10

15 4 0
                                    

||HAPPY READING||

Jam alarm Rain sudah berbunyi dari tadi, tapi orangnya sedang dikamar mandi, sedang menjalankan ritual mandinya.

Tok... Tok... Tok...

Cklek.

"Rain?" Panggil Kak Dave, sambil memasuki kamar Rain.

"Rain di kamar mandi kak! Alarmnya tolong matiin kak! " Teriak Rain dari dalam kamar mandi.

"Oalah, oke." Jawab Kak Dave, lalu mematikan alarm Rain yang berbunyi.

"Cepetan yah dek, udah ditunggu Mama sama Papa dibawah." Kata Kak Dave.

"Iya kak." Jawab Rain.

Lalu, Kak Dave keluar dari kamar Rain menuju ruang makan, untuk gabung bersama mama dan papanya. Tak berselang lama, Rain pun datang dengan pakaian sekolah lengkap.

"Selamat pagi sayang." Sambut mama Rain dengan senyuman merekahnya.

"Pagi juga mamanya Rain." Sapa balik Rain, lalu mencium pipi Mama, Papa dan kak Dave bergantian.

"Rain mau roti, apa nasi goreng?" Tanya mama Rain.

"Nasi goreng aja, tapi jangan banyak banyak." Pinta Rain.

"Oke, Rain mau bekal?" Tanya mama.

"Engga deh ma." Tolak Rain.

"Yaudah."

Setelah selesai Rain mengecek tasnya, apakah ada yang tertinggal atau tidak. Lalu pergi berangkat ke sekolahnya, dan diantar kakaknya, setelah mencium punggung tangan mama dan papanya.

"Makasih kakak Rain yang gantengnya ga ketulungan." Kata Rain yang sudah turun dari motornya.

Kakaknya sendiri sudah salah tingkah karena ucapan Rain. "Belom pacar kakak yang bilang gitu, kamu yang bilang aja udah salting duluan."

"Kakak sih, sukanya malu malu kucing, mangkannya ajak kencan tuh temen yang kakak suka!" Decak Rain.

"Iya-iya, adek kakak yang cantiknya sedunia." Balasnya sambil mengacak rambut Rain.

"Kakak ih, ngeselin! Yaudah Rain sekolah dulu." Pamit Rain, sambil membetulkan rambutnya yang kusut karena ulah kakaknya itu.

Rain pun berjalan ke dalam sekolahnya untuk pergi ke kelasnya. Keadaan sekolah pun sudah ramai, sampai dikelas, Rain dikejutkan dengan kedatangan Zaydan yang tiba-tiba udah duduk dengan antengnya di bangku Rain.

"Hai beb, selamat pagi." Sapa Zaydan sambil menampilkan senyum merekahnya.

"Ngapain Zaydan disitu?" Tanya Rain.

"Yah duduk lah beb."

"Beb siapa?" Tanya Rain yang kebingungan.

"Yah kamu lah beb." Jawab Zaydan dengan entengnya.

"Aku Rain, bukan beb Zaydan!" Pekik Rain yang tak terima.

"Awas! Rain mau duduk!" Lanjutnya.

Zaydan pun berdiri dari tempat duduknya, lebih tepatnya tempat duduk Rain. Dan berjalan mengambil bangku sebelahnya untuk ditarik lebih dekat ke tempat duduk Rain.

"Kenapa Zaydan masih disini?" Tanya Rain dengan polosnya.

"Haduh, jadi gemes sendiri gue liatnya, calon bini polosnya kebangetan!" Dumel Zaydan dalam hati.

RAIN END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang