Little problem

11 0 0
                                    

Sementara itu di tenda Ezra mereka juga lagi diskusi tentang kepulangan mereka. 
"Kalian jadi langsung ke Jogja Min?" Tanya Andrew 
"Iya jadi. Ada acara keluarga kan di rumah nenek. Jadi deh kita dipaksa harus datang" jawab Mini. 
"Kalau kamu Ca? Jadi ikut mereka tour dieng?" 
Memang Ezra sudah cerita kalau dia sempat diajak oleh Alex dan kawan-kawan untuk ikut mereka touring. 
"Gak lah. Lagian aku udah tolak juga" jawab Ezra "Kenapa emang?" lanjut nya
"Itu anak tenda sebelah ngajakin naik ke sumbing. Kita belum kasih kepastian sih. Sekarang gimana kamu aja ca. Kalau misal mau ikut sama ka Alex and geng, ya kita ikut naik. Nanti kita ketemu di Jogja buat bareng ke Bandung nya. Tapi kalau mau kita langsung pulang sih gpp"
"Wah kok aku sih yang di suruh milih? Ya aku kan jadi gak enak"
"Santai aja. Gak usah terbeban. Toh emang rencana awal kita cuma ke prau kok" kata Daniel menambahi
"Yaudah gue balik sendiri aja ke Bandung nya. Kalian naik aja"
"Gak ya. Enak aja mau balik sendiri. Aku lebih percaya nitipin kamu ke Alex. Bagaimanapun kalian sudah kenal lama. Aku yakin dia bakal jagain kamu" sahut Andrew
"Tapi kan aku gak enak. Aku cuma kenal sama ka Alex. Gak mungkin lah tiba-tiba nimbrung di liburan nya mereka"
"Kenapa nggak? Kan mereka yang nawarin" sahut Mini
"Iya dan udah aku tolak" jawab Ezra
"Gampang. Ntar gue tinggal ngomong lagi"
"Aku pulang aja deh ya. Aku gak enak. Beneran deh"
"Yaudah kalau kamu pulang kita juga pulang"
"Yah kok gitu? Kalau mau naik ya sok aja"
"Kita kesini bareng Ca. Jadi gak ada namanya pulang sendiri. Mending pulang semua"
"Yaudah deh gue ikut ka Alex. Tapi kamu yang ngomong sama ka Alex ya"
"Iya. Aku yang ngomong" kata Andrew
"Cuma sehari kok Ca. Besok kita ketemu di Jogja. Dari sana kita bareng ke Bandung" sambung Adrian juga

Ezra hanya bisa pasrah. Dia bingung apa yang harus dilakukan. Di satu sisi dia gak enak kalau ikut sama Alex dan geng. Tapi disisi lain dia juga gak enak kalau teman-teman nya gak jadi naik kalau dia minta pulang. Sedangkan untuk ikut Mini dan Malia juga bukan pilihan yang tepat karena mereka ada acara keluarga. Ezra merasa sendiri dan ditempatkan pada pilihan yang sulit. Rasanya seperti lu ditinggalkan begitu saja. Sakit dan sedih. Tapi dia gak nunjukin itu. Untuk sekarang biar saja teman-teman nya pergi dengan urusan masing-masing dan nanti saat di bawah dia akan minta Alex untuk nganter ke stasiun atau terminal. Dia akan memilih pulang.

Saat mereka selesai makan, Andrew menghampiri Ezra dan mengajak bicara berdua. 
"Kenapa Ca? Kok muka nya kayak gak enak gitu? Masih mikirin pembahasan kita tadi?"
Ezra mengangguk "Aku pulang aja ya bang? Beneran deh aku gak enak ikut ka Alex"
"Tapi dia yang minta loh"
"Tetap aja aku gak enak. Mereka cowok semua dan aku gak kenal"
"Kan ada Alex. Aku lebih percaya kamu sama dia daripada ngebiarin kamu pulang sendiri. Big no" sahut Andrew lembut. Oh iya gue belum kasih tau ya kalau Ezra dan Andrew itu satu marga. Jadi udah kayak abang  sama adek
"Lagian kalian harus banget naik ya? Aku kaya ditinggal sendiri tau gak" sahut Ezra mengeluarkan uneg-uneg nya
"Kan cuma sehari. Toh besok kita ketemu dan pulang bareng kok. Jadi gak ada yang ninggalin kamu oke"Andrew dengan sabar dan lembut menjelaskan. "Buang jauh-jauh pemikiran itu ya. Kita gak akan ninggalin kamu. Kita gak sejahat itu. Kalau kamu mau kita pulang juga gpp. Nanti aku bisa ngomong sama Daniel sama Adrian"
Ezra yang tadi udah menahan kesedihan nya pun akhirnya menangis karena ucapan lembut Andrew. Perlahan butiran bening itu membasahi pipinya.
"Udah ah jangan nangis. Malu tau. Udah besar juga" bujuk Andrew sambil mengusap lembut rambut Ezra.
Ezra masih diam aja. Sesekali dia menyeka air matanya. Dia masih belum kuat untuk bicara. Tenggorokan nya justru sakit karena dia berusaha menahan tangisan nya.
"Yaudah gini aja. Kita coba ngomong sama Alex ya. Kalau memang setelah ngomong sama Alex kamu masih merasa gak mau ikut sama mereka gpp. Nanti di bawah kita cari penginapan sehari. Kamu sama aku,  biar Daniel sama Adrian aja yang naik. Kita tunggu mereka turun baru kita balik bareng ke Bandung. Oke?" sahut Andrew merangkul Ezra sedangkan yang ditanya hanya mengangguk aja. 
"Udah dong jangan nangis. Kita kan mau ngomong sama Alex. Kalau kamu masih nangis nanti dikira aku ngapa-ngapain kamu lagi" sahut Andrew mencoba mencairkan suasana.
Akhirnya perlahan tangisan nya berhenti dan dia menyeka bekas air mata di pipinya. Dan mereka kembali ke tenda sambil Andrew yang setia merangkulnya.

Fallin' All in youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang