Hadir hanya bayangan, matanya berbayang.
Terasa kosong membekas di seluruh raga.
Topangannya di hina dan di injak-injak.
Kini separuh jiwanya hilang tertelan angan yang ia rasa sudah menginjak satu tahun.
Satu persatu sandaran itu menghilang, lagi-lagi seperti film klasik, membosankan.
Di sini bibir putihnya merapat.
Hingga waktu yang kian menjawab asa.
Tapi jejeran bahu itu menghilang tergantikan lorong kosong.-Sptra🎬
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange
PoetryKetika langit bersajak di penghujung senja. Meraup kesadaran yang mulai menghitam terbakar arus harap. Ia memilih tempat untuk menuang kata sebelum benar-benar pulang.