Chap 24

1.3K 135 32
                                    

Caca cuman mau kasih tau aja, mulai dari chapter ini bakalan di private yah, soalnya caca pengennya endingnya di chap 30, jadi follow dulu hehe




  "hah kenapa dia lama sekali menghubungi ku" keluh Jimin sembari melihat jam tangannya

 Jungkook yang sedang berada di samping Jimin sembari meminum minumannya mencoba menenangkan sahabatnya itu, "tenanglah Jimin, aku yakin Seokjin itu pasti berhasil" ucapnya

"tapi ini sudah lebih dari sejam Jung, dan dia belum mengabariku apa-apa" bantah Jimin, terlihat sekali jika wajahnya sangat khawatir, sebenarnya dia juga tidak mau menjalankan misi gila dari Seokjin, namun ada sesuatu hal yang membuatnya harus menyetujui rencana ini

"hey, ada apa dengan kalian berdua" ucap Taehyung yang baru saja kembali dari mengambil segelas wine mahal

"kau bisa lihat dari wajahnya Tae, Jimin sedang gelisah sekarang" ucap Jungkook dengan nada yang sedikit mengejek, membuat Jimin melayangkan tatapan sinis kearahnya

"ayolah bro, kau tau kan sebelum menjadi anak buahmu Seokjin menjadi anak buah siapa?" ucap Taehyung membantu Jungkook untuk menenangkan Jimin, "aku setuju Tae, lagipula rencananya tidak pernah gagal" tambah Jungkook

"hah, baiklah aku mempercayai kalian, tapi jika 30 menit lagi dia tidak mengabariku, aku sendiri yang akan datang ketempat itu" ucap Jimin lalu pergi dari hadapan mereka

sebenarnya Jungkook dan Taehyung juga sedang khawatir, namun mereka tidak bisa membuat sahabatnya menjadi lebih khawatir, mereka sangat mengetahui watak sahabat mereka yang satu itu, sahabat mereka itu bisa saja melakukan hal yang sangat gila untuk menyelamatkan sesuatu yang ia anggap berharga dalam hidupnya

 flashback

 "kau gila?" Tanya Jimin dengan nada yang sangat dingin

"hei hei bro, sabar dulu" ucap Taehyung menenangkan temannya yang sedang menatap Seokjin sedangkan yang sedang di tatap hanya memainkan jamnya

"benar Jim, coba kau pikirkan dulu apa yang dikatakan oleh Seokjin ada benarnya, Dahyun akan terlepas dari mereka untuk selamanya" tambah Jungkook

"aku tidak akan pernah membahayakannya, apalagi kepada psikopat sialan itu" ucap Jimin lalu menyandarkan punggungnya

"tapi dia hanya terluka sedikit Jimin" ucap Jungkook

"dia terluka karena pisau saja aku tidak rela Jung, apalagi sampai sejauh ini" bantah Jimin, ia tidak pernah berpikir untuk menyetujui rencana gila dari Seokjin, dia pasti sudah kehilangan kewarasannya jika ia mempertaruhkan Dahyun untuk menangkap Seulgi dan keluarganya

"tapi kita tau Jim, akan ada Seokjin disitu, dia akan melindungi Dahyun" bujuk Taehyung pada Jimin,"dan aku bisa percaya begitu saja? bagaimana jika dia gagal? bagaimana jika terjadi sesuatu hal yang sangat buruk pada Dahyun? bagai-"

"dia tidak akan terluka Jim" ucap Seokjin yang sedari tadi diam "aku telah berjanji pada tuanku agar menjaga anaknya, dan aku bukan tipe orang yang suka melakukan kesalahan" tambah Seokjin menatap tajam Jimin, mereka dua beradu pandang sehingga keadaan menjadi sangat canggung

"benar Jim, lagipula setelah ini Dahyun akan aman untuk selamanya" ucap Jungkook mencairkan suasana yang canggung itu

akhirnya Jimin menghela nafas sambil menutup matanya, "huh, baiklah" ucap Jimin menyetujui rencana tersebut "tapi, jika aku tidak mendapatkan kabar darimu aku akan menyusulmu" tambah Jimin

"baiklah"

 Flashback end

 "aku tidak sabar untuk menghabisimu sayang" ucap seorang wanita sambil mengelus wajah seorang wanita yang sedang terbaring diatas kasur kecil dengan keadaan tak sadarkan diri

"hah, mereka lama sekali, lebih baik aku bermain sedikit denganmu Kim Dahyun" ucap Seulgi mengeluarkan pisau kecil dari kantongnya Seulgi tak menyadari bahwa disitu ada Seokjin yang sedang menatapnya dari kegelapan

'hah Jimin akan membunuhku jika melihat sayatan itu, semoga dia tidak membuat banyak'

 Seulgi mulai menggoreskan pisau kecilnya ke pipi putih dahyun, pipi Dahyun mulai mengeluarkan banyak darah namun Seulgi yang melihat itu malah makin bersemangat, ia menuliskan kata die dengan ukuran yang lumayan besar di pipi sebelah kanan

ketika ia ingin mengarahkan ujung pisaunya kearah lain, tiba-tiba ada yang menepuk punggungnya membuatnya langsung berputar balik sambil menodongkan pisaunya

"wah tenang nyonya" ucap Seokjin dengan smirknya

"ada apa kau kesini? mau bergabung?" Tanya Seulgi melipat tangannya

"hanya memberi saran, jika kau membuatnya kehabisan darah dan dia meninggal tanpa suara itu tidaklah seru" ucap seokjin maju mendekati Dahyun lalu menyentuh darah yang sudah banyak keluar

"sepertinya kau benar juga" ucap Seulgi "baiklah aku akan keluar, kau urus ini semua" tambah Seulgi lalu berjalan keluar

"tenang saja nona, goresan yang akan kuberikan pada mereka akan lebih banyak dari ini" gumam Seokjin mengelap darah Dahyun dengan sapu tangannya

sementara Seokjin sedang mengelap darahnya, tiba-tiba saja Dahyun terbangun ia langsung disambut rasa pedih dari pipinya ditambah sentuhan yang membuat pipinya terasa sangat sakit

"si-siapa kau?" Tanya Dahyun karena penglihatannya belum jelas

suara Dahyun yang terdengar itu sempat membuat tangannya Seokjin terhenti sebentar

"tenang nona, kau hanya terluka sebenrtar, namun setelah ini kau akan terbebas" ucap Seokjin lalu pergi dari tempat itu meninggalkan Dahyun yang tidak bisa menggerakkan tubuhnya, sehingga ia berteriak untuk meminta pertolongan

"TOLONG! SIAPAPUN TOLONG AKU!!" teriak Dahyun, namun ternyata teriakkannya itu membuat ayah dan ibu Seulgi dating keruangan itu, bersamaan dengan Seulgi

"apakah sudah waktunya untuk kita memulai" ucap ayah Seulgi dengan smirk yang menakutkan, "sepertinya ini waktu yang pas, bagaimana pendapatmu sayang?" Tanya ibu Seulgi

"aku siap kapan saja ibu" ucap Seulgi

"tidak usah berlama lama, lebih baik kita menyuntikkan cairan korosif ini padanya" ucap ayah Seulgi mengambil sebuah suntikkan yang lumayan besar dan membuka tutupnya

"a-apa yang ingin kalian lakukan?" Tanya Dahyun melihat Seulgi dan sepasang suami istri sedang mengarahkan suntikkan kearahnya

"tidak, aku tidak mau" erang Dahyun sembari mencoba menggerakkan tubuhnya, berharap ada keajaiban yang terjadi

"tenang Dahyun, kau hanya akan kesakitan sebentar, lalu kau akan terbebas dari penderitaan mu, dan pergi sangat jauh, sehingga tidak ada yang mengganggu hubunganku dengan Jimin" ucap Seulgi mencengkram wajah Dahyun, membuat Dahyun menahan sakit dan perih karena luka yang ada di pipinya

"tidak, tidak, kumohon" ucap Dahyun dengan air mata yang mengalir, sekarang ia hanya bisa berharap keajaiban menolongnya

'Ayah ibu apakah aku akan menyusul kalian?'

'Jimin'

ketika jarum itu sudah sangat dekat dengan kulit putih Dahyun

"TIDAKK"

BRAKK

Ibu Seulgi dan Seulgi langsung membalikkan badan dan terkejut melihat Jimin dan teman temannya yang berada diambang pintu, namun

"AARRGHHHH"

"DAHYUN TIDAKK!"



jeng jeng jeng, degdeg an gak? Caca harap readers senenng baca hihi, maaf juga kalau banyak typo yah, Caca cinta readers

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

COLD CEO [parkjimin;kimdahyun]:dahmin storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang