Butterfly Effect (1) | Byun Baekhyun

47 2 0
                                    

Melihat teman-teman nya yang begitu pintar dan berbakat, Jia memandang nanar pantulan diri nya di kaca toilet sekolah.

Tubuhnya biasa saja. Tidak tinggi untuk disebut ideal bak model, pun pendek untuk dilihat mungil dan menggemaskan. Wajah nya juga tidak jauh berbeda, terlebih dengan gundukan jerawat dan bruntusan yang kian memenuhi dahi dan sebentar lagi akan merambat ke pipi.

Kalau sudah begini, siapa yang akan menyukai nya? Jia sangat yakin lelaki yang ia sukai sejak awal masuk SMA tak akan melirik nya sama sekali.

Berbeda dengan ekspresi muram nya di toilet, Jia akan tersenyum lebar sebahagia mungkin kala berada diantara kawannya. Hanya itu tameng yang setidaknya mampu membuatnya tidak terlihat menyedihkan.

"Ehh Jia datang guys!!" Sahut Vanessa melihat kehadiran Jia di ambang pintu kelas. "Buru sini, 15 menit lagi udah mau masuk kelas"

Melihat kawannya yang serempak menunggui nya sedikit mampu mengobati rasa sedih Jia. Tetapi tidak bisa disangkal jika rasa insecure itu makin menggerogoti diri nya.

Ketiga kawan baik nya; Vanessa, Erika, dan Claire; memiliki kecantikan mereka sendiri yang bersinar begitu terang mengelilingi diri nya yang redup bagai lampu rusak.

Vanessa yang tinggi semampai, berkulit putih bersih, pintar menari, bernyanyi, serta memainkan alat musik. Tak terhitung seberapa sering gadis itu mengikuti beragam kejuaraan seni. Bahkan ia mendapat julukan trainee Kpop asal Indonesia oleh seantero sekolah.

Erika yang terlampau cerdas, khusus nya dalam bidang IPA dan Bahasa Inggris. Tak hanya otak yang encer, kepribadiannya yang anggun dan sopan memancarkan aura bersahaja yang mampu membuat siapapun akan menyegani nya.

Berikut ada Claire, gadis keturunan Batak berkulit cokelat manis dengan rambut bergelombang yang indah. Public speaking nya sangat diagung-agungkan oleh para guru. Terlebih ia juga sangat aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Ditambah lagi dengan kerendahan hati nya, hampir tak ada yang tidak menyukai seorang Claire.

Sedangkan Jia. Tak pintar sama sekali dalam seni. Di setiap pembagian rapor diri nya mentok mendapat ranking 10. Sudah seperti itu, tak ada kesan ramah yang orang lihat dari nya. Sebab Jia tidak mampu beradaptasi dengan orang baru secepat itu. Inti nya, segala yang ada dalam diri Jia hanya minus minus dan minus. Berbanding jauh dari ketiga kawannya yang sangat menonjol.

"Hari ini gue bawa nasi goreng. Ada yang mau cobain gak? Spesial buatan gue," aku Claire lantas mengeluarkan kotak bekal berwarna biru langit dengan penutup transparan.

"Kok nasi nya kayak pucet gitu? Gue jadi gak yakin." Komentar pertama keluar dari Vanessa.

"Elah cobain aja dulu, don't judge a book by its cover ,Nes" Tak memedulikan komentar Vanessa, Claire membuka penutup kotak dan mengeluarkan sendok.

Aroma nya menguar. Jia bisa mencium bau mentega dan MSG yang cukup tajam.

Bunyi cecapan lalu terdengar dari mulut Erika yang terlebih dahulu mencicipi, selaras dengan alis nya yang tertaut tajam. "Asin banget... Ini lebih cocok dikasi judul nasi goreng rasa garem deh kayak nya"

"Nah kan nah kan" Mata Vanessa membulat sambil memberi tatapan nyalang pada Claire. "Gue bilang juga apa"

"Ah masa sihh. Jia aja deh cobain. Pakar nya lebih trusted" Terlihat tidak percaya pada Erika, Claire menggeser kotak makan dan memandang Jia penuh antisipasi.

Tanpa ragu Jia menyendokkan sesuap nasi dan mengunyah nya perlahan.

"Gimana?" tanya Erika yang sangat yakin dengan komentar nya tadi.

EXO Oneshot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang