𝑪𝑯𝑨𝑷𝑻𝑬𝑹 𝟖

478 58 15
                                    

Tidak perlu dibicarakan lagi kalau Miya Atsumu merupakan seorang pemain voli yang andal, bahkan saat ini ia baru duduk di kelas dua dan sudah menjadi andalan sekolahnya.

Tak sedikit para pencari bakat di bidang voli mulai melirik Atsumu, bahkan kemarin saja ia sudah dstang ke kamp pelatihan khusus yang mengumpulkan anak-anak berbakat dan berpotensi untuk dilatih.

Coba saja disebutkan siapa saja yang ada disana, Sakusa Kiyoomi, Hoshiumi Korai, Kageyama Tobio. Lihat kan, Atsumu sudah masuk ke dalam golongan pemain jenius.

Begitu banyak hal yang sudah ia capai untuk ukuran pemuda yang baru duduk di bangku kelas dua SMA dan memulai voli sedikit terlambat karena dulu sempat menggemari sepak bola.

Percayalah, untuk mencapai semua itu membutuhkan usaha yang tidak sedikit, bukankah aku sudah pernah membahas hal ini?

Bagi (name) dan Atsumu, hanyalah akhir pekan untuk mereka menghabiskan waktu bersama. Sangat sulit untuk keduanya memiliki waktu yang luang, terutama Atsumu.

Latihan pagi sebelum bel berbunyi, dan setelah pulang latihan lagi dengan porsi yang mematikan. Belum lagi latihan tambahan saat akan ada turnamen dan latihan khusus musim panas, kemping gabungan dengan sekolah lain saat liburan.

Golden week berkencan dengan (name)? Mimpi. Latihan disekolah tiga hari berturut-turut sampai menginap. (name) saja sempat ngambek karena tahu Atsumu akan menginap di sekolah saat golden week.

Yah lihat ini, akhirnya (name) tetap pasrah dan akhirnya meghabiskan golden week di Inarizaki untuk melihat Atsumu berlatih, lalu saat latihannya selesai (name) dapat sedikit menghabiskan waktu bersama Atsumu kemudin pulang kerumahnya.

Jujur saja, golden week yang menyedihkan ketika (name) membuka sosial medianya dan melihat unggahan teman-temannya yang pergi berbelanja bersama teman atau jalan-jalan lucu dengan kekasihnya.

Masalahnya disini, (name) tidak punya teman di Hyogo dan kekasihnya juga sibuk dengan selingkuhannya alias dengan bola voli.

Lihat sisi positifnya, ia dapat membantu manajer tim voli mereka untuk menyiapkan makanan, membalik papan skor, ataupun mengisi botol minum.

Dan seperti yang diketahui, Atsumu bukanlah monster olahrga seperti Hinata ataupun Kageyama dari Karasuno, walau jarang, namun bisa saja sesekali Atsumu akan jatuh sakit.

Jujur saja, saat kelas satu dulu pemuda ini hanya absen sebanyak lima kali, dua hari saat ia radang tenggorokan, dua hari saat ia bolos untuk pergi ke Tokyo bersama orang tuanya guna membeli boneka ke toko yang baru saja buka di Shibuya-ya, ibunya si kembar Miya ini sangat menyukai boneka.

Berawal dari si kembar yang sengaja tidak dibangunkan oleh orang tuanya, bahkan Osamu yang biasanya memasang alaram saja pada hari itu menjadi sedikit bebal karena sampai ponselnya jatuh dari kasur akibat getaran yang muncul, pemuda itu tak kunjung bangun.

Apalagi Atsumu, kawan ranjang bawahnya yang begitu bebal setiap harinya, tak akan bangun sampai Osamu menarik paksa selimut si pirang.

Kalau kalian bertanya apakah mereka masih satu kamar? Iya. Sudah tidak ada penjelasan lagi.

Kembali lagi pada saat itu, akhirnya Osamu bangun dengan sendirinya pada pukul setengah sepuluh pagi dan sangat panik, segeralah ia menarik paksa selimut kaka kembarnya dan bergegas mandi lalu memakai seragam.

Sampai di bawah ia hendak mencari ibunya untuk berpamitan, sang Ayah malah mentertawakan si bungsu kelabu yang hampir tersandung karena terburu-buru.

Pria Miya berumur setengah abad itu tertawa ringan, kemudian membuka mulutnya, "Samu, ganti bajumu, hari ini kita akan pergi ke Tokyo, jangan lupa untuk membangunkan Tsumu, ya."

miya atsumu ; PHILOCALYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang