Prolog

2.2K 104 2
                                    

Jalanan malam yang sepi, sunyi seperti tempat tidak berpenghuni. Lampu jalan yang menyorot, membuat keadaan menjadi mencekam. Itulah yang dirasakan gadis dengan sweater yang melekat di badan nya. Sepulang sekolah ia memang pergi ke rumah temannya untuk kerja kelompok, selepas itu ia akan pulang. Namun, hujan menggagalkan rencananya untuk pulang. Ia pun terpaksa berteduh di halte, sembari menunggu bus yang akan datang. Berjam-jam ia menunggu, hingga ia memutuskan untuk berjalan kaki.

Handphone. Ah iyaa, jika saja handphone nya tidak lowbet maka sudah dari tadi ia memesan ojol. Sayangnya keberuntungan tidak memihak nya kali ini. Dengan perasaan was-was ia melirik kanan kiri, memastikan tidak ada yang mencurigakan. Tidak ada, ia pun kembali melangkahkan kakinya dengan cepat agar cepat sampai di rumah dengan selamat.

Bughh
Bughh
Bughh

Entah suara dari mana, gadis itu pun memberhentikan langkahnya. Mempertajam pendengaran nya, sampai ia mendengar kembali suara itu.

Bughh

"Hahh, to-to-to-longg.."

***

Gladis Anastasya Maudy, perempuan cantik dengan kesederhanaan yang melekat pada dirinya. Memberikan nilai lebih tersendiri pada dirinya.

Jalanan yang padat membuat bus yang dinaiki oleh Gladis terjebak di dalam nya. Gusar, itulah yang dirasakan oleh gadis itu. Jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 6.45. Itu berarti 15 menit lagi gerbang sekolahnya akan ditutup.

"Bang, ini macet total ya," tanya Gladis pada abang kernet.

"Masih neng, depan ada kecelakaan kayanya mah."

Helaan nafas kasar terdengar, Gladis pun memutuskan untuk turun dari bus dan berjalan kaki. Ia tidak punya banyak waktu, jika ia terlambat pasti sang guru killer akan menghukumnya. Dan ia tidak mau berurusan dengan guru tersebut.

"Aduhh jauh banget sih sekolahnya, ini kenapa ga sampe-sampe coba mana bentar lagi masuk lagi," keluhnya saat berjalan di sisi trotoar.

Berjalan sendiri dengan mulut yang mengumamkan sumpah serapah, membuat Gladis tidak menyadari di depan sana sudah terlihat gerbang sekolahnya. Dengan berlari Gladis mengejar waktu yang sudah menipis.

5

4

3

2

1

Tettt

sreeet

Tepat saat Gladis sudah sampai, tepat saat itu juga gerbang sekolahnya di tutup.

"Aduhh, pak bukain dong pak saya kan cuman telat 1 detik aja," bujuk Gladis pada pak satpam.

"1 detik itu waktu, dan kamu telat maka dari itu kamu akan dihukum."

"PAAAKK,"

"Pakkk saya ga mau dihukum pak, pak tolong bukain,"

"Aelahh pak, cuman sedetik aja pelitnya minta ampun tinggal bukain gerbang aja kok susahnya. Pak, ntar kuburannya sempit lho,"

"Pak, pak, pak satpam ganteng bukain dong," ucap Gladis sambil memperagakan orang yang hendak muntah.

"DIAM."

Seketika Gladis langsung terdiam, ia pun pasrah jika harus dihukum hari ini. Untuk pertama kalinya Gladis Anastasya terlambat masuk sekolah. Hal itu dikarenakan ia yang terlambat bangun, sehingga mendapatkan bus terakhir yang akan melewati sekolahnya.




Ekhemm
Hallo guys, sok kenal lu. Hadehh sorry kalo aku sok kenal. Biasa aja, suk dah serba salah. Jadi ini adalah karya kedua yang aku tulis sebelumnya memang sudah pernah. Namun, karena akun yang saya pakai lupa sandi, jadi saya memilih membuat baru. Ini sebenernya adalah cerita yang saya ikut sertakan di sebuah event. Uke dehh ga mau buat kalian bosan karena ketikan unfaedahku. Jadi jangan lupa klik bintang sama komennya ya. Aku tunggu.

See you
Lav :)

GalaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang