Jangan lupa hamburkan bintang kecilnya⭐
-------------
Pangeran Harry semakin membungkukkan tubuhnya ke bawah agar ia bisa melihat wajahnya secara dekat di pantulan air danau. Namun tidak ada hujan, tidak ada petir, tidak ada angin topan, pangeran Harry malah tercebur ke dalam danau yang cukup dalam itu.
Byyuuur!
"Astaga," teriak pangeran Harry.
Tangannya melambai-lambai ke atas permukaan air untuk meminta bantuan.
"Siapa pun yang ada disana, tolong aku," jerit pengeran Harry.
Namun sekarang ini tidak ada seorang pun yang berada di dekat danau itu. Pangeran Harry lagi-lagi harus menyelamatkan dirinya sendiri.
Sebenarnya pangeran Harry cukup pandai berenang, karena dulu sewaktu ia masih kecil, ia sering berenang di sungai dengan Royce, adik dari pangeran Harry.
Namun sekarang seakan keahlian yang ia miliki selama ini tidak bisa lagi ia lakukan. Jangan bilang selain ia berubah menjadi jelek, ia juga tidak bisa melakukan keahlian apapun lagi? Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Pengeran Harry langsung mengepahkan tangannya dengan sekuat tenaga, ia pasti masih bisa berenang.
Dengan nafas terengah-tengah pangeran Harry pun akhirnya bisa mendarat di tepi danau itu.
Ia kemudian merebahkan tubuhnya di tepi danau dan mendongakkan kepalanya ke langit. Tenaganya seperti terkuras hanya karena berenang. Nafasnya juga masih memburu, bagaimana tidak? Pangeran Harry hampir saja tenggelam. Untung ia masih bisa mengingat gaya-gaya yang digunakan oleh perenang handal, kalau tidak? Tamatlah riwayatnya.
Sial. Hari ini benar-benar hari yang buruk. Sangat buruk.
Berapa kali ia mendapat musibah hari ini?
Pangeran Harry kemudian menutup matanya. Menarik dan mengebuskan nafasnya dengan perlahan-lahan untuk menetralkan perasaannya.
Setelah itu pangeran Harry mendudukkan dirinya dengan lutut yang sedikit ditekuk.
Apa tuhan sedang menghukum ku? Jika iya, memangnya sudah berapa banyak dosa yang telah aku lakukan tuhan? Kenapa cobaan ini begitu berat? Seakan bertubi-tubi dan tidak pernah berhenti.
Lalu pangeran Harry melihat batu kerikil yang ada di samping tempat ia duduk, ia pun langsung mengambil dan melemparkannya ke dalam danau, untuk meluapkan kekesalannya hingga membentuk gelombang air yang semakin melebar.
Pangeran Harry segera berdiri, ia juga harus meninggalkan danau terkutuk ini.
Hutan terkutuk? Danau terkutuk? Yang benar saja.
Tapi perjalanannya kali ini tidak terlalu jauh lagi, karena ia sudah hampir memasuki daerah permukiman warga. Dengan tubuh dan pakaian yang basah pangeran Harry pun berjalan menyusuri jalan setapak yang sering di lewati orang-orang. Tubuhnya sedikit menggigil.
Yap, tadi kelaparan, sekarang kedinginan. Mantap, banyak sekali cobaannya.
Tidak terlalu lama pangeran Harry pun sudah bisa melihat rumah-rumah tempat tinggal warga. Ia juga melihat kerumunan warga yang ada disana.
Sepertinya itu pasar. Pasar sore. Pusat tempat tukar menukar barang bagi para warga.
Pangeran Harry pun berjalan menghampiri pasar tersebut. Namun ia sangat penasaran dengan sekerumunan orang yang terdengar sedang ribut. Pangeran Harry pun mencoba melihat dari selah-selah orang yang berdiri mengerumuni. Ia sangat penasaran apa yang sedang mereka ributkan.
"Berani-beraninya kau menyentuhku!" sarkas seorang wanita yang hampir berusia paruh baya.
"Tanganmu itu kotor! Minggir minggir,"
"Jika kau ingin uang, kau harus bekerja!"
"Jangan mengemis kepada ku, karena aku tidak akan memberimu uang sepeser pun!" tangan wanita paruh baya itu mendorong beberapa orang yang berada di depannya.
"Sana, bubar bubar, kalian terlihat menjijikan,"
"Dan juga bau," selah seorang gadis cantik dengan menggarahkan telunjuknya ke hidung.
Lalu para warga yang mengelilingi mereka pun segera pergi setelah diusir.
Pangeran Harry memperhatikan lekat dua wanita yang berbeda usia itu. Setelah para warga pergi pangeran Harry bisa melihat dengan jelas. Kemudian pangeran Harry berjalan menghampiri dua wanita tersebut.
Kedua wanita itu terlihat sedang melanjutkan kegiatannya memilih baju yang tadi sempat tertunda karena kegaduhan para warga yang datang untuk mengemis padanya.
"Bagaimana menurut mu?" Wanita paruh baya itu terlihat sedang menempelkan selembar baju di tubuhnya seperti sedang menimbang-nimbang pilihannya dengan meminta pendapat seorang gadis cantik di depannya.
"Bagus ibu, sangat cocok," jawab gadis itu dengan suara lembutnya.
"Benarkah?" Wanita paruh baya itu terlihat sumringah. "Kau juga pilihlah, mau yang mana," ujarnya.
"Tidak ibu, aku sedang tidak mau," jawab gadis cantik itu dengan sopan.
"Yasudah, kalau kau tidak mau," ujar wanita paruh baya itu.
"Ini bungkus semuanya," wanita paruh baya itu terlihat sedang melemparkan beberapa baju yang di pilihnya kepada si penjual untuk di bungkus dan di hitung harganya.
Kemudian wanita paruh baya itu memberikan sejumlah uang kepada si penjual.
"Terima kasih ratu Ellie dan tuan putri sudah mau berbelanja di tempat saya, semoga kalian bisa mampir lagi kesini, karena saya akan sangat senang," ujar seorang penjual.
Wanita paruh baya itu segera mengambil bungkusan yang berisi bajunya dan hanya tersenyum simpul.
Kedua wanita itu berbalik ingin pergi dari sana, namun Pangeran Harry terlihat sedang berdiri di belakang kedua wanita itu.
"Siapa lagi kau?" tanya wanita paruh baya yang bernama ratu Ellie.
"Kau ingin mengemis juga, Hah? Jangan harap aku akan memberimu uang," ujar ratu Ellie dengan senyum mencemooh.
"Mingir tua bangka, jangan menghalangi jalan ku,"
Pangeran Harry terlihat tidak merespon sedikit pun perkataan wanita paruh baya itu.
"Kau minggir atau aku akan menghajarmu, dasar tau bangka yang menjijikan!" Sarkas ratu Ellie.
"Dan jelek," selah seorang gadis cantik dengan nada mencemooh namun masih tetap mempertahankan keanggunannya.
"Hah benar sekali, tua bangka yang menjijikan dan sangat jelek," ujar ratu Ellie.
Pangeran Harry pun memberikan jalan kepada kedua wanita tersebut.
"Ayo Ameera kita pergi," ujar ratu Ellie.
"Iya ibu," jawab gadis cantik itu dengan suara gemulainya.
Apa tadi? Dia bilang Ameera?
Hah, Jangan bilang itu putri Ameera yang hampir saja di jodohkan kepadanya?****
T.B.C
Love♡
khaaini
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNABELLA (✔)
General FictionIni cerita dongeng ^-^ Silakan langsung baca prolog ya☆ 🚫DON'T COPY MY STORY🚫 •Menggunakan bahasa baku. •Bisa di baca dari umur 9 tahun keatas. •Tidak ada kata-kata vulgar. •Tidak ada umpatan yang bisa di bilang terlalu kasar. (Seperti: anj*, b*s...