Kembali, Menghilang dan Pergi

7 2 0
                                    

1

Sudah setahun aku di Jakarta, disini aku disibukan dengan perkuliahan yang begitu padat, percaya atau tidak selama setahun ini, hatiku benar-benar hancur, karena aku benar-benar kehilangan orang yang aku sayang dan yang selalu ada untukku.

Tiap malam aku memikirkannya, menangisinya, dan juga aku menyesalinya, aku benar-benar bodoh, aku terlalu naif, karena aku tak berani untuk mengungkapkannya, bahwa sebenarnya aku memiliki perasaan yang sama, hanya pikiranku saja yang seperti itu, tapi di dalam hatiku aku juga menyukainya.

2

Hari itu, dengan memberanikan diri, aku pergi ke Bandung menggunakan mobil ayahku, 2 jam setengah perjalanan aku sampai ke Bandung, aku ingin jujur tentang perasaanku,

Sesampainya dirumah Bintang aku langsung mengetuk pintu rumahnya.

"assalamualikum" kataku sambil mengetuk pintu

"waalaikumsalam" orang rumah menjawab, dan ternyata yang keluar dari situ adalah orang yang tak kukenal.

"nyarii siapa yaa?" katanya

"saya nyari Bintang yang tinggal disini?"

"ga ada namanya Bintang neng"

"bapak, penghuni baru disini?" tanya aku

"iyaa, saya baru satu tahun tinggal disini"

"bapak tahu engga yang jual ruma ini pindah kemana?"

"wah gak tahu tuh neng"

"kalau begitu makasih pak"

"iyaa"

Disitu aku sedih karena Bintang tak tahu ada dimana, tanpa pikir panjang aku langsung menanyakan kepada Airin

"Assalamualikum Airin, kamu tahu engga Bintang pindah kemana?" tanya aku

"wah engga tahu tuh, bukannya kalian selalu bersama yaa?"

"okee makasih "

3

Hatiku benar-benar hancur, aku tak pernah tahu bahwa bakal seperti ini, Bintang benar-benar menghilang dan pergi. Aku pulang ke Jakarta dengan tangan hampa, sepanjang jalan menuju Jakarta aku menangis tiada hentinya, di mobil aku berteriak "Oh, Tuhan kenapa malah jadi seperti ini, kenapa aku terlahir menjadi manusia yang bodoh" terlambat dan menyesal adalah kata yang patas bagiku.

Bintang : Dia TemankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang