Chapter 7

568 79 0
                                    

.
.

Hay guys, aku balik lagi. Jangan lupa VOTE and Komen yah.

Tekan tombol 🌟 di sudut kiri bawah atau kanan atas. Karena, aku butuh apresiasi kalian yang gratis ini 😊😊

Keep enjoy reading till the end

Jangan bosen bosen yah sama ceritanya 😊😊

.
.
.

.

.

.

.

.

-oOo-

Dahi Rose mengerut saat membaca pesan dari sahabat gilanya yang mengatakan untuk menyuruhnya tidak masuk sekolah. Ck.

"Untuk apa?" Sedangkan Ia menatap kearah depan yang sekarang saja sudah berjarak lima meter dengan gerbang sekolah.

Jangan bilang karena pelajaran guru killer? Tapi ia tidak ada masalah apapun dengan semua pelajaran. Jadi...

Menggidikkan bahu acuh dan ia menghiraukan perkataan Lisa yang menurutnya aneh.

Langkahnya terhenti saat dua langkah kakinya memasuki gerbang. Alisnya mengernyit saat mendapati kerumunan siswi yang sepertinya sedang menunggu sesuatu.

Mendekat!

Rose berusaha menyusup masuk. Terlihat dua orang siswi yang sepertinya Seniornya sedang membicarakan idola mereka, siapa lagi kalau bukan…

"Kita harus menjaga Jimin!"

… Ketua Osis.

"Kita harus…"

"Ada apa ya?" Rose bertanya kepada siswi di sampingnya dan semua mendadak hening. Mereka langsung menatap Rose seperti singa kelaparan.

"Eh…" Rose bergidik ngeri saat semua memandangnya dengan menakutkan, dan lagi dua siswi tadi membelah kerumunan hingga ia kini yang di kelilingi para siswi yang berkumpul dengan jumlah banyak itu.

"Kau Roseanne Park, kelas satu?" Tanya Seniornya yang berpakaian seksi dengan rambut cokelat panjangnya yang tergerai indah.

Rose mengangguk, dan mundur perlahan saat Seniornya itu maju mendekat kepadanya dengan tatapan tajamnya.

"Dengar!" Seniornya itu menunjuknya. "Kau kekasih Jimin kami?"

Kami? Yang benar saja.

Rose menahan tawanya, sedangkan batinnya tertawa terbahak - bahak mendengar perkataan itu. Mendengar kata ‘kami’, ia membayangkan jika ketua Osis di kerumuni dan keluar dengan baju robek dengan wajah penuh noda stemple merah, cap bibir mereka.

Ck. Membayangkan nya saja membuatnya brigidik ngeri.

"Apa yang kau tertawa kan?" Tanya Seniornya yang satunya lagi.

Rose menggeleng dengan kedua tangan yang ia kibaskan."Tidak ada, Sanbae-nim."

"Kau kekasih Jimin?"

Rose mengerjapkan matanya berkali - kali mendengar perkataan tadi. A-apa? kekasih? "T-Tidak... K-kata siapa?"

‘Bisa mati jika ketua mendengar hal ini.’ Batinnya menjerit frustasi. Tapi, sejak awal ia memang menyukainya bahkan mengaku jika ia kekasihnya kepada...

Losing My Mind || JiroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang