Chapter 5

157 13 38
                                    

Warning:
1. Medical Innacuracies
2. Un-Betaed
3. Dont Like Dont Read

Lets Enjoy~~~

Chapter 5
.
.
.
.
.

Yizhou mengepalkan tangannya ketika mengingat bagaimana tangan itu telah dua kali melukai pipi Haikuan. Tak hanya itu, mulutnya pun melontarkan kata-kata yang tak sepantasnya untuk Haikuan. Dia begitu marah hingga lupa diri padahal di saat itu dia adalah representatif dari perusahaannya. Namun, dia malah tidak bisa mengontrol emosinya.

Dua minggu dia seperti orang gila mencari keberadaan Haikuan. Dua minggu dia merasa kosong ketika Haikuan pergi meninggalkannya. Dua minggu terasa seperti di neraka ketika dia merindukan kehadiran Haikuan. Merindukan senyum manisnya. Merindukan tawanya yang renyah di telinganya. Merindukan suaranya dan merindukan hangat pelukannya.

Lalu, akhirnya dia dipertemukan kembali dengan Haikuan. Tetapi, dia sudah dilupakan begitu saja. Dia sudah dibuang seperti sampah. Bahkan Haikuan sudah melanjutkan hidupnya dengan bersama pria bermarga Cao. Tapi, bagaimana dengannya?

Setelah mendinginkan kepalanya. Yizhou segera mengikuti kepergian Haikuan dan pria yang bermarga Cao itu. Dia berjalan tergesa-gesa menuju tempat parkir. Dia menulikan telinganya pada panggilan Zhanjin. Saat ini yang terpenting adalah Haikuan.

Beruntung dia sempat melihat mobil--Bugatti Veyron Wei Long, dengan dua variasi warna hitam dan merah--yang digunakan oleh pria bermarga Cao itu. Dia sempat kehilangan mobil sport itu. Namun, dengan mobil mewah seperti itu akan sangat mudah dikenali di jalanan. Mobil itu berhenti pada sebuah klinik. Tak berapa lama, keduanya keluar lagi. Kini berganti dengan mobil lain--Mercedes Benz S-Class Maybach--melesat dengan cepat. Hingga berhenti di pusat kota dimana para penjaja makanan kaki lima berada. 

Yizhou menunggu kesempatan untuk bisa bicara dengan Haikuan tanpa adanya pengganggu. Setelah mengikuti mereka hampir satu jam lamanya, dia mendapat peluang ketika pria bermarga Cao itu membeli es krim yang agak jauh dari tempat mereka berdiri. Dirasa sudah aman, dia mendekati Haikuan.

"Kuan-Kuan…." Panggilnya.

Haikuan menoleh seraya memiringkan kepalanya dengan alis yang mengkerut

"Maaf, anda siapa?"

Dia terdiam. Dia sebenarnya ingin meminta maaf atas perlakuannya pada Haikuan. Dia juga ingin meminta Haikuan untuk kembali bersamanya. Tapi apa maksudnya ini? Haikuan tidak mengenalnya?. Dilihat dari ekspresinya, dia tidak berbohong. Haikuan memang tidak mengenalinya.

"Kuan-Kuan, ini aku. Yizhou. Apa yang terjadi denganmu? Ayo! Kita pulang," ujarnya seraya memegang pundak Haikuan.

Hatinya sakit ketika raut wajah takut terpancar dari wajah Haikuan.

"Ge…. Chen-Ge…." Haikuannya memanggil nama seseorang. Lalu, terdengar suara seseorang itu.

"Bukankah sudah kukatakan jangan pernah menyentuhnya?" ujar pria bermarga Cao itu.

"Memangnya kau siapa melarangku. Aku ini suaminya," ujarnya.

"Suami?" pria itu mendengus. "Pria yang punya affair dengan asisten pribadinya bahkan menikahinya apakah pantas disebut suami? Tuan Wang jangan melucu di depanku."

Dia terkejut, orang di depannya ini tahu tentang kehidupannya. Tentang perselingkuhannya. Tapi, bagaimana bisa? Siapa sebenarnya pria di depannya ini?.

"Tidak perlu terkejut seperti itu Tuan Wang. Pantaskan dirimu sebelum bertemu dengan Haikuan lagi. Tapi sepertinya anda tidak akan pernah pantas bertemu dengannya," lanjutnya seraya menggandeng Haikuan berlalu darinya. Dia berharap Haikuan menoleh ke arahnya tapi tak sekalipun Haikuan melihatnya. Manik indah itu terfokus pada pria itu.

The VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang