Confession (2) | Park Chanyeol

27 2 0
                                    

"Chanyeol, lihat cepat! Hyein ada di belakang..!"

Bisikan antusias tersebut kini tak lagi mempan pada Chanyeol. Lelaki itu tetap fokus pada Gimbab buatan sang Ibu tanpa sekalipun menoleh, meski Baekhyun terus menepuk bahu nya. Sampai pada titik Chanyeol mulai dibuat kesal karena si Byun itu tidak terlihat ingin berhenti.

"Yak! Berhentilah menyebut nama Hyein—"

Baekhyun hanya bisa membuang pandangan jengah.

Ucapan Chanyeol tercekat. Berikut netra nya saling bersinggungan dengan milik seorang gadis berwajah mungil yang baru saja ingin duduk tepat di belakang mereka. Yang seakan sadar jika nama nya disahutkan oleh lelaki berkacamata bening di meja seberang nya. Tak sampai 2 detik, lelaki itu kesulitan mempertahankan kontak mata. Ia membalikkan leher, mengedarkan pandangan kemana-mana agar rasa malu dan tersipu segera pergi.

"Kan sudah kubilang," bisik Baekhyun lagi sambil menelusupkan tangan pada kotak makan Chanyeol.

"Kau...!" Chanyeol melotot dan berseru tipis.

Ia ingin sekali kabur namun disaat yang sama tidak ingin Hyein salah paham jika ia membenci keberadaan gadis itu.

"Bagaimana? Waktumu tidak banyak Yeol, kudengar hari ini dia akan pergi bersama kawannya sepulang sekolah di restoran barbeque. Mungkin acara perpisahan?"

Celoteh Baekhyun lalu santainya ingin mengambil potongan Gimbab milik Chanyeol sebelum akhirnya ditepis agresif oleh sang empunya.

"Kau ini wartawan atau apa sih? Kenapa bisa tahu semua tentang dia?" Chanyeol membalas dengan suara lebih kecil, takut kedengaran lagi oleh Hyein.

"Aku ini Byun Baekhyun, tuan Park. Aku punya banyak narasumber dan asal kau tahu telinga ku ini tajam," jawab Baekhyun penuh percaya diri.

"Ya ya ya, teruslah bersikap narsis sambil memuji diri sendiri. Tapi tolong jangan sampai merusak rencanaku."

"Wow, kau sudah punya rencana rupa nya. Bagaimana? Perlu bantuan—"

Chanyeol langsung bangkit bersama kotak makan kosong nya. Menolak tegas uluran tangan Baekhyun.

"Tidak, terima kasih."

Kali ini dia akan berjuang sendiri. Paling tidak ia akan mengakui isi hati nya.

Menyukai seseorang bukan lah dosa, itu hanyalah perasaan yang muncul tiba-tiba dan mengalir dengan sendirinya. Bagi Chanyeol, perasaannya pada Hyein bagaikan tembakan peluru yang menembus di jantung. Cepat dan tepat sasaran. Ia tidak bisa menolong diri selain menerima kenyataan bahwa ia dilumpuhkan oleh peluru itu.

Peluru cinta dari Hyein.

💌💌💌

Kotak kecil berwarna merah muda terselip di kantong seragam Chanyeol. Gelang milik Hyein sudah dikemasnya cantik dalam sana. Ia berniat mengembalikan sekaligus mengungkapkan perasaannya.

Nyali nya kian membesar. Kemarin malam ia bahkan tidur lelap tanpa rasa cemas. Bukankah itu pertanda bagus?

Namun, kenapa tubuh nya terus membeku di tempat seperti es begini. Hyein sudah ada di sana. Sendirian mengikat tali sepatunya. Tampaknya baru saja menyelesaikan pelajaran olahraga dan ingin menyusul teman-temannya yang sudah kembali ke kelas mendahului nya.

Tangan Chanyeol mengepal erat, sedikit gemetaran.

Ayolah, jangan jadi pengecut seperti yang dikatakan Baekhyun. Biarkan gadis itu tahu tentang perasaanmu, tertolak sekalipun setidak nya sudah ada usaha untuk menyampaikan. Lagipula Hyein juga akan pergi jauh, sedikit saja ia ingin menjadi bagian dari memori Hyein.

EXO Oneshot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang