7 : Prom night

305 30 11
                                    

Hai gaiseu! Lama tak jumpe ahaa
-
-
-
-
-
-
Selamat membaca temanquee 🙂

Tidak pernah terbayangkan. Seberapa kuatnya Yoona menghadapi ujian kelulusannya di saat hamil.

Di usia hamil nya yang terbilang masih muda, dia bisa mengontrol semua emosinya. Susahnya menghafal materi pelajaran,sulitnya menjawab soal-soal ujian serta menghadapi rasa sakit mual dan pening yang menghujam nya secara tiba-tiba.

Vitamin tak pernah lepas dari tubuhnya. Cemilan saat belajar? Tergantikan dengan buah dan sayuran yang harus menemaninya. Tidak ada lagi belanja makanan ringan ke supermarket setiap akhir pekan.

Selain trauma karena berjalan sendirian di malam hari saat akhir pekan, Yoona juga tidak ingin membuat dirinya sendiri kelelahan. Karena semenjak satu nyawa hadir dalam rahimnya, dia benar-benar cepat sekali lelah.

Keringat dan air mata, tak pernah lupa untuk datang padanya setiap malam. Hasrat keinginan untuk menyerah selalu datang menyapanya. Terkadang juga ia berfikir, untuk apa mati-matian meraih nilai yang tinggi jika akhirnya dia tidak di izinkan ayahnya untuk kuliah di universitas mana pun?

Pupus sudah harapan Yoona untuk kuliah di universitas impian nya. Yaitu di Amerika. Sebenarnya, ayahnya sudah melarang nya untuk kuliah di sana sebelum semua ini menimpanya. Tanpa alasan yang jelas.

Menyebalkan. Tapi apalah daya? Inilah takdir Yoona yang harus dijalani nya. Harus di terima dengan lapang dada jika ingin melewatinya dengan mudah.

Kata tuan Lee, tidak ada salahnya lulus dengan nilai terbaik di sekolah walaupun untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik.
Berfokus untuk menjaga kesehatan demi kandungan yang baik, dan sehat juga.

Yoona tak mau memperpanjang masalah. Jika Ayahnya berkata 'tidak', itu artinya tidak. Tidak bisa di ubah dengan 'iya'. Sedikit keras kepala memang. Tapi ia yakin, pilihan orang tua adalah pilihan yang terbaik untuknya. Sebagai seorang anak, ia sadar, harus patuh sebagai bentuk balas budi kepada mereka yang sudah melahirkan, dan merawatnya dengan baik.

Jangan lupakan Taehyung. Yang selalu membuat hati Yoona makin berdebar setiap harinya. Hanya dengan perlakuan yang sangat sederhana, tetapi beribu makna bagi Yoona. Sederhana, tapi manis.

Seperti menyemangati nya untuk belajar di sertai senyum kotak nya yang sialan, membuat jantung Yoona tak karuan.

Hanya itu.

Diselingi dengan usapan lembut di pucuk kepalanya, membuat kupu-kupu terbang membawa nya ke langit ke tujuh.

Terkadang, dirinya terhampas kembali ke bumi di saat lagi-lagi pria Kim itu menyebut nama wanita 'itu' di tidurnya.

Seketika Yoona tersadar, bahwa pernikahannya hanyalah sebatas tanggung jawab untuk bayi yang di kandungnya.

Satu kalimat yang meyakinkan Yoona agar mengurangi rasa sakit di hatinya. 'Dia, tidak mungkin mencintaiku.' Itu saja.

Dan itu terus berulang selama akhir-akhir ini. Mungkin terus sampai kedepannya.

Sekarang Yoona sudah siap dengan dress putih polos selutut. Berdandan sedikit, di bantu dengan salah satu pembantunya. Make-up tipis yang sederhana, serta memakai topeng gaya Venetian untuk menambah kesan pesta menjadi bermakna.

Ya, malam ini adalah acara prom night di sekolah Yoona. Untuk mengenang saat-saat terakhir bersama teman-teman sebelum dinyatakan sebagai alumnus besoknya.

Sentuhan terakhir ke wajahnya,olesan lipstik berwarna baby pink yang membuat bibir ranum nya terlihat semakin indah,namun tetap terlihat natural.

I'm Sorry Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang