Alexa terbangun dengan kepala pusing ,tapi matanya mengarahkan nya pada pria itu.diingatanya hanyalah ia berada didalam pelukan Vero setelah itu entah apa yang terjadi ,semuanya menjadi gelap seketika.
Dan berakhir diranjang ruangannya."Mah ,pah ."cicit Alexa air mata itu seketika air mata itu turun deras dipipinya ,menatap kepergian kedua orang yang ia sayangi dalam hidupnya.
Vero mendengar isakan tangis membuka matanya melihat Alexa menangis menatap sekeliling ruangan nya.dengan langkah cepat Vero menghampiri perempuan itu merengkuh nya dalam pelukan hangat."katakan padaku , bahwa mereka tidak pergi Vero,mereka semua tidak meninggalkanku ."Alexa memukul kencang dada pria dihadapannya.
"Dengarkan aku Alexa,mereka sudah bahagia disana lebihbaik kau berdoa untuk mereka "Vero mengusap jejak air mata perempuan itu.
"Ijinkan aku ,pergi ke pemakaman kedua orang tuaku ."pinta Alexa memohon pada pria itu ,atau lebih tepatnya suaminya.?
Vero mengiyakan permintaan perempuan itu .Pria itu membantu Alexa turun ranjang sebenarnya ia belum mengijinkan Alexa untuk pergi kemana-mana.dikarena kondisi yang belum benar-benar sehat.
Selama diperjalanan hanya ada keheningan yang menyelimuti mereka berdua,Alexa menatap kearah luar jendela terlihat awan berwarna biru ditambah lagi dengan terik sinar matahari yang cerah,menambah semua menjadi sempurna.
"Apakah orang tuaku , di sana bahagia Vero ?apakah disana mereka melihatku sekarang.?"tanya Alexa tanpa mengalihkan pandangannya .
Vero yang mendengar pertanyaan Alexa itu ,hanya tersenyum tipis lalu menoleh kearah perempuan itu."mereka sudah bahagia Alexa ,kedua orang tuamu sekarang melihat dirimu dengan tesenyum."jawab Vero.
Mobil itu berhenti terlihat banyak sekali kuburan yang berjejer rapi ,dengan rumput yang baru saja dipangkas rapi .
Dengan sigap Vero membopong Alexa lalu mendudukinya dikursi roda .mendorong pelan kursi roda hingga mereka berdua sampai disalah satu nisan yang bertuliskan nama kedua orang tua alexa,Alexa yang menatap itu nisan berusaha turun dari kursi roda menggapai gundukan tanah kedua orang tuanya.
Vero membantu perempuan itu untuk turun ,tapi alexa mencegah pria itu membantunya dari kursi roda ."biarkan ,aku sendiri vero ."ujar Alexa mencoba berdiri dari kursi roda.
Walaupun akhirnya ia jatuh membuat kedua kakinya terasa nyeri akibat batu yang berada di tanah.tanganya perlahan mengusap nisan itu air matanya kembali menetes meningkat kebersamaanya pada orang yang paling ia sayangi dalam hidupnya."ma ,lah Alexa disini kenapa kalian pergi tinggalin Alexa ma ,pa."gumam Alexa .sedangkan Vero menatap istrinya mengelus punggung rapuh nan mungil itu.
"Ma ,pa Alexa takut disini Alexa sendirian disini pah,mah Alexa pengen ikut kalian "curhat ,Alexa .kedua orang tuanya benar-benar telah pergi selamanya meninggalnya sendiri disini.!
Ini bukan mimpi tapi kenyataan pahit ,yang harus dilalui oleh Alexa sendiri ."lebihbaik kita,pulang Alexa kondisi sekarang tidak sehat kapan-kapan kita berkunjung lagi menemui orang tua mu ,orang tuamu juga akan sedih melihat dirimu seperti ini ."nasihat ,Vero .
Benar apa yang dikatakan pria itu,orang tuanya akan sedih melihat dirinya seperti ini seperti orang yang tidak pernah diurus.vero mengangkat tubuh Alexa mendudukinya kedalam kursi roda berjalan meninggalkan pemakaman itu .
Vero mendukkan Alexa ,disampingnya ingin sekali ia mendengar kata-kata tajam yang keluar dari mulut perempuan itu mana senyum yang ditunjukkan oleh Alexa oleh dirinya.ia tidak ingin melihat perempuan itu seperti ini seakan hidupnya tidak mempunyai warna .
Mobil itu perlahan berjalan meninggalkan pamakamam tempat kedua orang tua Alexa,"apakah kita akan , rumah sakit lagi."?tanya Alexa.
"Kita akan pulang kemansion ku ,aku tau kau tidak menyukai bau rumah sakit."jawab,vero.
Baguslah pria itu tahu ,bahwa ia benci dengan aroma rumah sakit yang membuatnya menjadi pusing . selama diperjalanan hanya ada keheningan diantara mereka berdua ,sedangkan Vero ia sibuk dengan pekerjaan nya sebagai CEO .Alexa menatap jalanan dengan tatapan kosong , semua begitu cepat berlalu Dalam memorinya kenangan kedua orang tuanya masih berbekas dalam ingatan Alexa.
"Kita ,sudah sampai Alexa."beritahu Vero membuyarkan lamunan nya .
Vero dengan cepat membopong tubuh mungil itu untuk masuk kedalam mansion ,para pelayan menundukkan kepalanya sebagai tanda hormatnya pada tuan nya itu.pandangan mata Alexa bertema dengan bola mata coklat Vero seakan dunia berhenti menyaksikan mereka berdua."apakah kau nyaman ,dengan pelukan ku ."Alexa menatap sekitarnya .
Ternyata mereka berdua telah sempai dikamar Vero ,tidak ada yang berubah dari kamar pria itu semuanya tetap sama .hanya saja tidak ada yang berubah dari sikap pria masih sama dingin dan irit bicara."aku akan mengurusi pekerjaan ku ,kau kalau butuh sesuatu tinggal panggil saja pelayan yang bertugas disini."ujar Vero, meninggal kannya sendiri.
Buat apa ia disini mansion ini terasa seperti sepi ,mereka berdua seperti dua orang asing yang tidak saling mengenal satu sama lain.alexa menyentel tv yang berada dikamar ini mungkin dengan melihat tv bisa meredahkan kebosanan nya disini.
Hening sekali kamar ini menonton tv saja tidak dapat merendahkan kebosanannya ,apa lebihbaik ia melihat mansion Vero hitung-hitungan referensi mengusir kejenuhan nya.astaga ia kan tidak tahu berapa nomor password pintu itu betapa bodohnya ia,seharusnya Alexa menanyakan hal itu pada Vero kenapa ia bisa lupa tuhan?.
Dengan langkah panjang Alexa turun dari ranjang ,sebenarnya ia diharuskan menggunakan kursi roda dikarenakan kondisinya yang belum benar-benar sehat dari sakitnya itu.tapi ia tidak ingin seperti orang lumpuh atau pun tidak memiliki kaki ,ia masih bisa berjalan tanpa harus menggunakan kursi roda itu!.tangannya terulur menyentuh tombol yang berisi angka ,alexa menekan angka tanggal kelahiran nya beserta tahunya.
Dengan otomatis pintu itu terbuka sempurna dihadapanya,padahal ia hanya menebak-nebak saja tapi tebakan itu mengenai sasarannya .apa ia lebih baik menggunakan lift saja untuk turun kebawah karena disini hanya terdapat kamarnya saja ,tidak mungkin ia turun kebawah menggunakan tangga yang begitu banyak bisa-bisa kakinya akan patah harus menuruni sebanyak tangga itu.
Ting ,pintu lift terbuka menampakkan banyak pelayan yang sedang mengerjakan tugas mereka masing-masing.mereka semua menyadari keberadaan Alexa disana ,membuat semuanya membukakan badanya pada alexa.sebenarnya ia kurang nyaman harus diperlakukan seperti itu ,padahal mereka sama hanya berbeda kedudukannya.alexa menghampiri salah satu pelayan wanita "maaf,apakah kau bisa mengantarkanku kedapur."gumam Alexa,dengan suara sedikit pelan.
Alexa lupa dimana letak dapur tersebut ,karena mansion yang dimiliki Vero benar-benar besar ,membuatnya semakin bingung diletak ruangan itu.pelayan wanita tersenyum mengantarkan Alexa kedapur ,rencana hari ini ia akan membuat sebuah cake untuk ia makan Alexa tidak suka membeli kue diluar karena baginya membuat itu jauh lebih enak,dibanding harus membeli dan terutama tidak membuang banyak uang untuk membeli cake kecil seperti itu.
Perempuan itu turut membantu nya , mempersiapkan semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat cake nantinya."baru kali saya melihat ,istri seperti nyonya yang pintar membuat kue tidak seperti pacar tuan yang hanya bisanya menghamburkan duit tuan Vero."cerosos pelayan wanita itu pada Alexa.
Sedangkan Alexa menanggapinya dengan senyum tipis ,tapi yang ada dipikiran nya adalah siapa perempuan Yang ada diperkataan perempuan itu.kenapa ia baru tahu bahwa Vero memiliki seorang pacar ?,ah mungkin ia terlalu sibuk dengan pikirannya sehingga ia tidak tahu menahu tentang kehidupan pribadi yang dimiliki oleh suaminya itu.?
Hayo pemasaran yah kelanjutan nya dari ceritanya Vero ,dan Alexa jangan lupa vote ,komen and baca .
Dan untuk update mimim nga nentu kapan upadate cerita ini.mimin usahin akan selalu upadate buat kalian yang nunggu ,stay terus di cerita Alexa and Vero.
Good night.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine Alexa
RomanceAlexa Roberto terpaksa menikah dengan Alvero Alexander karena orang tuanya memiliki hutang pada pria berparas tampan itu.pernikahan itu hanya dilandaskan dengan keterpaksaan bukan,dengan rasa cinta pada diri mereka masing-masing tapi waktulah yang m...