Restoran shabu-shabu jepang mewah. Daus membawa Haura kesana. Interior khas jepang, dengan musik latar Japanese instrumental. Seketika Haura suka pada tempat itu. Daus menyerahkan beberapa voucher restoran dan pramusaji langsung tanggap dengan mengantar mereka berdua ke bangku mereka.
Tak selang berapa lama, para pramusaji mengantar makanan,potongan daging siap panggang steak Wagyu premium serta pelengkapnya. lembaran daging sapi yang dipotong tipis, bakso ikan, crab stick, tahu, berbagai sayuran dan jamur dan entah lauk apa lagi yang Haura tidak ketahui namanya yang siap di rebus dalam pan berisi dua macam kuah. Sebelumnya satu jar besar berisi ocha dingin sudah tersedia disana. Masih belum cukup mereka masih mengirimkan macam macam lauk yang telah matang kepiting goreng dalam balutan tepung yang terlihat sangat menggoda juga tersedia.
Meja mereka penuh benar benar sangat penuh untuk dua orang saja, bahkan pengunjung sebelah mereka sudah pasti memperhatikan mereka.
"Lo beli apa aja?" Tanya Haura begitu pramusaji berhenti datang ke meja mereka.
"Nggak tau, gue cuma kasih semua voucher yang ada di gue dan bilang apa aja yang bisa di beli dengan voucher itu, yang premium semua" jawab Daus santai dengan menuang ocha di gelasnya.
"Berapa banyak voucher yang lo punya?"
"Lima apa ya, dua jutaan"
"Lo sarap apa. Pakai dua voucher aja udah cukup"
"Oh iya?"
Haura frustasi, "iya..... Gue yakin mereka pasti bakal kirim makanan lagi..."
Belum selesai Haura berbicara mereka pelayan datang lagi dengan sebuah nampan berisi satu piring makanan yang entah apa namanya.
"Maaf kak, untuk makanan kami rasa sudah cukup, meja kami sudah penuh. Jika masih ada sisa pada voucher kami tolong ganti dengan arak jepang yang tersedia disini" ucap Haura pada pramusaji dan segera disetujui.
Daus memanggil pramusaji yang lainnya untuk membantu mereka memasak, terutama daging daging premium yang harus di panggang.
"Selamat menikmati sayang" ucap Daus.
"Terima kasih sayang, tapi gue kayak orang kelaparan meja untuk enam orang sampai hampir penuh."
Daus tertawa terbahak bahak. "Udah lo makan aja, kapan lagi lo bisa makan mewah kayak gini sampai perut meletus"
"Nggak gini juga... Ini bisa buat makan lima minggu berturut-turut, atau lo bagi ke istri lo sebagian" omel Haura.
"Dia udah gue kasih lima voucher. Yang ini emang buat lo"
"Dan lo abisin dalam sekali datang" Haura lesu.
"Biar lo nggak keenakan makan shabu-shabu mulu tiap minggu"
Haura sudah bersiap memukul kepala Daus dengan sumpit dan sendok ditangannya.
Daus mengambil sepotong daging kemudian diletakkan di piring Haura yang segera dilahapnya. Mereka makan dalam diam seperti anak anjing yang patuh. Tidak akan ada yang membuka suara ketika belum selesai. Daus juga terus mengambilkan Haura lauk lauk yang baginya terasa enak baginya.
"Argh... I'm full" komentar Haura begitu menyelesaikan makan dan meneguk segelas kecil arak.
"Gue udah nggak kuat lagi" ucap Daus setelah beberapa menit kemudian.
Piring piring dihadapan mereka rata rata telah kosong, meskipun beberapa diantaranya masih penuh terisi. Arak mereka juga sudah hampir habis. Haura tentu saja yang menghabiskan karena Daus harus mengemudi.
"Gue minta pelayan beresin meja kita ya" ucap Daus.
Belum sempat ia memanggil seseorang mendatangi mereka. Tama tiba tiba hadir diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN YOUR ATMOSPHERE
RomanceHaura Casisty Wasa dan Naratama Janardanu pernah bertemu tiga tahun yang lalu saat dia masih menyelesaikan studinya di Paris. Mereka bertemu Setelah apa yang telah terjadi sebelumnya, pertemuan yang hampir saja dilupakan Haura, dia terpaksa bertemu...