Jadian

131 9 1
                                    

Tuk..tuk..tuk

Bunyi ketukan meja terus terdengar di telinga Jess, pelakunya tak lain adalah Bagas. setelah Jess mengatakan ingin melakukan gimmick yang Bagas tawarankan kemarin, pria itu malah terlihat gusar.
Ia terus berjalan mondar-mandir, tangannya tak henti memijat pelipisnya dengan gerakan kasar. Padahal ia adalah orang yang kemarin gencar menyuruh Jess melakukan gimmick, kini malah kebingungan mencari cara agar Popi juga bisa menyetujui usulnya.

"Gimana, Gas?" Jess merebahkan tubuhnya ke sofa matanya terus mengamati ponsel, tak peduli Bagas tengah kebingungan.

"Gue rembukin sama Manda dulu deh." Bagas mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja, mencari nomor Manda untuk di hubungi, ia benar-benar bingung jika hanya berembuk dengan Jess.

Kedua pria tersebut sama-sama melihat ke arah ponsel Bagas yang tak kunjung berubah tampilan, masih seperti semula menampilkan nama Manda yang belum juga menerima telepon tersebut.

"Sekali lagi, Gas."

Bagas menangguk menyetujui saran Jess. Bagaimanapun ia harus bertanggung jawab atas hal ini. Sebagai manager yang baik ia harus mengatur segala sesuatu yang terbaik pula untuk talentnya.

"Hallo," samar-samar terdengar suara serak dari Manda, membuat kedua pria tersebut riang.

"MANDA LO KEMANA AJA SIH?
!?" pekik Jess

Di seberang sana Manda langsung menjauhkan ponselnya dari telinga. ia baru saja bangun dari tidurnya dan langsung mendapati telepon yang memekakkan telinga, "Kenapa?"

Bagas bangkit dari duduknya, menjauhi Jess, khawatir jika Jess malah akan mengganggunya. 
"Hallo Nda, bisa ketemu Popi sekarang?"

"Hah! Sekarang?" suara Manda terdengar kaget. Wanita itu langsung mencari notebook miliknya untuk melihat jadwal kegiatan Popi pagi ini.
"Pagi ini Popi ada photoshoot,"

"Halah, palingan photoshoot sama kambing," itu bukan suara Bagas, tapi Jess yang tidak sengaja mendengar percakapan keduanya barusan.

Bagas langsung melotot ke arah Jess, yang sedikit pun tidak menunjukkan rasa bersalah. Bagaimana kalo Manda tidak mau membantu untuk bertemu Popi, jadi makin sulit.

"Ada kepentingan apa?"

Bagas menghela napasnya kasar, mencari kata paling halus agar Manda tidak tersinggung saat ia  mengutarakan tujuanya.
"Gini, Nda... Emm gue sama Jess mau bahas soal gimmick."

Seketika Manda teringat Popi, wanita itu sempat menyuruhnya untuk menbahas soal gimmick dengan Bagas. tapi ia belum punya kesempatan dan kali ini Bagas malah mengajaknya berembuk lebih dulu.

"Jadi gimana, Nda?" tanya Bagas

"Em, sore Popi kosong, ga ada acara. Mungkin nanti bisa gue bujuk."

Bagas tersenyum sekilas, "Ok, sore ya, Nda."

                              •••

Cahaya matahari sudah menghilang di bawah garis cakrawala sebelah barat. Kedua pria masih setia duduk di cafe outdoor menunggu kedatangan Popi. Sudah berjam-jam keduanya menunggu, bahkan Jess sudah memesan tiga kali milkshake untuknya, tidak berlebihan memang untuk olahan apapun yang berbahan susu Jess sangat menyukai.

"Gas, kalo lima menit lagi mereka ga dateng kita pulang aja lah." Jess sudah besender pada kursi tak berdaya perutnya membuncit akibat tiga milkshake.

Bagas melirik sekilas, kemudian kembali menatap layar ponselnya berkali-kali ia mengirim pesan pada Manda, tak kunjung ada balasan.
"Udah Jess." Bagas menarik buku menu yang di pegang Jess, pria itu hendak memesan milkshake lagi.

Once Upon YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang