12

674 73 11
                                    

Pagi pagi di hari minggu,keluarga Renjun memutuskan untuk berbicara tentang masalah Renjun dan Rana waktu itu.

"Bang,Injun sudah bangun?"Tanya Wendy sambil memotong sayuran untuk sarapan pagi.

"Entah lah"Jawab Winwin yang berada di depan tv sembari mengeluarkan stik ps.

Wendy tau pasti Winwin kecewa terhadap adiknya yang frontal,tetapi sudah hampir dua hari Renjun tak kunjung keluar dari kamar tidurnya dan membuat Wendy khawatir akan keadaan Renjun.

"Ayah?bunda boleh minta tolong?"Tanyanya.

"Apa bun?eh bang colokin dulu ke tv"Jawab Chandra yang sedang sibuk merapihkan kabel untuk bermain dengan putra sulungnya.

"Iya yah"

"Tolong bangunkan Injun yah"

"Ahh iya iya,ayo bang"

"Kemana?"

"Bangunin Injun"









Tok tok tok

"Injun?bangun nak,ayo makan kamu udah mau dua hari gamakan nanti mati"

"Heh?ayah kok ngomongnya gitu?"

"Ya orang ga makan mati lah"

"Iya sih tapi ga gitu caranya"

"Gimana dong"

"Gatau"

"Ah dasar Winandra tidak jelas Dirgantara"

"Dasar ayah Chandra aneh Dirgantara"














"Jun?halo?punten paket!Renjun!anak ayah,buset ni anak"

"Apa ayah"Jawab Renjun dari dalam kamar.

"Buka pintu"

"Gamau"

"Ga di buka ayah matiin listriknya,ayah tinggal biarin kamu pengap di dalem"

"Buka aja ga di kunci"

Ketika Chandra membuka pintu,ia melihat putra bungsunya hanya terduduk di atas kasurnya tanpa sepatah kata dan ekspresi.

"Cil kenape sih cil?talk talk with ayah lah"

"Renjun sudah bangun nak?ayah geser sana!"Tiba tiba Wendy masuk kekamar Renjun dan menggeser suaminya secara paksa dan duduk di sebelah putranya.
"Bun pemaksaan"

"Nak kamu kenapa sih?ayo lah kamu sudah besar jangan ngambek mulu jelek nanti kaya ayah"Tanya Wendy sambil menangkup wajah Renjun yang masih tidak menunjukkan ekspresi.

Sementara itu,Chandra dan Winwin terduduk di lantai sembari menonton Wendy yang membujuk Renjun layaknya membujuk anak kecil yang ingin meminta sebuah balon.Perlahan Renjun meneteskan air mata dan memeluk erat sang bunda,lalu menangis di pelukannya.

"Maafin Injun ya bun kalo Injun keterlaluan,Injun salah bun Injun nyesel dan Injun ga bisa kontrol diri bun maaf"

"Lah kenapa nangis bocahnya"Kata Chandra sambil melirik Winwin.
"Audeh,makannya ayah sering sering di rumah"Jawab Winwin sambil menggelengkan kepala.

"Injun anak baik,bunda seneng Injun sadar kalo yang Injun lakukan kemarin itu salah,bunda bangga sama Injun sudah berani meminta maaf,bunda menghargai keberanian Injun,tapi kamu harus minta maaf juga ke Rana dan abang"Jelas Wendy sambil mengelus rambut hitam Renjun.

"Injun jahat ya bun?"

"Ngga sayang,Injun kemarin khilaf"

"Bang,ade kamu kenapa sih?"
"Ih ayah mah,makannya sering sering di rumah"
"Nganggur dong?kamu sendiri kenapa sering dirumah?"
"Kerjaku daring yah,santai tinggal mantau sambil main ps lagian ayah kenapa masih kerja sih?"
"Sok betul sekali si anak sok muda"
"Emang masih muda emangnya ayah"
"Hei hei hei jaga cangkemmu ya Winandra"
"Iya lah,kalo Tiara ga di panggil Tuhan sekarang ayah udah jadi kakek kakek"
"Iya juga ya?iya ya bener juga kata kamu"
"Ya Allah kenapa ayah saya Chandra Dirgantara"

FUTURE HUSBAND [HRJ]{COMPLATE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang