𝑪𝑯𝑨𝑷𝑻𝑬𝑹 𝟗

342 52 2
                                    

Ingat tidak, sore hari dimana Miya Atsumu dan (full name) mengetahui perasaan mereka satu sama lain? Sore dimana (name) berlari kembali kesekolah guna menyusul pemuda pirang semiran yang memiliki senyum indah hanya untuk memberikan sebuah harapan kepadanya.

Percayalah, walau sudah mengetahui perasaan masing-masing, untuk secara resminya menjadi pasangan tidaklah semudah itu. Atsumu sendiri tidak ingin semerta-merta langsung mengajak (name) untuk berkencan, kau tau.

Miya Atsumu tau kalau (full name) tidaklah segampang itu. Pernyataan suka yang diungkapkan oleh (name) sejujurnya merupakan permulaan bagi pemuda Miya satu ini.

Sungguh sabar untuk si Miya sulung ini ketika melihat (name) yang—sedikit melewati batas? Entahlah, yang jelas tidak jarang untuk gadis manis satu itu melakukan tindakan-tindakan yang membuat Atsumu ingin segera meresmikan hubungan mereka.

Ditambah lagi, walaupun (name) sendiri merupakan anak yang anti sosial di Inarizaki, tapi percayalah sebenarnya gadis berbakat ini populer dikalangan pemuda di kelasnya, bahkan ada beberapa juga yang mengincar (name) dari kelasnya Atsumu.

Tidak sedikit dari mereka yang berhasil membuat hati Miya yang lebih tua ini panas saat mereka membicarakan betapa bagusnya gambar (name) untuk tugas seni rupa atau sekedar membicarakan bibir mungil (name) yang sedikit kemerahan karena dipoles tipis oleh liptint setiap paginya.

Namun, Miya ini masih bisa tahan untuk hal tersebut, maksudnya membicarakan (name) bukan berarti mereka dapat memiliki (name) bukan? Lihat saja dirinya sendiri pun memiliki banyak penggemar wanita dan sering juga dibicarakan, tapi lihat saja status pemuda ini, masih terjebak dalam friendzone.

Jujur saja, jangankan Miya Atsumu yang jauh lebih transparab daripada Miya Osamu, bahkan saudara kembar si terang saja sudah naik pitam ketika ia mendengar sekumpulan pemuda mesum dari kelasnya dan kelas sebelah yang duduk merembuk di kantin sekolah saat istirahat siang dan membicarakan betapa indahnya paha (name) yang terekspos saat menggunakan pakaian olahraga.

Miya terang dan gelap sangat amat naik pitam. Apalagi mengingat jadwal pelajaran olahraga kelas Osamu adalah hari selasa sebelum jam istirahat yang artinya (name) akan ke kantin setelah berganti baju olahraga.

"Kau liat, dadanya (surname)-san terlihat sangat nikmat, pas sekali bukan ukurannya?"

"Lihat pantatnya juga begitu kencang."

Si kembar yang sedang menyantap onigiri di kantin bersama dengan anggota klub voli lainnya langsung meletakan onigiri yang baru sekali gigit secara sembarang dan tak segan-segan untuk melabrak para gerombolan pemuda mesum itu.

"Bila kau ingin membicarakan pantat dan ukuran dada seseorang sana ke klub malam daripada ke sekolah dasar bangsat," begitulah kira-kira yang Atsumu ucapkan dan rentetan peristiwa selanjutnya tidak usah dibicarakan demi melindungi karakter si kembar.

Tidak sampai masuk ke ruang konseling sih, hanya teguran biasa dan hukuman tambahan dari kapten mereka yang kebetulan pada saat itu tidak ada di lokasi kejadian. Suna dan Aran yang ada di kantin pada siang itu juga kena imbasnya kok.

Lalu bagaimana tanggapan (name)? Mungkin kesalahan besar bagi Atsumu untuk membela (name) kala itu. Sekali lagi, hatinya berhasil di porak-porandakan oleh pujaan hatinya.

(Name) yang saat itu di bela hanya bisa menahan malu, bukan malu karena tindakan si kembar, hanya saja malu karena 'topik' apa yang membuat pipi Atsumu sedikit lebam dan bibir Osamu yang sedikit robek karena tertonjok.

(Name) sendiri sebenarnya merasa bersalah melihat keempat anggota voli harus keliling lapangan dua puluh kali lebih banyak daripada biasanya hanya karena dirinya, namun di sisi lain dia juga berterima kasih.

miya atsumu ; PHILOCALYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang