HB 4 - Is She Ameera's Daughter?

116 35 24
                                    

Jangan lupa hamburkan bintang kecilnya⭐

-------------

Apa tadi? Dia bilang Ameera?
Hah, Jangan bilang itu putri Ameera yang hampir saja di jodohkan kepadanya? Jika iya. Pangeran Harry sangat beruntung karena telah menolak perjodohannya, putri itu terlihat sangat angkuh.

Walaupun sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pangeran Harry.

Tapi meskipun pangeran Harry arogan dan angkuh, ia tidak menyukai wanita yang demikian. Ia lebih menyukai wanita yang baik-baik, sopan, penurut, pintar, sedikit lugu namun adakalanya bisa berfikiran dewasa.

Untuk cantik atau tidaknya, ia tidak terlalu memikirkan hal itu, karena menurut pangeran Harry cantik itu hanyalah bonus. Ketika seorang wanita mempunyai paras yang sangat cantik bagai dewi kayangan sekalipun, namun tidak memiliki attitude yang baik, itu semua akan sia-sia. Sebaliknya, walaupun wanita itu katakanlah sedang-sedang saja, namun memiliki attitude yang baik, itu akan menambah kecantikannya. Apalagi jika wanita itu sudah cantik dan mempunyai attitude yang baik, beh itu idaman.

Karena percayalah sebejat-bejatnya lelaki, pasti mereka akan memilih dan mendambahkan wanita yang baik-baik untuk mendampingi hidupnya kelak. (Author)

Kecantikan bisa luntur seiring bertambahnya usia, namun attitude baik seseorang yang telah tertanam dalam diri tidak akan pernah lekang sampai menutup usia.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?"

Tiba-tiba suara pedagang itu membuyarkan lamunan pangeran Harry.

"Ah iya, ah tidak," jawab pangeran Harry seperti orang yang tidak mempunyai pendirian.

Namun ia sangat penasaran dengan kedua wanita tadi, memangnya siapa mereka?

"Apa kau kenal dengan dua wanita itu?" tanya pangeran Harry kepada si pedagang.

"Tentu saja tuan, mereka itu adalah ratu dan putri di negeri ini," jawab si pedagang.

Ratu? Putri? Hah, yang benar saja? Sifatnya sungguh tidak mencerminkan demikian.

"Tapi mereka itu tidak sebaik yang dikira orang-orang, mereka sangat jahat dan kejam," lanjut si pedagang.

Kemudian pedagang itu sedikit mendekatkan dirinya kepada pangeran Harry. Si pedagang itu juga sedikit mengecilkan volume bicaranya.

"Kau lihat kan tadi? Mereka sangat jahat dan kejam, memang tidak banyak orang yang tau. Karena mereka berdua itu memasang topeng, bermuka dua. Di depan para warga mereka terlihat baik tapi sebenarnya mereka itu sangat kejam, seperti yang tadi kau lihat, mereka sedang menampakan sifat aslinya. Mungkin itu juga karena mereka sedang marah karena harga diri mereka telah di injak, kau tau karena apa?" tanya si pedagang.

Pengeran Harry menggeleng.

"Itu karena seorang pangeran yang menolak perjodohannya dengan putri Ameera. Makanya mereka terlihat marah dan melampiaskan kepada rakyat-rakyat kecil seperti kau tadi," ujar si pedagang.

Pangeran Harry tercengang mendengarnya.

Ternyata benar, itu putri Ameera. Untung saja ia kabur dari istana dan menolak perjodohan itu. Karena jika ia tidak menolak perjodohan mereka, bisa saja ia akan terperangkap dengan wanita itu, dan melangsungkan pernikahan, kerena biasanya dalam teradisi kerajaan jika perjodohannya telah di setujui maka akan dilakukan pernikahan secepatnya. Sekarang ia merasa sangat beruntung.

"Tapi aku sangat senang mendengar perjodohan putri Ameera di tolak, dia memang tidak pantas bersanding dengan seorang pengeran, dia sangat kejam. Bahkan lebih kejam daripada ibunya, Ratu Ellie. Dengan sifat anggunnya dia dapat membius orang-orang di sekitarnya, apalagi laki-laki, banyak sekali yang menyukai putri Ameera, tapi mereka tidak tau sifatnya yang sebenarnya."

Pedagang itu sedikit mendekatkan mulutnya ke telinga pangeran Harry. Ia terlihat ingin membisikan sesuatu.

Dengan volume suara yang semakin kecil, pedagang itu kembali melanjutkan gosipnya.

Mereka terlihat seperti bapak-bapak yang sedang mengerumpi.

Pangeran Harry pun semakin menajamkan telinganya, mendengarkan setiap gosip yang di sampaikan si pedagang.

"Dia sering menganiayah putri Ayline, adiknya sendiri. Ya walaupun sebenarnya mereka berdua itu bukan saudara kandung, tapi tetap saja."

"Ayline?"

"Iya, apa kau kenal?" tanya si pedagang.

Pangeran Harry menggeleng.

"Ah iya, dia memang hampir tidak pernah keluar dari istana, ratu Ellie dan putri Ameera selalu mengurungnya."

"Kenapa dia tidak kabur saja kalau begitu," ujar pangeran Harry.

"Aku tidak tau," jawab si pedagang. "Mungkin dia sering kabur namun tetap berhasil di ketahui oleh mereka."

"Kau pernah bertemu dengannya?" tanya pangeran Harry.

"Tentu saja, dia putri yang cantik dan juga sopan, sangat berbeda dengan putri Ameera yang hanya pencitraan. Tapi dia sering di perlakukan tidak baik, dan aku dengar baru-baru ini dia bahkan sering tidak dikasih makan."

"Kau dengar dari siapa?" tanya pangeran Harry dengan ekspresi datarnya.

"Ini bukan gosip, tapi kenyataan. Aku tau karena disana ada kerabat ku yang bekerja di istana mereka, jadi dia melihat dan mendengar semuanya, dia juga sudah sangat lama bekerja di sana."

"Tapi kau jangan bilang siapa-siapa, karena jika mereka tau aku yang menyebarkan cerita ini, aku bisa saja akan di hukum mati," lanjut si pedagang

Pengeran Harry tersenyum miring.

Ternyata pedagang ini, sangat pandai dalam bergosip, tapi dia sendiri tidak mau jika gosip yang di sampaikannya menyebar kepada orang lain. Untung saja dia bercerita kepada pangeran Harry, yang sangat baik hati. Jika dia bercerita kepada orang lain, bisa saja orang tersebut membocorkan rahasia yang sangat menarik ini.

"Tenang saja, aku tidak bermulut besar," jawab pangeran Harry.

"Baguslah kalau begitu," si pedagang itu mengangguk-nganggukkan kepalanya.

"Apa kau bukan warga sini? Aku juga belum pernah melihatmu sebelumnya," ujar si pedagang ketika sadar bahwa pria yang tengah berdiri di depannya ini masih sangat asing di penglihatannya.

"Ah iya aku bukan warga sini, aku berasal dari luar,"

"Dari luar? Dimana?" tanya si pedagang.

"Aku tidak bisa memberitahu mu,"

"Ah baiklah tidak apa-apa, selagi kau bukan orang jahat," ujar si pedagang.

"Lalu kemana kau akan pergi?"

"Sebenarnya aku tidak memiliki tujuan," ujar pangeran Harry. "Dan juga tempat tinggal."

"Kalau begitu kau bisa tinggal di rumah kami," ujar si pedagang.

Kemudian pedagang itu berjalan mengitari meja menuju tumpukan dagangannya, ia terlihat sedang membereskan beberapa pakaian yang berserakan. Sedangkan pangeran Harry masih tetap berdiri di depan tumpukan baju yang di letakan di atas meja tersebut.

"Aku tinggal bersama istri dan anak-anakku, dua belas orang. Tidak terlalu banyak, karena kami hanya memiliki anak sepuluh," ujar pedagang itu sambil tersenyum.

What? Sepuluh? Wow.

****
T.B.C







Love
khaaini

HANNABELLA (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang