"Halo, Kak, Mama ada?" tanya Rose to the point saat Seungcheol mengangkat telpon. Mama tidak bisa di hubungi, Ayah tirinya tidak berada di rumah, terpaksa dia memilih opsi terakhir yaitu Seungcheol.
"Mama udah ngumpul tempat orang hajatan, Dek. Kenapa?"
"Oh gitu... yaudah nggak jadi."
"Kenapa emangnya?"
"Nggak jadi."
"Kenapa Rose? Ada perlu apa? Kamu di mana?"
"Di luar, nanti deh kalo Mama udah pulang."
"Siapa tau Kakak bisa bantu."
Rose menghela nafas lalu menjelaskan mengapa dia ingin bicara dengan Mama.
"Jadi gini Kak, kan kemaren aku minta beliin printer soalnya printer di rumah rusak. Kata Mama tanya-tanya dulu harganya, nah sekarang aku udah di tempatnya. Udah nanya. Mau ngasih tahu langsung mumpung masih di sini, siapa tau langsung di suruh beli."
Kemudian mati.
Rose nggak tau kenapa tiba-tiba sambungan telfonnya terputus. Tak lama kemudian ada panggilan lagi dari Seungcheol, Rose terlalu malas bicara di telfon. Jadi tidak dia angkat.
"Mau ke mana lagi?" Jeje selaku yang mengendarai motor bertanya.
"Ke mana ya enaknya Je? Mau makan tapi di mana?" Bisa di bilang, Jeje dan Rose sudah mencoba semua makanan di kawasan kota ini. Semenjak tinggal bersama, pada minggu awal, Rose menyediakan banyak ayam, nugget ayam, telor, sawi, dan berbagai macam makanan di kulkas untuk mereka berdua. Pada minggu kedua, Rose mulai malas ke pasar untuk membeli bahan-bahan makanan.
Jadi, mereka lebih sering keluar dari pada masak. Hampir semuanya sudah di coba dan sekarang mereka bingung mau makan di mana karena jujur... Rose orang yang cepet bosan.
Dia udah sering ngajak Jeje makan di Gobyos atau Arsamba. Biasanya kalo nggak Gobyos ya Arsamba, tapi terakhir kali makan di sana, Rose tidak se-excited biasanya. Nasinya tidak habis. Kalau sudah seperti itu, sudah jelas Rose mulai bosan.
"Nggak tau." jawab Jeje juga kebingungan. Dia biasanya nurut aja kata Rose. Tapi tiba-tiba dia teringat sesuatu. "Bukannya Mingyu pinter masak? Kita minta masakin aja."
"Mager ah ketemu mulut comberan."
"Elo mah makan gratis di sia-siain."
"Kata siapa gratis? Pasti ada maunya tuh anak. Bisa aja dia minta elo sebagai imbalan dia masak. Soalnya sisi buaya-nya tuh mulai aktif kalo ada elo. Nggak, gue nggak bakal biarin lo jalan apalagi sampe deket sama dia."
"Se, omongannya bisa di filter nggak?" Mulut Rose nih sebelas dua belas sama mulut Minghao.
"Apanya yang perlu di filter? Kan gue nggak sumpah serapah."
"Lo terlalu jujur."
"Jujur itu itu sikap yang baik, lo belajar itu kan waktu SD?"
"Nggak gituuuuuuuu tau ah terserah lo!" Jeje capek ngedebat Rose.
Rose tertawa. "Iya-iya maaf tapi gue nggak ngada-ngada Je. Mingyu kayaknya emang mau ngincer elo."
"Kayaknya enggak deh. Dia gitu buat caper sama elo."
"Kurang kerjaan banget caper sama gue. Kuy lah kita beli nasi padang aja tempat Umi."
Di tempat nasi padang yang sedang jadi langganan mereka. Rose menunggu di atas motor. Jeje yang beli sesuai pesanan Rose dan kemauan Jeje sendiri.
Di dalem, Jeje di kagetkan melihat Bambam lagi sama cewek. Di pikir-pikir, beberapa sahabat Rose memang pada punya gebetan sendiri-sendiri. Bahkan ada yang pacaran dan tunangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amìtìe Two
Fanfiction97 line bersama satu-satunya cewek yang mereka... apakan ya? Semua hal yang diinginkan cewek deh. [070722] #1 - Rose