"Bang Hanif!" seru Iriana saat mereka berdua saja. Ia sengaja menunggu Hanif sedang sendiri. Saat pria itu ke dapur, Iriana mengikutinya. "Kenapa ngomong kayak gitu sih! Bikin aku malu aja," tegurnya dengan kesal.
"Nggak apa-apa Ri, lagian sama-sama jomblo. Jodoh kan nggak tau."
"Iya, tapi jangan di depan banyak orang gitu."
"Biar banyak yang mengamini nanti di catet sama Malaikat, jadi kenyataan." jawaban konyol Hanif membuat Iriana berang. Ia memukul pundak Hanif kencang. "Auw,"
"Rasain!" ucap Iriana kembali ke ruang tamu dengan wajah kesal.
"Ri, ini paper bag apa?" tanya Mitha. Iriana duduk menjauh dari Candra. Orang tua dan mertua Hanif sudah pulang duluan. Tinggal yang muda-muda saja menikmati secangkir kopi dan cemilan.
"Oh, itu baju contohnya." Iriana mengambilnya yang tergeletak di samping Mitha.
"Udah beres emangnya, Ri?" tanya Hanif.
"Udah," jawabnya dengan menahan sebal. "Di coba dulu, Bang." Ia mengeluarkan pakaian yang sudah rapi di packing plastik.
"Lho? Kok cuma buat Candra. Aku mana?"
"Nggak ada," timpal Iriana menyipitkan matanya.
"Oh, buat orang spesial dulu ternyata," celetuk Hanif. Pupil mata Iriana melebar. Wah, benar-benar Hanif menabuh genderang perang padanya.
"Hanif," tegur Candra dengan tatapan tajam.
"Oh, oke." Hanif menutup mulutnya. Candra pun jengah dengan ucapan-ucapan Hanif yang menggiring opini jika ia dan Iriana mempunyai hubungan atau sedang pedekate.
"Iriana datang ke kantor waktu kamu pergi ke luar kota. Dan sekalian ngukur, berhubung kamu nggak ada. Apa yang mau di ukur? Tong sampah yang di depan kantor?" hardiknya dengan pedas. Hanif menganga lebar dengan kata-kata kasar yang terlontar Candra. Iriana, Mitha dan Virgo menahan tawanya. Candra di lawan.
"Nggak sekalian truk sampahnya?" sindir Hanif.
"Mangkanya kamu juga jangan ngeledekin juga," ucap Dita pada suaminya.
"Ya udah, sana ganti bajunya. Aku pengen liat." Iriana memberikannya pada Candra. Hoodie, kemeja dan juga t-shirt masing-masing satu pcs. Pria itu mengambil t-shirt terlebih dahulu di cobanya di kamar mandi tamu yang terletak di tengah-tengah antara ruang tamu & ruang TV. Candra keluar dari kamar mandi setelah selesai mengganti.
"Pas banget itu di badan kamu, Ndra." Hanif mengacungkan jempol. Betapa senangnya Iriana saat pakaiannya pas di tubuh Candra. "Gimana di pakainya enak, nggak?"
"Iya," sahut Candra singkat.
"Coba dulu yang lainnya," ucap Iriana.
"Nggak perlu ini aja udah cukup." Candra menolaknya seketika wajah Iriana muram.
"Di coba dulu, Bang Candra. Iriana udah cape-cape bikin lho. Masa nggak di coba semua," ucap Mitha membela sahabatnya.
"Oh, nggak usah kok." Iriana mencoba untuk tidak memaksa. Hanif diam-diam memelototi Candra. Pria itu mendesah pelan.
"Aku coba semuanya," ucap Candra. Ia mengambil sisa pakaian lalu di cobanya. Semuanya sudah pas, Iriana girang bukan main. Kerja kerasnya tidak sia-sia.
"Jadi fix ya, Ndra?" tanya Hanif.
"Iya," jawabnya.
"Nama perusahaannya di bordir ini ya, Ri?" tanya Virgo.
"Iya, biar nggak cepet pudar. Kalau sablon, jelek kalau sering di cuci. Jadi aku pilih bordir aja. Bagus kan?"
"Iya, kapan-kapan boleh buat kantorku ya, Ri." Virgo juga ingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Your Heart (GOOGLE PLAY BOOK)
RomanceHanya tersedia eBooknya di Google Play Book & Aplikasi KARYAKARSA! Candra Banyu Alaska adalah lelaki yang sulit mengekspresikan emosinya. Ia tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Ketika teman-temannya sudah menikah, ia masih betah tetap sendiri. Ha...