chap: 4

39 6 0
                                    

"Teman Sebangku"

Rated: T+
Genre: Romance
Pair: Tsubaru X Readers

Story:

Suatu hari kau kedatangan murid baru dikelasmu.

"Silahkan duduk dibangku yang kosong, Tsubaru" ujar guru mata pelajaran hari itu.

Ketika itu, ada tiga bangku kosong. Namun diantara semuanya, Tsubaru memilih duduk dibangkumu yang kebetulan sedang kosong karena teman sebangkumu hari itu sedang tidak hadir.

"[YN]!" Panggil gurumu.
Kau pun menghampiri gurumu yang memberikan selembaran kertas ulangan sejarah. Setelah menerimanya, kau pun memberikan satu persatu kertas tersebut ke seluruh teman sekelasmu termasuk teman barumu Tsubaru tadi.
Tsubaru nampak menampilkan raut wajah heran sekaligus bingung ketika mendapat kertas ulangan sejarah darimu.

"Kerjakan saja, guru sejarah tidak pernah memberikan toleransi meski kau murid baru.." ujarmu mengingatkan.

"Memang akan aku kerjakan!" Ucap Tsubaru dingin.

Setengah jam kemudian...

"Kumpulkan semuanya!" Ujar guru sejarah tersebut. "Dalam waktu 20 menit lagi.." lanjutnya menahan tawa.

"Kirain kumpulin sekarang" ujarmu protes. "Tapi untungnya aku udah selesai" lanjutmu senang.
Kau pun melirik ke arah Tsubaru, penasaran dengan keadaannya.

"Tch! Apa - apaan ini?!!" Tsubaru sedikit membentak membuatmu terkejut.

"Mau kubantu mengerjakannya?" Tawarmu.

"Siapa yang minta bantuanmu?!" Ketus Tsubaru.

"Kalau tidak mau ya sudah.."
Kau pun beranjak untuk mengumpulkan kertas ulanganmu.

Kriiiiing... bel istirahat berbunyi.

"Selesaikan dulu ulangan kalian baru istirahat, kumpulkan diruang guru!" Ucap guru sejarah sembari pergi.

Setelah guru pergi, semua murid perempuan langsung mengerumuni bangkumu atau lebih tepatnya teman sebangkumu.

"Tsubaru-kun mau dibantu gak ngerjainnya?"

"Aku kerjain ulangan kamu ya? Terus ntar kita ke kantin bareng..~"

"Nggak bisa gitu dong! Aku juga mau sama Tsubaru~"

Para perempuan tersebut terus berdebat saling memperebutkan Tsubaru.

"Hei kau!" panggil Tsubaru ke arahmu yang tengah hendak pergi ke kantin.

"Aku?" Kau menunjuk diri sendiri.

"Iya, pinjam.." Tsubaru nampak menoleh ke samping membuat sebagian wajahnya terhalang poninya yang panjang. "Buku catatanmu" lanjutnya sedikit ragu.

"Tadi bilang tidak mau dibantu, tapi sekarang pinjam buku catatan" ujarmu sambil mencari buku catatan dalam tas.

"Aku tidak bilang begitu.."

"Terserahlah, ini!"
Kau memberikan buku catatan sejarahmu pada Tsubaru.

-

Jam istirahat kini telah berakhir, kau pun sudah kembali duduk dibangkumu melihat ke arah Tsubaru yang nampak seperti tengah gugup.

"Anu, terima kasih [YN].." Tsubaru memberikan buku catatan sejarahmu.

"Oh, sama-sama" kamu memperhatikan Tsubaru yang seperti malu mengatakan 'terima kasih'. "Tsundere~" ujarmu setengah berbisik.

"Apa?"

"Nggak.." kau menahan diri untuk tertawa.

Keesokan harinya, seperti biasa setiap pagi kau selalu berangkat ke sekolah tepat waktu.

Namun hari ini kau merasa berbeda, karena kini kau memiliki teman sebangku yang baru yaitu Tsubaru.

Hari ini semua teman sekelasmu terlihat menjauhi Tsubaru, mereka seakan ketakutan melihatnya.

"Apa yang terjadi?" Batinmu bertanya.

Salah seorang teman sekelasmu menghampiri mu, ia berbisik ditelingamu. "Jangan dekati murid baru itu, dia.. Vamvire"

"Benarkah?" Tanyamu tak percaya dengan apa yang kau dengar.

BRAAAAK!!!
Tsubaru menggebrak meja, membuat meja tersebut hampir patah. Ia lalu pergi ke luar kelas.

Tak lama setelah Tsubaru pergi, guru pun masuk dan suasana seolah kembali normal.
Namun kau merasa khawatir pada Tsubaru, akhirnya ketika jam istirahat tiba kau pun mencari Tsubaru disekitar sekolah.

Setelah semua tempat di sekolah sudah kau datangi, akhirnya kau menemukan Tsubaru dihalaman belakang sekolah yang tengah berdiri dibawah sebuah pohon besar.

"Tsubaru!" Panggilmu.

Tsubaru pun menoleh kepadamu."Kenapa kau tidak menjauhiku seperti yang lain?" Tanyanya.

"Kenapa aku harus melakukan itu?" Ujarmu kembali bertanya.

"Memangnya kau tidak takut padaku?" Tsubaru menghampiri mu. "Aku ini Vamvire.." ujarnya dengan seringaian yang menunjukkan taring runcingnya.

Kau merasa kaget melihat sosok Tsubaru yang sebenarnya, namun detik berikutnya kau kembali menormalkan diri.
"Aku tidak takut padamu!" Ujarmu dengan nada menantang.

"Kalau begitu aku akan menghisap darahmu.." Tsubaru semakin mendekat, kedua tangannya memegang bahumu.

"Silahkan saja!" Kau masih seperti menantang Tsubaru meski sedikit merasa ragu sekaligus takut.

Tsubaru membuka mulutnya, ia mulai mendekatkan wajahnya ke lehermu namun..

"Cih! Aku tidak suka aroma darahmu" Tsubaru mendorong tubuhmu pelan.

"Bilang saja kalau kau memang tidak berani menggigitku!"

"Tidak! A.."

"Aku tahu kau sebenarnya orang yang baik.." potongmu segera.

"[YN].." Tsubaru tiba - tiba memeluk mu, menenggelamkan wajahnya ke bahumu.

Kau yang merasa terkejut karena tindakan Tsubaru, hanya diam tanpa membalas atau pun melepaskan pelukan Tsubaru.
Cukup lama kau dan Tsubaru berada dalam posisi itu, terhanyut dalam suasana masing - masing.
Hingga Tsubaru mengecup leher mu singkat, membuatmu secara otomatis langsung mendorong tubuh Tsubaru.

"M - maafkan aku.." Tsubaru gugup dengan rona merah dipipinya.

Karena malu, kau pun akhirnya pergi meninggalkan Tsubaru.

"Tunggu [YN]!" panggil Tsubaru sambil mengikuti mu dari belakang.

Fin

Vomen ya~

My Diary About DLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang