Senin, 14 september 2020
Seorang lelaki terlihat sedang bermain ps di kamarnya bersama temannya. Ia terlihat sangat serius dan sesekali memakan camilannya ataupun meminum minuman yang tersedia di depan mereka berdua.
"Yuhuuuuuuu aku menang lagi." Ucap Bambang dengan girangnya. Lalu ia berdiri dan berjoget riang seperti anak kecil yang baru saja di kasih hadiah, tetapi anak kecil tidak lebay seperti yang dilakukan Bambang sekarang ini.
Dafin yang melihat tingkah temannya tersebut pun jengah dan memutar bola matanya malas. Lalu ia mengelus dadanya dan beristigfar, harus sabar memang melihat tingkah bambang yang seperti itu.
"Kok seperti ada gorila lagi joget ya disini." Ucap Dafin.
Bambang yang awalnya berjoget kini berhenti dan mencerna apa yang baru saja di ucapkan oleh dafin. Ia berkacak pinggang dan melirik tajam Dafin yang sedang memakan camilan.
Bambang yang tidak terima langsung saja membalas perkataan si Dafin dengan kata-kata yang pedas.
"Kok seperti ada emak-emak komplek yang sedang gosip sambil milih sayur tapi gak jadi beli ya. Aduh kalau aku sih malu banget ya."Dafin menatap datar si Bambang yang baru saja duduk di sebelahnya lagi.
"Itu mulut minta di sambelin ya Bang.""Apaan si enggak jelas banget. Ya udah ayo kita lanjutin main psnya." Sahut Bambang.
Mereka berdua akhirnya melanjutkan bermain psnya dengan santai kali ini.
Di pertengahan bermain ps, hp Bambang berdering karena ada notif pesan."Mbang hp kamu tuh ada yang ngirim pesan." Ucap dafin yang tadi sempat melirik hp bambang.
''Pasti itu cewek cantik. Secara kan abang Bambang ini orang tampan dan banyak di sukai wanita. Enggak seperti orang sebelah nih." Jawab Bambang seraya menyindir Dafin, sedangkan yang disindir hanya diam saja dan masih fokus dalam psnya.
"Yes. Akhirnya aku menang juga." Teriak Dafin tepat di telinganya Bambang.
Bambang langsung saja menjitak kepala Dafin karena kupingnya berdengung akibat teriakan si dafin tadi.
"Itu mulut apa toa si. Baru menang satu kali aja songong banget."Dafin melirik sinis Bambang lalu berkata,
"Terserah aku dong, mulut mulutnya siapa kok situ sewot.""Udahlah males." Bambang langsung saja mengambil hpnya dan merebahkan tubuhnya di karpet.
Ia langsung membuka hpnya dan mengerutkan dahi, siapa yang mengiriminya pesan yang bertuliskan :"Hay. Ini aku Wanto, yang minta nomor hp kamu di Mall tadi."
"Nama kamu siapa ya. Tadi kita kan belum kenalan."
Bambang mengerutkan dahinya bingung, siapa Wanto ini? Apakah salah sambung pikirnya. Lalu Ia duduk dan mensejajarkan dirinya dengan Dafin.
"Eh Dafin. Ini nomor siapa ya?"Dafin tadi yang menikmati camilannya dan bermain hp kini mengalihkan pandangannya kesamping untuk melihat layar hp Bambang. Lalu ia membaca pesan tersebut dan mengerutkan dahinya.
"Enggak tuh paling salah sambung."Bambang hanya mengangguk lalu ia tersenyum misterius.
"Gimana kalau kita kerjain aja orang ini? mumpung kita lagi kurang kerjaan Fin."Dafin yang mendengar perkataan Bambang pun langsung tersenyum sumringah. Kenapa tidak kepikiran dari tadi pikirnya.
"Gak ah nanti dosa." Dafin menggantungkan kalimatnya lalu melanjutkannya kembali, "ya udah ayo kalau gitu."
Bambang yang mendengar perkataan Dafin mendatarkan wajahnya.
"Ya elah sama aja dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
You are my destiny
General FictionCerita ini bukan tentang anak SMA yang sedang jatuh cinta atau semacamnya. Tetapi cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang tidak menyangka dengan takdirnya sendiri. Apakah ia sanggup untuk menjalaninya? ----------------------------- Aku t...