awal mula

3.7K 259 38
                                    


─────────────

"Weh, mau kemana lu, Ten?" ujar Jaehyun yang baru saja keluar dari rumahnya.

Iya, rumah mereka bertetangga sejak mereka sekolah menengah atas. Awalnya keluarga Johnny yang pertama kali tinggal disana. Disusul oleh keluarga Lucas yang kebetulan baru pindah dari Bandung karena kerjaan sang Ayah yang memang berpindah-pindah.

Kemudian disusul keluarga Jungwoo karena pria itu mendapat beasiswa di Jakarta sekaligus mengurus neneknya yang sudah tinggal sendiri sejak lama. Dan terakhir, Disusul oleh keluarga Ten dengan alasan yang sama dengan keluarga Lucas― bedanya, Ten pindah dari Yogyakarta.

Sekolah di sekolah menengah yang sama membuat mereka menjadi dekat karena pulang pergi sekolah bersama― walau sekolah mereka berbeda.

Sebuah keuntungan mereka mengambil jurusan kuliah yang sama karena disinilah mereka sekarang― mengurus kantor cabang yang dipercayakan oleh Ayah teman mereka saat perkuliahan― Jaehyun.

Dulu Jaehyun menghasut mereka untuk bekerja di kantor cabang tersebut karena Jaehyun tidak nyaman dengan circle pertemanan yang menurutnya toxic.

Ditambah mereka yang belum memiliki pekerjaan tetap membuat ke-empatnya jadi menerima tawaran kerja dari Jaehyun.

Berakhir dengan Ayah Jaehyun yang suka dengan kinerja mereka dan mempercayai perusahaan ini sepenuhnya kepada mereka. Karena mereka nyaman berada disana― serta gaji yang sangat lumayan, mereka jadi tidak berniat untuk mencari pekerjaan lain.

Dan, sebenarnya mereka sempat mencak-mencak saat Jaehyun ikut pindah juga ke daerah perumahan mereka― masalahnya, apa Jaehyun tidak takut bosan karena selalu melihat mereka ber-empat?

Bahkan rasanya Johnny, Ten, Jungwoo dan Lucas sudah mulai bosan karena sejak sekolah menengah temannya hanya mereka-mereka saja.

"Ck! Gue dipaksa sama si lendra buat gantiin dia blind-date." ujar Ten kesal sembari memakai sepatunya.

"Pffft― lagi? Gila. Udah berapa minggu kali ini?"

Ten mengibaskan tangannya, "Ah gatau lah. Lo obrak-abrik aja rumahnya sono."

Jaehyun bergedik, "Ogah anjir emaknya galak." membayangkannya saja ia sudah tidak kuat.

Kriet

"Wes wes udah semangat aja gue liat pagi-pagi." ujar Johnny yang baru saja keluar dari rumahnya karena mendengar suara gaduh saat sedang mencuci piring bekas sarapannya.

Ten memutar bolamatanya malas, "Semangat pala lo! Udah ah gue udah telat― duluan ye!"

Johnny menatap Ten yang berjalan menjauh, "Mau kemana dia? Kok ga naik motor tapi rapih?"

Jaehyun menengok kearah rumah Ten, "Motornya dibawa bapaknya paling. Mau blind-date dia. Biasa.. Gantiin lendra." Jaehyun menguap lalu melanjutkan, "Balik ye gue. Masih ngantuk."

Johnny hanya mengangguk dan mengejar Ten yang untung saja belum terlalu jauh dengan motornya― untung, ia mengenakan pakaian yang rapih.

"Ten!"

Ten menoleh kearah orang yang memanggilnya, "Ape?"

Johnny menyetop motornya tepat disebelah Ten, "Kok ga bilang-bilang ke gue kalo lo mau bilnd-date?"

Ten menatap Johnny bingung, "Error lu? Urusannya sama lu juga apa kalo gue mau blind-date? Lagian ini gue cuma gantiin si lendra."

Johnny menganggukan kepalanya, "Heeh, juga ya. Yaudahlah sini gue sekalian anterin."

ᵀʰᵉ ᴳᵉⁿᵍTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang