🚀SI AGUS 🚀 [REVISI]

451 75 42
                                    

-Dragonagal, dalam mode pasrah-

Mana nih, yang kemarin katanya mau uwu-uwuan sama Dragon?

🚀🚀🚀

"Agus siapa sih, Dis?" tanya Nathen penasaran.

"Pokoknya lo ikut gue aja. Lo udah ijin ke bokap lo belum?"

Papa Nathen sangat overprotektif terkait Nathen.

Jika tidak dijemput olehnya saja pasti Nathen akan mendapat waktu interograsi bersama Papanya nanti malam.

"Belum sih, Dis," jawab Nathen sambil cengengesan.

Disa melotot. "Parah lo ah, ntar gue yang kena takep dari bokap lo."

"Takep apaan, Dis?"

"Tanya-tanya kepoh," jawab Disa sambil memasukkan buku tulisnya ke dalam tas.

Nathen melongo lalu menenteng tasnya. Mereka keluar kelas lalu berjalan ke parkiran. Nathen mengambil ponsel dari sakunya lalu mengabari sang papa kalau siang ini ia pulang bersama Disa.

Disa dan Nathen berjalan masuk ke mobil hitam yang sudah terparkir di depan gerbang sekolah. Disa meminta sopir pribadinya untuk mengantarnya ke taman terlebih dahulu.

"Dis," panggil Nathen.

"Yes."

"Masa sih, lo belum punya gebetan," ujar Nathen tak percaya.

"Iyalah, gegara lo nempel gue mulu, tuh jantan pada takut sama lo."

"Jadi ... " balas Nathen menggantung. Wah parah, kalo ada yang nembak Nathen, ntar digantung dua tahun.

"Apaan sih? Gantung mulu," keluh Disa kesal.

"Biar kering gitu loh, Dis." Disa memukul kepala Nathen dengan buku tulis.

"Buruan," suruhnya kemudian.

"Aduh, Nathen lupa." Disa menatap horor ke arah Nathen yang meringis tak berdosa.

Lihat aja, Nat. Sekali lagi kaya gini, kepala lo gak nempel badan lo lagi.


Nathen cengengesan tidak jelas. Bahkan air liurnya hampir menetes jika tidak ia tarik lagi.

***

"Sampai, Mbak Disa. Mau saya tunggu apa ditinggal aja, Mbak?"

"Tunggu aja, Pak. Kalo orang ini baru ditinggal gapapa," ujar Disa enteng. Nathen melongo mendengar ucapan Disa.

Disa menunggu Nathen di depan mobil. Tetapi yang ditunggu tidak keluar-keluar. Ya ampun, Nathen boker atau masak udara sih, lama amat!

Tak sabar, Disa membuka pintu mobil bagian belakang. Yang ditunggu dari tadi, ternyata tidur dengan earphone yang terpasang di telinganya.

Disa menarik napas. Kali ini harus ada tenaga ekstra.

"NATHEN!"

"Eh, dugong nyanyi sinanggar tulo tulo hatulo," latah Nathen sambil memegangi dadanya.

Im A Uwuphobia [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang