Great Lunch

15 1 0
                                    

Setelah mereka tidak terlihat lagi, Alex dan Ezra berjalan ke tenda yang disana semua orang menunggu dengan wajah bahagia. Siapa lagi kalau bukan Erick and the geng.
"Yeee akhirnya kita ada anggota baru" sahut Erick antusias sembari menarik Ezra untuk duduk di sebelahnya di flysheet yang sengaja kita pasang di luar tenda.
"Hai ka" sapa Ezra menyapa kita semua
"Hai Ca. Sini- sini" ajak Bobby juga
Sedangkan gue gak tau harus ngomong apa sangking bahagianya. Dari tadi tulang pipi gue naik menandakan kalau gue terlalu banyak senyum sejak gue lihat dia dan Alex mendekat. Gue tau Alex pasti berhasil bujuk dia. Dan gue senang melihat wajah ceria nya lagi. 
"Jadi guys, si cengeng ini bakal ikut sama kita" sahut Alex sembari mengacak-acak rambut Ezra
"Ih aku gak cengeng ya" jawabnya protes
"Gak cengeng tapi tadi nangis" goda Alex lagi dan kelihatan banget kalau dia kesal setelah Alex membongkar aibnya
"Udah gak usah didengerin Zra. Mending ikut makan aja sini" sahut gue kemudian
"Ciee ada yang belain" celetuk Alex lagi dan gue udah lihat muka nya makin merah karena malu
"Lex…" panggil gue. Itu salah satu cara gue biasanya untuk mengatakan  "sudah cukup". Hanya dengan memanggil nama mereka dan mereka akan berhenti sendiri. 
"Oke oke. I got it" sahut Alex dengan mengangkat kedua tangan nya menunjukkan kalau dia menyerah. “Setelah ada Ezra lu lupain gue Sam” lanjutnya
“Enough Lex” jawab gue
“Oke oke gue nyerah” kata Alex sembari mendekat ke Ezra dan membisikkan “dia lebih milih kamu daripada aku” dan Ezra bingung harus merespon apa. Dia gak tau kenapa Alex bisa menyimpulkan itu.
Setelah itu semuanya pun kembali normal. Kita hanya ngobrol biasa aja dan sesekali Erick dan Bobby berdebat hal gak penting yang berhasil mengundang tawa. Ezra juga cepat membaur dengan kita. 
Tepat pukul 10 sore kita mulai turun. Chandra memulai rombongan sementara Alex ada di bagian paling belakang. Ezra kita sengaja taro di tengah dengan Erick di depan nya dan gue ada di belakang nya. Gue sudah bersiap untuk membantunya kalau dia kesulitan tapi sepertinya itu tidak akan pernah terjadi. Dia sangat santai dan tergolong mahir berjalan di medan seperti ini. Hanya sekali dia hampir tergelincir karena jalan nya licin dan gue dengan sigap menangkap tangannya. 
"Thank you ka" sahutnya memberikan senyum yang selalu berhasil buat jantung gue bekerja lebih keras.
"Tolongin gue dong ka" sahut Bobby tiba-tiba dari arah belakang gue. Gue tau dia sengaja menggoda gue karena kejadian gue sama Ezra tadi.
"Tuh minta tolong sama Alex" jawab gue sedangkan Alex hanya cengar - cengir gak jelas.
Kurang lebih 2 jam perjalanan, kita sampai di basecamp. Alex dan Ezra masuk untuk melapor ke petugas. Sementara gue dan Erick segera ke parkiran untuk mengambil mobil. Kita menghampiri yang lain yang sedang menunggu di basecamp. Satu persatu barang kita disusun rapi di bagasi.  Untung kali ini gue bawa fortuner, jadi cukup besar untuk menampung kita semua. 
"Kamu di depan aja Zra" gue dengar Alex ngomong ke Ezra
"Iya ca di depan aja" sambung Erick
“Gpp?”
“Sebenarnya kenapa-napa sih. Gue kan pengen nya lu sama gue ya. Tapi gak akan diijinin sama Alex” kata Erick lagi dan seketika mendapat pletakan dari Alex dan ketawa mengejek dari semua orang termasuk gue
“Uda Zra gak usah dengerin ocehan nya si Erick. Memang suka nggak jelas”
“Bilang aja lu sirik kan sama gue” tantang Erick 
“Kenapa gue harus iri sama lu?”
“Udah ah gak jadi” 
Semua orang jadi tertawa karena tingkah Erick yang memang selalu konyol itu. Dan kita akhirnya memulai perjalanan dengan gue berada di balik kemudi, Ezra di sebelah gue. Alex Chandra di tengah sedangkan Bobby dan Erick di bagian belakang. Katanya sih biar bisa tidur.
Tempat pertama yang kita datangi adalah salah satu tempat makan yang terkenal favorit di Dieng. Kita memutuskan untuk mengisi perut dulu sebelum kita melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan menuju tempat makan, aku sesekali mengobrol ringan sama Ezra sedangkan yang lain malah tidur. 
“Kamu kalau mau tidur gpp loh Zra”
“Iya ka. Gpp aku temenin kakak aja”
“Wah baik banget” sahut gue sembari ketawa kecil
“Iya dong. Udah kebiasaan”
“Kebiasaan baik atau kebiasaan nemenin supir nih?” 
“Kalau kebiasaan nemenin supir emang aku kernet apa” jawab nya ikut tertawa 
“Ya siapa tau kan di Bandung nyari sampingan”
“Eh boleh juga tuh nanti dicoba” jawabnya bersemangat dan aku hanya bisa tertawa. 
Kita lanjut ngobrol dan gak kerasa kita udah sampai di tempat yang kita tuju. Bukan restoran sih cuma tempat makan biasa. Tapi katanya enak dan cukup terkenal di daerah ini. 
“Woi bangun pemalas. Kita udah sampe” sahut gue mulai membangunkan yang lain dan kita segera masuk untuk segera mengisi perut yang sedari tadi sudah berontak minta diisi.
Sementara yang lain udah masuk, gue masih berdiam diri di mobil. Pandangan gue gak berpaling dari tadi. Gue sibuk melihat dia yang sudah bercengkarama dengan yang lain sembari bercanda tawa.  Gue bahagia. Sangat bahagia. Mimpi apa gue semalam sampe bisa makan siang bareng sama doi yang selama ini cuma ada diangan-angan. Selama ini gue cuma bisa ngebayangin kalau suatu hari nanti kita -gue dan dia- bisa duduk bareng dan mengobrol ini itu. Gue ngebayangin kalau suatu hari nanti gue punya kesempatan buat sekedar ngopi bareng sama dia. Siapa sangka kalau hari itu benar-benar datang secepat ini. Bahkan melebihi apa yang gue bayangkan selama ini. Gue bisa satu mobil sama dia dengan dia duduk tepat di sebelah gue. Dan sekarang gue bisa makan bareng sama dia. Ya walaupun gak cuma berdua tapi gue tetap bahagia. Satu lagi mimpi gue yang akhirnya bisa kesampean. Apalagi kita akan liburan bareng. Ah... ini semua terlalu tiba-tiba. Bahkan gue ragu apakah ini nyata atau bukan. Kalau ini mimpi plis jangan bangunin gue dulu. Gue masih pengen liat dia lagi. Gue masih pengen liat senyumnya lagi.
"Gak usah di tahan. Kalau mau senyum mah senyum aja" kata Alex yang tiba-tiba sudah ada di sebelah dan membuyarkan semuanya.
"Kok lu masih disini?"
"Kenapa? Lu gak mau diganggu ya sama hayalan lu itu?" tanya Alex tepat sasaran
"Itu lu tau"
"Hahaha santai Sam. Masih untung kepergok nya sama gue. Coba sama Erick. Dikira lu kesampet"
"Haha iya juga sih"
"Yaudah ayok masuk. Keburu si Erick sam Bobby makin lengket sama dia. Emang lu mau?"
"Gak lah. Awas aja kalo beneran ngedekatin" jawab gue yang langsung turun dan disambut gelak tawa Alex

Fallin' All in youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang