2. kebahagiaan yang sederhana

27 9 0
                                    

Rabu, 12 agustus 2020

Kebahagiaan bukan di ukur dari apa yang kita miliki,
Tetapi kebahagiaan itu datang ketika kita bisa bersyukur,
Untuk menjalani hidup ini.

******

Seorang wanita terlihat sedang menuruni anak tangga untuk menuju ruang makan, ia pagi ini terlihat sangat cantik karena memakai gamis dan khimarnya dengan warna senada, yaitu berwarna merah muda.

Setelah sampai ruang makan ia langsung duduk di samping bundanya.
"Pagi bunda, ayah." Ucapnya.

"Pagi juga sayang." Jawab sang bunda, ia terlihat mengisi piring anaknya tersebut dengan nasi goreng dan telur ceplok.

"Kamu pagi ini bareng sama ayah apa temen kamu nak?" Tanya sang ayah Zafran kepada anaknya Zafira.

"Aku bareng Inara aja deh yah, katanya dia hari ini bawa mobil." Ucapnya, setelah itu mereka bertiga memakan makanan itu dengan khidmat dan tanpa adanya suara.

Beberapa menit kemudian akhirnya mereka bertiga selesai makan, setelah itu Zafran dan Zafira keluar dan di ikuti oleh daniyah. Karena daniyah mengantarkan anak dan suaminya itu keluar, Inara juga baru saja sampai di depan rumahnya Zafira.

"Zafira berangkat dulu ya bun, yah. Assalamualaikum." Ucapnya, kemudian ia mencium punggung tangan bundanya lalu ayahnya. Tetapi sebelum ia menyentuh tangan ayahnya itu, ayahnya malah pergi begitu saja katanya ada meeting penting.

Zafira menghela nafas memaklumi itu, kenapa dengan bunda Daniyah tadi sempat bersalaman dan dengan zafira tidak sempat?
Zafira menggelengkan kepalanya pelan lalu ia berjalan menuju mobilnya Inara.

Ia lalu membuka mobil Inara dan masuk ke dalam mobilnya tersebut.
"Maaf ya in nunggu lama." Ucap Zafira.

"Lama dari mana si zaf, perasaan baru datang deh akunya. Kamu ini ada-ada aja." Sahut Inara, setelah mengatakan itu ia menjalankan mobilnya untuk menuju ke kampusnya.

"Inara, enggak nyangka ya kita udah kuliah." Ucap Zafira di tengah keheningan.

"Iya zaf, kita baru lulus kemarin dan ini kita udah kuliah." Jawab Inara.

Zafira hanya mengangguk dan ia terlihat mengeluarkan buku dari dalam tasnya, ia sangat suka sekali membaca. Entah membaca pelajaran atau pun novel islami.

Mobil Inara berhenti karena ada lampu merah, ia melihat ke depan sana dan matanya menyipit. Ia melihat dua pria yang tidak asing berdiri di depan sana.

"Eh Zafira, itu bukannya si Dafin sama si Bambang ya, ngapain dia berdiri disana." Ucap Inara sambil menunjuk tempat Dafin dan Bambang berdiri.

Zafira langsung saja menutup bukunya dan melihat apakah benar Dafin dan Bambang atau tidak, dan ternyata benar saja itu Dafin dan Bambang.

"Iya bener, ayo kita samperin." Ucap Zafira, setelah lampu merah berganti dengan warna hijau, kini mobil Inara melaju untuk menghampiri dimana Dafin dan bambang berdiri di pinggir jalan.

Setelah sampai di tempat Dafin dan bambang, Inara langsung saja memarkirkan mobilnya di pinggir jalan lalu turun dari mobil, begitu pun juga dengan Zafira.

You are my destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang