Bab 4 | Benar-benar

149 12 1
                                    

Aisyah memandang kesal pria yang mengenakan setelan jas lengkap dan kini berdiri tepat dihadapannya, sudah hampir lima belas menit berlalu tapi pria itu masih saja berada disini. Apa dia tidak merasa pegal karena terus-terusan berdiri ditambah kedua tangan yang berada didalam saku celana bahan warna navy yang tengah dia kenakan? Dalam hati Aisyah mencibir melihat gaya sok cool yang pria itu tujukan padanya. Mau setampan ataupun sekaya apapun pria dihadapannya Aisyah tidak perduli karena pria semacam itu sama sekali bukan pria idamannya, yang diidam-idamkan olehnya adalah seorang pria memakai baju koko beserta peci dan sarung kemudian dia berangkat ke masjid untuk shalat berjamaah. Betapa adem ayemnya hatinya jika orang seperti itu menjadi suaminya, dia pasti akan menyambut dengan bahagia saat suaminya pulang dari masjid.

Menurutnya pria gila bernama Pandu ini hanyalah ingin bermain-main dengannya, pria mana coba yang serius mengatakan cinta diawal pertemuan mereka? Sepertinya hanya pria gila ini saja. Dia benar-benar merasa sangat kesal apalagi sedari tadi pria itu memandangnya dengan intens, bukankah tidak baik memandang seseorang yang bukan mahramnya? Sepertinya pria dihadapannya ini memang tidak tau aturan hukum yang telah Allah tentukan. Sudah selesai urusannya mengapa tidak segera pergi saja? Dia sudah benar-benar merasa muak melihat senyum tengil yang terlihat sangat menyebalkan.

"Bapak tidak berangkat kerja?" tanya Aisyah yang sebenarnya ingin mengusir Pandu secara halus, dia sih sebenarnya ingin mengusir secara kasar tapi nanti dia kena omel oleh Uminya karena dirinya yang tidak sopan pada pelanggan.

"Ciee kamu perhatian ya sama aku? Kamu pasti takut aku terlambat mengais rezeki untuk kehidupan indah kita nantinya kan? Kamu tenang saja, masuknya masih satu jam-an lagi." Pandu melirik jam dipergelangan tangannya kemudian tersenyum begitu manisnya kearah Aisyah.

Pria ini ya benar-benar, tidak tau apa kalau sebenarnya dia ingin mengusirnya? Kenapa tidak pergi-pergi juga? Mana kegeeran sekali. Meskipun didunia ini hanya ada satu pria saja, dia tidak akan pernah mau dengan pria semacam ini. Lebih baik dia sendiri seumur hidup daripada dengan pria yang kini sedang tersenyum menyebalkan dan itu terlihat sangatlah mengesalkan, ingin dia melempar kue-kue yang sudah tertata rapi ini diwajah sok gantengnya itu. Wajahnya memang tampan tapi kelakuannya itulah yang membuat Aisyah tak menyukainya, menurutnya Pandu itu tipe pria pengganggu plus penggoda para wanita.

"Urusan Bapak sudah selesai kan disini?" tanya Aisyah setelah menghela nafasnya beberapa kali, berusaha menyebarkan hatinya dari makhluk menyebalkan bernama Pandu.

"Belum," jawab Pandu membuat Aisyah mengernyit.

"Loh bukannya tadi Bapak sudah memesan kue dan mengatakan akan mengambilnya nanti siang?" bingung Aisyah.

"Urusanku untuk terus mencintaimu tidak akan pernah selesai sebelum aku mengucapkan ijab kabul didepan Ayahmu dan para saksi." Sontak saja Aisyah mendengus mendengarnya, dia pikir pria ini memang benar-benar punya urusan penting disini sehingga tak jua pergi dari pandangannya. Ternyata dia hanya ingin mengganggu dan menyulut emosi Aisyah saja, benar-benar pria yang kurang kerjaan sekali.

"Kalau Bapak tidak ada urusan lain, silahkan pergi dari sini! Karena akan banyak pelanggan yang akan datang kemari. Kehadiran Bapak akan mengganggu mereka, oh ya dan satu hal lagi. Kalau ingin menebar pesona, bukan disini tempatnya karena saya tidak akan pernah mempan akan godaan dan bujuk rayu Bapak." Aisyah berujar ketus yang malah dibalas tawa renyah dari Pandu, pria itu sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan ketus Aisyah justru dia semakin ingin memiliki gadis unik seperti ini hanya untuk dirinya sendiri.

Sangat jarang sekali Pandu bertemu dengan seorang gadis yang langsung menolaknya begitu saja, padahal penampilan dan wajahnya sudah mumpuni dan seharusnya menjadi idaman bagi semua kamu hawa. Tapi gadis dihadapannya ini berbeda, bukannya melonjak gembira karena dia menyatakan cinta pandangan pertamanya namun dia seakan menghindarinya dan bahkan tanpa tedeng aling gadis yang dia ketahui bernama Aisyah ini malah mengusirnya. Terlihat sekali kalau Aisyah tidak menyukainya, tapi Pandu yakin dia pasti bisa meluluhkan Aisyah. Wanita mana yang tidak akan luluh dengan pesonanya? Dia yakin sekali kalau gadis dihadapannya pun akan klepek-klepek karena cintanya.

Diary AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang