1. Raden

126 16 15
                                    

Happy Reading.
Thanks uda mampir ke cerita aku ditunggu respon dari kalian.
🤗🤗🤗

🍁🍁🍁

Brakkk...

Pemuda itu tersungkur tepat disudut ruangan. Terdapat bercak darah pada sudut bibir nya.

"BANGUN LU PECUNDANG!"

Pemuda itu memandang tajam pada lawannya. Sorot mata tajam mampu menghunus siapa saja yang ada dihadapnnya. Tangan nya terkepal erat dan membuat urat-urat tangannya menonjol.

Suasana sangat mencengkam tak ada yang berani melerai perkelahian tersebut. Mereka hanya memandang iba pada temannya yang sudah kalah talak oleh Raden. Yah pemuda itu bernama Raden Angkasa. Siswa yang tak mengenal rasa takut pada siapapun. Dan pagi ini Dion menjadi sasaran amukan Raden.

"BANGSAT! Salah gue apa setan?!" Bentak nya pada Raden.

"ELO GAK TAU SALAH LO DIMANA?? LO LIAT INI MEJA GUE NGAPA LO DUDUK DISANA TAI." Bentak nya pada Dion.

Seluruh murid sudah diperingati oleh Raden bahwa tak ada satu orang pun yang boleh menempati tempat duduk nya barang sekali pun. Namun pagi ini emosinya tersulut karena melihat salah satu teman nya duduk diatas meja nya dengan kaki yang terangkat.

"Sekali lagi gue liat elo kayak gitu. Lo bakal mati ditangan gue." Sinis nya pada Dion, sedangkan Dion memandang rendah pada Raden.

"Lo bukan pemilik sekolah jadi gue gak berhak nurutin apa mau lo. PAHAM?!" Sahut Dion tak kalah sinis.

Tanpa ba bi bu Raden langsung menghantam perut Dion dengan lutut nya secara bertubi-tubi hingga Dion terbatuk-batuk. Bukannya memohon ampun Dion mala tertawa mendapatkan pukulan dari Raden.
Seluruh penghuni sekolah sudah tau bahwa Dion dan Raden sudah menjadi musuh sedari dulu. Mereka tidak tau apa sebab nya dan kapan itu terjadi. Hanya mereka dan tuhan lah yang tau.

Pukul demi pukulan diberi kan Raden secara berutal.

"Mati lo setan!"

Dion hanya tertawa menanggapi umpatan Raden.

"RADEN ANGKASA."

Suara bass milik lelaki itu berhasil menghentikan kegilaan Raden. Ia mengikis jarak dengan Raden.

"Apa yang elo lakuin? Lo bisa masuk penjara." Ucapnya sembari menarik lengan Raden untuk menjauh dari Dion.

"LEPAS! LO JANGAN PERNAH SENTUH GUE...PAHAM?" tuding nya pada lelaki itu kemudian pergi meninggalkan kelas yang sudah sangat kacau.

Lelaki itu hanya mandangin punggung Raden yang semakin menjauh. Beberapa murid segera membawa Dion ke UKS untuk mengobati luka-luka nya.

"Kak Radit," sapa seorang siswa dengan potongan rambut cepak.

Lelaki yang diketahui bernama Radit segera memalingkan wajah ke sumber suara.

"Raden semakin lama semakin keterlaluan. Dia bisa aja di DO dari sekolah ini." terang nya pada Radit.

Radit hanya tersenyum kecut menghadapi kenyataan ini. Ia merasa gagal menjadi seorang kakak.

"Tenang aja gue bisa atasi ini. Thanks uda khawatir sama kondisi adek gue."

Lelaki itu menepuk bahu Radit untuk menyalurkan simpati nya. Kemudian Radit bergegas menuju kelas nya ia ingin melanjutkan aktifitas nya yang tertunda akibat mendengar berita Raden sedang mengamuk.

~~~~~

"Woy Den! Bolos lagi lo?" seorang pemuda dengan tampilan yang sangat tak pantas disebut sebagai anak sekolah menepuk bahu Raden.

Before A go [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang