PROLOG

228 66 111
                                    

Jangan lupa hamburkan bintang kecilnya⭐

-----------

Dahulu kala hiduplah seorang laki-laki yang gagah dan tampan. Ia adalah seorang pangeran dari kerajaan AmveleraQueen. Suatu ketika sang raja akan menikahkan ia dengan seorang putri cantik, Ameera. Namun sang pangeran tidak menyukai putri Ameera. Ia malah memilih untuk meninggalkan kerajaan.

Dengan seekor kuda ia masuk ke dalam hutan yang rindang dan sepi. Sang pangeran memang sangat pandai menunggang kuda, begitupun dengan kuda yang ia tunggangi sudah sangat terlatih. Selama 4 jam lebih ia masih terus berkuda menjelajah hutan sampai ia bisa menemukan tempat yang bisa ia tinggali. Namun setelah perjalanan cukup jauh sang pangeran memberikan isyarat kepada kudanya untuk berhenti. Karena sang pangeran pergi dari istana terburu-buru jadi ia tidak sempat membawa makanan maupun minuman. Sekarang ia merasakan lapar dan haus setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh. Ia lantas memberikan waktu untuk kudanya beristirahat sembari memakan rumput. Perjalanan masih cukup jauh karena belum ada tanda-tanda ia menemukan pusat permukiman.

Setelah berjalan dan melihat-lihat di sekitar, sang pangeran tidak menemukan apapun yang bisa ia makan maupun air sungai yang bisa ia minum. Ia lantas kembali menghampiri kudanya dan memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon besar sembari menunggu orang yang mungkin akan melewati hutan, dengan begitu ia bisa meminta bantuan. Namun setelah lama duduk dan menunggu, sang pangeran tidak melihat seorang pun yang masuk dan melewatinya di dalam hutan. Sang pangeran juga sudah merasa lelah karena menahan lapar dan haus, ia pun langsung memutuskan untuk tidur dengan bersandar di batang pohon.

Setelah tertidur cukup lama dan dirasa sudah cukup beristirahat, pangeran pun membuka matanya perlahan-lahan, di lihatnya hari yang sudah semakin sore. Lalu pangeran mengalihkan pandangannya ke samping dimana tempat kudanya beristirahat. Namun ia sangat terkejut dengan adanya seorang nenek-nenek yang sudah tua berdiri diantara kuda dan dirinya. Sang nenek itu berpakaian lusuh, menggunakan topi hitam runcing dan memegang kelinci serta setumpuk makanan. Sang nenek itu tersenyum dengan sedikit membuka mulutnya ketika melihat pangeran sudah terbangun. Pangeran bisa melihat gigi sang nenek yang sudah hampir ompong.

"Si-siapa kau?" tanya pangeran Harry sambil berdiri.

Sang nenek terkekeh. "Tidak usah takut anak muda," satu tangannya mengusap kepala sampai bokong kelinci kecil yang ada di gendongannya. "Apa kau disini tersesat?" tanya sang nenek.

"Aku hanya beristirahat dari perjalananku," jawab pangeran Harry.

Nenek itu memutar tubuhnya mengarah dan mendekati kuda pangeran Harry. Ia mengelus tubuh kuda itu hingga kudanya membunyikan suara dan mengeleng-gelengkan kepala serta menghentakan kakinya dengan tidak nyaman.

"Berhenti menyentuhnya! Kuda ku tidak menyukaimu," pangeran Harry menghampiri kuda dan sedikit menjauhkannya dari sang nenek.

Sang nenek tertawa mengejek. "Aku tau kau sangat lapar dan juga haus," ucapnya sambil tersenyum miring.
"Bagaimana jika aku memberi mu makanan dan minuman?"

Pangeran harry mengerutkan keningnya.

"Tapi sebagai gantinya kau harus memberikan kudamu itu," lanjut sang nenek.

"Apaaaa?" Pangeran Harry kaget mendengar ucapan sang nenek yang akan menukar kudanya dengan makanan. "Kau ingin menukar makananmu itu dengan kudaku?" Pengeran Harry tersenyum miring.

"Tidak! Aku tidak akan menukarkannya dengan makanan yang menjijikan itu."

Sang nenek kembali tetawa melihat sang pangeran sedikit emosi. "Tapi aku tau kau sangat lapar anak muda. Tidak ada salahnya jika kau menukar kudamu itu, demi bertahan hidup."

"Aku tidak perlu makanan mu itu, simpan saja. Aku masih bisa hidup walau tidak memakannya," ujar pangeran Harry.

"Aku juga akan memberikan kelinciku pada mu, jika kau mau," tawar sang nenek.

"Kubilang aku tidak menerima pemberianmu," pangeran Harry menatap nyalang pada sang nenek.

"Apa kau tidak tau berapa harga kuda ku ini, heh? Berani-beraninya kau ingin menukarnya dengan seekor kelinci dan makanan yang menjijikan itu," lantang pangeran Harry.

"Baiklah, aku tidak memberi penawaran ketiga kalinya. Jangan salahkan aku jika kau mati kelaparan anak muda," sang nenek kembali tertawa mengejek.

"Lebih baik aku memakan jamur beracun dari pada harus memakan makanan pemberianmu." Pangeran Harry kembali melempar sarkasnya.

"Kau memang tidak memiliki sopan santun anak muda. Kau layak mendapatkan pelajaran."

lalu sang nenek menunjuk beberapa jamur yang tertanam di samping pohon besar tempat sang pangeran tadi tertidur. Sang pangeran mengikuti arah telunjuk sang nenek dan mengerutkan dahinya ketika melihat jamur yang berada tidak jauh darinya.

Sejak kapan jamur itu tumbuh? Tadi ketika ia mencari bahan makanan tidak ada apapun disana. Apa ia kurang teliti melihat sekitar karena terlalu lapar?

"Silahkan makan jamur itu, jika kau benar-benar memilihnya," sang nenek terkekeh lalu pergi berjalan meninggalkan pangeran Harry yang masih termenung oleh pemikirannya.

Lalu pengeran Harry langsung menolehkan pandangannya kearah sang nenek tadi berjalan, tapi ia tidak lagi melihat keberadaan sang nenek.

Tidak mungkin nenek itu pergi secepat kilat, apalagi tengah hutan begini? Apa ia bersembunyi di balik semak-semak? Atau ia berlari? Tapi pangeran Harry tidak mendengar langkahnya, dan tidak mungkin nenek itu berlari, ia sudah cukup tua. Atau jangan-jangan itu nenek goip?

Pangeran Harry menggelengkan kepalanya, mengeyahkan pemikirannya itu.

Mungkin saja sang nenek bersembuyi, atau melewati jalan pintas, atau mungkin memang pangeran Harry yang terlalu lama termenung hingga tidak menyadari sang nenek yang sudah jauh berjalan. Ia masih mencoba untuk perfikiran positif.

****
T.B.C

Hai. Bagaimana dengan prolognya semoga kalian suka ya.
Jangan lupa vote dan komen😚





Love♡
khaaini

HANNABELLA (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang