🚀INTERVIEW 🚀[REVISI]

320 56 22
                                    

-Disa Zufalea, mode bucin-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Disa Zufalea, mode bucin-

"Terimakasih, kamu adalah seseorang yang bisa membuatku tenang dari kegilaan Nathen"

Yah, gajadi bucin deh!

🚀🚀🚀

Nathen menguap sambil meregangkan otot lengannya. Ia melihat ke arah jam dengan tatapan datar.

Nathen duduk di kasurnya, selepas itu ia menarik selimutnya dan tidur lagi.

Tok! Tok! Tok!

"Nathen!" seru seseorang yang sudah pasti adalah Wira.

Wira adalah tipikal ayah yang disiplin, tegas, walau seringnya ia bercanda, tetapi ia bisa membedakan saat harus serius.

"Nathen! Udah siang, Nathen!" Papanya masih setia menggedor pintu kamar Nathen.

"IYA PA! NATHEN LAGI MANDI, BYUR BYUR BYUR OEK!" teriak Nathen berusaha membohongi papanya walau itu sia-sia.

Memangnya ada suara orang sedang mandi 'oek-oek'?

"Nathen, Papa hitung sam-"

Cklek!

"Halo, Papa cans!" Buru-buru Nathen membuka pintunya dan menyuruh papanya masuk ke kamarnya.

Papa lucinta ...

"Papa tunggu."

"Udah, papa duluan aja. Nathen bisa berangkat pake kulkas kok," usir Nathen sambil mendorong tubuh Wira.

"Papa baru tau, kulkas bisa jadi alat transportasi."

"Bisa lah, Nathen gitu loh!" ucap Nathen bangga lantas mengambil handuk lalu bergegas mandi.

Kapan kamu waras, Nathen?

Wira membuka ponselnya ketika mendengar suara notifikasi.

Bos
Wira, meeting dipercepat jadi jam setengah 7.

Wira mendesah berat. Ini bahkan sudah hampir jam setengah tujuh. Mana bisa ia mengejar rapat selagi menunggu Nathen yang mandinya seabad.

Wira keluar dari kamar Nathen dan bergegas menuju mobil. Biar Nathen diantar sopir atau naik kulkas seperti yang ia bilang.

Im A Uwuphobia [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang