The Sequel

2.5K 236 23
                                    

BnHA ©Horikoshi Kouhei

Title - The Sequel (Sequel Sick)
Pairing - TodoBaku

×××


Setelah malam dimana Bakugou diberi obat 'Khusus' oleh Todoroki, pagi harinya ia sudah sehat. Bahkan sempat menjadi pertanyaan beberapa temannya, yang tentu saja langsung diamuk olehnya.

Tapi, beberapa jam setelah Bakugou sembuh, demam itu menempel pada Todoroki. Membuat teman-teman mereka semakin menaruh curiga pada dua sejoli ini.

Kabar baiknya, hari ini diliburkan secara tiba-tiba. Beberapa seperti Midoriya mengambil latihan, dan belajar seperti ketua kelas–terajin se bnha. Bahkan ada yang kencan atau melakukan/melihat/membaca hal-hal berbau +++++++ seper-, hanya Minetai.

Dan tentu saja Bakugou mengurus Todoroki yang sakit secara mendadak itu. Sebenarnya wajah triplek Todoroki lebih tenang jika ditatap saat diam seperti ini. Rasanya, mungkin lebih –ekhem, manis.

"Makanlah ini, sialan." Walau mengumpat, ada sedikit nada 'khawatir' yang keluar dari mulut Bakugou.

"Aku tidak mau."

"Harus, kau tidak mau tubuhmu panas dingin terus menerus kan?" Bakugou mendelik, merutuki kesalahan dalam ucapannya.

"Tubuhku memang panas dingin."

"Tapi kali ini terbalik, bodoh." Bakugou memalingkan wajahnya. "Sebenarnya apa yang kau pikirkan?"

"Aku sempat membaca, sebuah ciuman bisa menelan penyakit. Jadi aku memakan itu tadi malam."

"Dimana kau melihatnya?" Masih belum menatap mata Todoroki, pemuda itu sedikit tergerak saat tangan Todoroki menyentuh lengannya.

"Itu tidak penting. Daripada itu, lebih baik suapi Aku, Aku lapar."

"Hah? Apa-"

"Jangan lupakan semalam." Dengan cepat Todoroki memotong ucapan Bakugou. Dan tanpa ia sadari, ronaan tipis menghiasi wajah Bakugou.

"Ya." Dengan setengah hati, –antara kesal dan senang, perlahan makanan masuk kedalam perut Todoroki.

Setelah selesai, Bakugou berdiri walau Todoroki masih menahannya.

"Diamlah sebentar, aku akan meminta (baca:memaksa) si rambut aneh membeli obat."


Dan benar saja, tak lama, Bakugou sudah kembali.

"Bakugou," Menoleh, Menunggu ucapan selanjutnya dari Todoroki

"Panggil namaku." Dengan cepat wajah Bakugou memerah. Ia bahkan heran ada apa dengan pemuda didepannya ini. Mungkin pengaruh demam, pikirnya.

"Cepatlah." Sedikit menunduk, beberapa saat Bakugou ingin mengeluarkan suaranya. Tapi kembali menggigit bibirnya sedikit.

'Ia menggemaskan jika begini.'

"Shouto." Lirih Bakugou. Bahkan sudah hampir tidak bersuara.

Bahkan Todoroki juga terkejut, niat awalnya bukan seperti ini. Tapi ini lebih baik. Menurut nya.

"Aku tidak mendengarnya."

"Kubilang, Shouto!" Sedikit membentak, membuat seringaian terukir di wajah Todoroki.

"Bagus, Katsuki." Saat itu juga, Bakugou merasa darahnya berdesir. Bahkan jantungnya seakan tidak ingin menurut perintah otaknya. Bahkan wajahnya sudah merah, sangat merah.

Segera, Bakugou berdiri, berjalan keluar. Menatap mata Todoroki sebelum benar-benar menutup pintu.

"Cepatlah sembuh agar aku bisa menghajarmu, Shouto sialan!"

Omake##

"Tunggu, apa katanya tadi? Apa aku salah dengar? Atau itu memang benar?"

"Dia bilang Shouto, kero."

"Kukira ini mimpi. Sudah kuduga mereka menyembunyikan sesuatu!"

"Seharusnya kita lebih cepat datang agar bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, kero."

End~

(A/N)

Blm revisi

TodoBakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang