Trauma

55 5 0
                                    

Jess dan Popi terus menghafalkan skrip. Sesekali keduanya saling melirik satu sama lain. Canggung suasana jadi canggung, berkat perkataan Erico yang selalu menohok.

"Wih..." Erico membelalakkan matanya begitu dua orang artis lain masuk. Mereka adalah Hanin dan Bima.

Jess dan Popi kompak menoleh ke arah pandangan Erico. "Mereka pacaran?" tanya Jess. Jess sudah tidak heran lagi dengan Hanin dan Bima, keduanya adalah artis pendatang baru.

Erico mengangguk, kembali menatap Hanin dan Bima. Keduanya pasangan tersebut duduk bersebrangan dengan tempat Erico, Jess, dan Popi duduk. Yang jadi perhatian ketiganya adalah Hanin dan Bima, duduk berjauhan bahkan keduanya sibuk dengan ponsel masing-masing.

"Mereka, syuting iklan juga?" Jess menoleh ke arah Popi yang kini sibuk memperhatikan kukunya.

Merasa pertanyaan yang dilontarkan oleh Jess untuknya, Popi mendongak menatap Jess. "Kata Manda, iya. Mereka isi adegan tiga, empat."

Jess mengangguk, melirik sinis ke arah Hanin dan Bima. "Sombong artis pendatang baru aja. Keren juga kita, ya, kan?"

Popi reflek menoleh ke arah Hanin dan Bima, menatapnya begitu bengis. "Iya."

"Liat noh, lutut Hanin harus dipoles foundation." Popi menunjuk lutut Hanin yang sedang dipoles dengan foundation dibantu oleh kru.

Jess mengernyit bingung. "Biar apa?"

"Biar putih."

Jess tertawa renyah. Padahal tidak ada yang lucu dari percakapan itu. Memang selera humor Jess terbilang rendah, menghina dan mengejek malah dianggap lelucon.

"Kenapa pake rok pendek, kalau item. Kadang ingin terlihat keren, tapi terlalu dipaksakan."

"Pasangan yang cocok." Erico bertopang dagu memperhatikan Jess dan Popi. "Sama-sama bengis."

Mendengar perkataan Erico, Jess dan Popi saling pandang sebentar, sebelum akhirnya memalingkan wajahnya masing-masing. Baru kali ini Jess dan Popi kompak setuju dalam satu hal, tidak banyak berdebat. Benar kata Erico, Jess dan Popi cocok. Cocok dalam hal bengis.

Jess menggeser tubuhnya ke arah Erico, memincingkan matanya lalu menunjuk ke arah Hanin dan Bima. "Mereka keliatan ga harmonis." Terkutuklah mulut Jess. Selalu mengeritik urusan orang lain, tapi anti jika dikritik. Padahal hubungannya dengan Popi pun tidak harmonis, bahkan setiap hari berdebat.

"Mereka kan cuma pacaran gimmick."
Setelah mengucapkan kalimat itu, Erico langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan. Sepertinya pria itu salah berbicara.

Jess mengerutkan dahinya, menatap Erico intens. "Gimmick gimana, Co?"

"Engga, engga." Erico menggelengkan kepalanya. "Mereka ga gimmick."

Jess mencebikkan bibirnya, memalingkan wajah dari Erico. "Yaudah, kalau ga mau kasih tahu. Gue ga bakal tag lo di instagram, biar aja followers lo ga naik sampe mati."

"Lo tuh gitu, Jess. Ingkar janji mulu, lo kan udah janji mau tag gue di instagram biar followers lo, ngefollow gue." Berkali-kali Erico mendengus kesal.

"Gue ga janji ah." Jess mengggesr tubuhnya mendekat ke arah Popi lagi. Ia sengaja menghindari Erico.

Erico menarik baju Jess, menggeser tubuhnya mendekat ke arah pria itu. "Jangan gitulah Jess, support gue untuk 300K followers. please."

Kini Erico mengangkupkan kedua tangannya memohon pada Jess. Tapi Jess tidak bergeming, ia makin mendekatkan diri ke arah Popi, membuat Popi mendengus karena risih.

Once Upon YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang