Chapter 3

710 94 2
                                    

.
.

Hay guys, aku balik lagi. Jangan lupa VOTE and Komen yah.

Tekan tombol 🌟 di sudut kiri bawah atau kanan atas. Karena, aku butuh apresiasi kalian yang gratis ini 😊😊

Keep enjoy reading till the end

Jangan bosen bosen yah sama ceritanya 😊😊

.
.

.

.

.

.

.

oOo

Bibir mungil itu terbuka, menguap dengan santainya. Ia sangat menikmati apa yang sedang ia lakukan, bersender dengan nyamannya. Tangan kanan bertolak pinggang dan tangan kiri menyangga kepalanya. Ia sedang mengikuti acara pembukaan untuk anggota baru klub baseball. Ya, ia lebih berminat dengan klub ini dari pada klub nari dan sebangsanya.

‘Lama sekali.’ Keluhnya dalam hati.

"Bisa kau angkat kepala blonde mu."

Rose menoleh dan tersenyum canggung kepada orang itu. "Aku kira Lisa..." Rose menurunkan tangannya. "Kebiasaan ku dan aku lupa jika ia masuk klub tari. Mianhae yo, Jennie."

Jennie menghela napasnya. Ia sekelas dengan Rose. Walau baru mengenalnya beberapa hari, ia sudah terbiasa dengan kelakuannya. Tapi, menurutnya Rose adalah gadis berbeda dan menyenangkan.

"Aku mengerti." Ucap Jennie dengan tawa dan Rose pun ikut tertawa. "Kau itu, cewek bar - bar."

Rose hanya tertawa menanggapinya, walau pun begitu perkataan Jennie memang benar. "Ya... kau benar."

Mereka berdua tertawa seakan melupakan jika mereka sedang berada di tengah - tengah anggota klub yang kini memandangi mereka.

"Ehem."

Deheman seseorang membuat Rose dan Jennie menoleh ke sumber suara. Di depan mereka, berdiri menjulang Senior yang tadi berbicara di depan sana.

Rose dan Jennie seketika bergidik ngeri melihat tatapan tajam dari Senior mereka.

"Ah, kege San..."

"Apakah kalian sedang ada di Surga?"

"HAH!" Rose dan Jennie seketika menganga mendengar pertanyaan Seniornya yang menurut Rose sangat imut.

"Mianhae yo, Sanbae-nim yang imut. Aku tidak mengerti apa maksud pertanyaanmu." Ujar Rose dengan senyum canggung.

Duk!

Jennie menyikut perut Rose pelan, tapi membuat gadis itu mendesis dan mendelik seakan mengatakan ‘Apa masalahmu?’ Kepada Jennie.

Perempatan siku muncul di dahi Seniornya yang di panggil imut oleh Rose. Ia mendengus, tatapannya beralih ke teman - temanya dan benar saja mereka sedang menahan tawanya. Pandangannya kembali teralih kepada gadis yang meiliki rambut blonde itu.

"Kau tidak mengenaliku?"

Rose menggeleng. Jennie mendesah dan menepuk jidatnya sendiri. Sungguh ia tidak menyangka itu Rose benar - benar polos atau apa.

"Boleh aku tahu nama mu, Sanbae-nim?"

Senior itu berusaha menormalkan emosinya yang hampir meledak. Menarik nafasnya dalam, kemudian menghambuskannya. Oh, ini hari pertama penyambutan dan anggota baru malah membuatnya kesal.

Losing My Mind || JiroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang