling atas di koridor perusahaan.
Tangan yang tertata rapi di saku celana dengan Tuxedo biru dongker yang melekat pas di tubuhnya. Serta bau maskulin mahal khas milik seorang pria.
Menambah kesan gagah dan berwibawa setiap mata memandang.
Semua yang berpas-pasan dengannya selalu menunduk hormat sambil memandangi durja tampan yang menyejukkan mata tak lupa juga dengan sapaan orang orang.
"selamat pagi, sir."
Yah, meskipun sapaan itu akhirnya tidak di balas sama sekali oleh sang durja tampan yang sedang berjalan.
____________
Leonides Masuk ke dalam sebuah ruang megah yang berisi aneka persenjataan di Perusahaan miliknya.
Dia berdiri dengan datar di depan mesin pendeteksi selama kurang lebih 5 detik.
"Welcome Mr. Leo." Suara pendeteksi dari layar hitam yang tertanam dalam dinding berwarna silver itu terdengar begitu lancarnya.
Akses terbuka, leo langsung masuk kedalam ruangan serba hitam dan pintu otomatis di belakangnya tertutup kembali.
Leo menelisik area sekitarnya. Matanya memincing ke arah segala sudut ruangan.
Assisten pribadi yang selalu mengikuti langkahnya melakukan hal yang sama persis, yaitu melihat segala penjuru ruangan hitam itu.
Setelah itu, mereka sama sama terdiam selama beberapa menit.
Leo melangkahkan kakinya mengambil sebuah senjata di atas kayu yang dilapisi sebuah kain merah.
Raging Bull Eagle
"Beberapa mafia rusia golongan Maguerio menginginkan senjata itu sir." Reksa berucap sambil menunduk hormat tanpa diminta
Leo tak menjawab. Tanganya masih asik menggegam dan memutar mutar sebuah pistol langka yang hanya ada 1 di seluruh dunia.
Smirk iblis di bibirnya terbit dengan begitu menyeramkan,
"Siapa?" Tanya Leo dengan Aura dingin dan ketegasan yang senantiasa menyelimuti.
"Kepala mafia maguerio, Edward Johansen."
Leo menganggukkan kepalanya. Senyum iblisnya masih terpatri jelas di durja tampanya.
"Bilang pada bajingan itu. Ini milikku, Touch my mine. You die!" Ucap Leo bengis dan langsung di balas anggukan kepala mantap oleh Reksa.
Leo meletakkan senjatanya di tempat semula.
Laki laki itu melangkah kan kakinya menuju sebuah kursi di sudut ruangan di samping jendela besar yang memperlihatkan pekatnya awan.
Reksa masih berdiri. Menunggu kelanjutan perintah dari orang yang paling dia agungkan di hadapanya
"Apa dom sudah mengirim data impor perusahaan?" Tanya Leo tanpa menatap reksa.

KAMU SEDANG MEMBACA
(PFL) PART FOR LIFE
Roman d'amourALERTS!!! For all readers must read wisely without copying the readings. All stories will automatically be protected by "the laws of the Republic of Indonesia" Enjoy You reading guys! PART FOR LIFE ***** Moskow, Rusia Eliora zeta Jones perempuan pen...