Kehilangan ibu sama saja seperti burung yang kehilangan satu sayapnya. Tidak bisa seimbang dan rapuh. Itulah yang di rasakan Nafasya Iriana. Setelah ibunya meninggal dunia. Ia yang mengurus sang ayah seorang diri. Kakak-kakak sudah menikah dan tinggal di tempat yang jauh. Iriana merupakan anak terakhir dari 3 bersaudara. Usianya sudah 25 tahun. Dan itu menuntutnya untuk mandiri. Menjadi tulang punggung untuk menghidupi ayahnya.
"Ri, kata Bang Hanif. Kamu udah punya pacar belum?" tanya Mitha yang sambil menikmati makan siangnya.
Iriana mengangkat kepalanya. Dahinya mengerut bingung. Terlintas dibenaknya satu kata yaitu perjodohan. Ia tersenyum tipis. "Kamu udah pernah liat aku jalan sama cowok?"
Mitha menggelengkan kepalanya. "Jadi belum?"
"Belum ada pikiran ke situ," sahut Iriana. Ia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
"Mau sampai kapan?" tanya Mitha penasaran. Rumah mereka dekatan saling bersebrangan. Jadi mereka bertetanggaan cukup lama dan sudah saling mengenal satu sama lain.
Iriana menghela napas. Ia menatap Mitha. "Aku nggak tau," ia mengambil gelas lalu meneguknya sedikit.
"Bukan menutup diri kan?"
"Menutup diri sih nggak, tapi aku belum ada pikiran buat pacaran atau menikah, Tha. Menikah itu bukan hanya butuh kesiapan tapi juga situasi yang tepat. Mungkin aku udah siap buat nikah tapi kondisiku sekarang nggak memungkinkan. Siapa yang jaga Ayahku kalau aku nikah nanti?"
"Kalau kamu berpikiran seperti itu terus kamu nggak akan nikah-nikah, Ri. Kamu terlalu takut dengan apa yang belum terjadi. Kamu juga berhak bahagia dan mikirin diri kamu sendiri. Ayahmu bisa menikah lagi biar ada yang ngurus," ucap Mitha. Usul dari sahabatnya itu bukan membuatnya tenang melainkan bertambah khawatir. Ayahnya menikah lagi? Raut wajahnya seketika berubah murung.
Kehidupannya dengan Mitha itu sangat berbeda. Keluarga Mitha lebih beruntung mempunyai keluarga bahagia dan berkecukupan. Sedangkan dirinya hanya hidup berdua dengan ayahnya serba kekurangan. Kedua kakaknya sudah menikah dan sudah tidak peduli dengannya. Jangankan mengirim uang bulanan, menelepon untuk menanyakan kabar saja tidak. Namun masalah keluarganya selalu ia tutupi. Dengan keceriaan untuk mengelabui semua orang-orang terutama orang terdekatnya.
Iriana menyudahi makan siangnya. Mereka sudah 7 tahun menjadi tetangga. Dan hubungan meningkat Iriana dan Mitha menjadi sahabat. Mereka satu sekolah SMA. Mitha melanjutkan ke jenjang lebih tinggi sedangkan Iriana hanya SMA dan mengambil kursus menjahit. Saat itu perusahaan ayahnya bangkrut. Ayahnya tidak bisa lagi bekerja karena usianya sudah tua. Iriana tidak tega. Sehingga dirinyalah yang mencari cara agar tetap bisa bertahan hidup.
Iriana hanya tinggal berdua dengan sang ayah. Dari ketekunanannya ia mempunyai konveksi sendiri. Ia merekrut beberapa orang untuk bekerja dengannya menjahit pakaian pesanan orang. Meskipun tidak besar, bisa menghidupinya dan juga orang lain.
"Di coba dulu, kamu mau ya?"
Iriana dengan merubah raut wajahnya menjadi ceria. "Apa dia ganteng?"
Mitha mendelik, "ganteng. Nanti aku bilang sama Bang Hanif. Biar kalian ketemu."
"Kenapa nggak di kenalin kamu aja?" tanya Iriana. Mitha mengulum senyumnya. "Jangan-jangan.." Iriana menyipitkan matanya.
"Nggak kok, sebenernya Virgo udah bilang mau ngelamar aku." Mitha tersipu malu.
"Virgo gercep juga ya." Iriana terkekeh. "Aku kira kalian udah putus," ia melirik jahil.
"Sembarangan! Emang kita putus nyambung sih. Tapi kali ini dia serius. Virgo udah minta izin sama Bang Hanif juga. Jadi aku udah nggak ragu lagi sama dia."
"Semoga kamu selalu bahagia," ucap tulus Iriana pada sahabatnya.
"Aamiin... Begitu juga kamu ya." Iriana hanya mengangguk. Keduanya saling melempar senyum.
Cerita baruuuuuu!!!! 😆😆
Gimana Prolog nya suka ga?? Klo ga, ga di lanjut nih 🤣🤣🤣
#boongdingSemoga idenya lancar yakkk 🤭🤭
Sorry typo & absurd
Thankyuuu 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Your Heart (GOOGLE PLAY BOOK)
RomantikHanya tersedia eBooknya di Google Play Book & Aplikasi KARYAKARSA! Candra Banyu Alaska adalah lelaki yang sulit mengekspresikan emosinya. Ia tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Ketika teman-temannya sudah menikah, ia masih betah tetap sendiri. Ha...