"Duduk dulu heh!" Rose menepuk Jeje dengan bantal ketika temannya itu habis makan malah langsung tiduran. "Denger nggak?!" Rose berseru galak.
Jeje menyengir. "Iya ih."
"Nah gitu kek." kemudian Rose ikut duduk di sebelah Jeje, bermain ponsel.
"Minghao kok nggak nyampe-nyampe ya? Udah setengah jam padahal."
Rose tidak merespon.
"Lagi berantem?"
"Dia-nya yang marah."
"Loh kenapa?" Suara motor yang muncul mengalihkan perhatian mereka.
"Sana ambilin handuk."
"Lo aja."
"Je."
"Gue nggak tau di mana Se."
"Para curut ini mana lagi nggak sampe-sampe katanya cuma beli makanan doang di alfa." Dengan terpaksa, Rose mengambil handuk lalu memberikannya pada Minghao.
Minghao menerimanya.
"Masih marah?" tanya Minghao membuka percakapan.
"Bukannya elo yang marah?" Rose mengangkat alis.
"Yang diemin gue kan elo. Kenapa gue yang di tuduh marah?"
"Loh siapa suruh nggak negur gue duluan?"
"Apa salahnya lo negur duluan? Yang mancing emosi kemaren siapa?"
"Elo."
"Kok gue?!"
"Ya elo. Intinya elo."
"Yang salah elo Rose! Yang duluan diemin gue siapa? Elo. Yang nggak mau jawab pertanyaan gue sampe gue kesel siapa? Elo. Yang nggak mau natep gue pas ketemu setengah jam yang lalu siapa? Elo. Jadi semuanya salah elo."
"Bener-bener ya, giliran ngomongin kesalahan gue aja lo mau ngomong panjang lebar gitu!" Rose mengerucutkan bibirnya. "Udah lah ayo masuk ganti baju, ntar masuk angin!"
"Emang ada baju cowok?"
"Ya ada lah."
"Punya siapa?"
"Maunya sih pujaan hatiku."
"Rose." tegur Minghao datar.
"Gue punya banyak Kakak anjing."
"Jadi Kakak lo anjing nih? Gue aduin lo Se!" sahut Jeje dari dalam yang memang mendengarkan perdebatan Rose dan Minghao sejak tadi.
"Kayak kenal aja lo." balas Rose tidak peduli. "Baju Abang Chanyeol kayaknya masih ada deh di lemari. Bentar, gue ambil dulu. Lo duduk sini! Keringin badan lo pake handuk tuh jangan cuma di pegang doang."
"Berisik banget." gerutu Minghao.
Rose melenggang pergi tidak peduli pada gerutuan Minghao.
"Hao." Jeje mendatangi Minghao. "Kata Yugyeom, tolong selesaikan dengan cepat masalah lo sama Rose. Kalo udah selesai, baru mereka dateng."
"Apa-apaan?!"
"Soalnya mereka nggak mau berada di situasi di mana suasana hati lo yang suram karena di abaikan Rose. Lebih tepatnya nggak mau terjebak di antara perang dingin lo dan Rose, bisa di mengerti? Gue rasa bisa. Kalo enggak, berarti lo tolol."
Minghao menghela nafas. "Tanya sama temen lo, dia yang diemin gue."
"Bilang aja Je, kalo kalian nggak ke sini dalam waktu lima menit, jangan harap gue mau ngomong lagi sama kalian." Cara itu ampuh, dan Jeje di buat takjub karenanya. Yugyeom mengirim balasan tidak lama kemudian dengan capclock jebol yang mengatakan mereka segera otw.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amìtìe Two
Fanfiction97 line bersama satu-satunya cewek yang mereka... apakan ya? Semua hal yang diinginkan cewek deh. [070722] #1 - Rose