Jangan lupa hamburkan bintang kecilnya⭐
------------
Apa katanya? Hanya memiliki anak sepuluh? Hanya sepuluh? Hanya? Luar biasa.
Pangeran Harry tidak bisa membayangkan jika ia tinggal di rumah pedagang ini, dua belas orang itu bukanlah jumlah yang sedikit. Apalagi dia hanyalah pedagang kecil, rumahnya pasti tidak akan terlalu besar, lalu dimana pangeran Harry akan tidur? Sangat tidak lucu jika ia tidur dengan berdempet-dempetan.
"Ah tidak perlu, kau sudah banyak tanggungan, ak__"
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, pedagang itu langsung memotong ucapan pangeran Harry.
"Kami tidak keberatan, jika menambah satu anggota lagi," ujar si pedagang.
"Tidak, tidak usah, malam ini aku akan menyewa kamar saja," tolak pangeran Harry dengan halus.
"Apa kau punya uang untuk menyewa kamar?"
Pangeran Harry langsung terdiam. Ia baru ingat kalau tidak memiliki uang sepeserpun. Lalu bagaimana ia akan membayar sewa kamar?
"Ku lihat pakaian mu juga sedikit basah, apa kau habis di tempur hujan?" tanya si pedagang.
"Ah tidak, aku habis berenang di danau," jawab pangeran Harry sambil melipat kedua tangannya di dada.
Pedagang itu terlihat menaikkan satu alisnya.
"Sudah lama aku tidak berenang, jadi tadi aku melakukannya di danau, ternyata sangat seru," alibi pangeran Harry.
Padahal ia tercebur.
"Kau sudah tua tapi tetap bermain-main seperti anak kecil," ujar si pedagang sambil tekekeh yang kemudian diikuti oleh pangeran Harry.
"Ini pakailah," pedangan itu melempar sepasang baju kepada pangeran Harry.
Dengan cepat pangeran Harry segera menangkapnya.
"Ganti pakaian mu dengan itu," lanjutnya.
"Terima kasih, kau sangat baik," ujar pangeran Harry.
Kemudian pangeran Harry pun mengganti pakaiannya di sebuah kamar kecil yang memang disediakan untuk para pembeli yang akan mencoba pakaian.
Sementara si pedagang terlihat sedang mengemasi dagangannya. Hari sudah semakin sore, dia harus pulang sebelum matahari benar-benar tenggelam.
"Kau sudah selesai?" tanya si pedagang ketika melihat pangeran Harry sudah keluar.
"Coba ku lihat," pedagang itu membolak-balikan tubuh pangeran Harry, untuk dia amati.
"Pakaian ini sangat cocok untuk mu," ujar si pedagang.
"Kurasa begitu, selera dagangan mu lumayan bagus," ujar pangeran Harry sambil memamerkan senyumannya.
Si pedagang terkekeh pelan.
"Kemarilah bantu aku membereskan ini," ujar si pedagang. "Kita harus pulang sebelum serigala datang."
"Se-serigala?"
"Kau tidak tau? Serigala banyak bermunculan ketika malam hari," ujar si pedagang.
Apa? Serigala?
Mendegarnya saja membuat merinding. Pangeran Harry tidak memiliki pilihan lain, ia harus tinggal di rumah pedagang ini. Setidaknya untuk malam ini. Ia tidak mau menjadi santapan serigala. Ia masih waras. Bodoh amat dengan tidur berdempet-depemtan. Yang penting nyawanya selamat."Aku akan ikut pulang dengan mu,"
Pangeran Harry meraih beberapa pakaian untuk ia kemas.
"Tadi kau bilang tidak mau," ujar si pedagang sambil mengulum senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNABELLA (✔)
General FictionIni cerita dongeng ^-^ Silakan langsung baca prolog ya☆ 🚫DON'T COPY MY STORY🚫 •Menggunakan bahasa baku. •Bisa di baca dari umur 9 tahun keatas. •Tidak ada kata-kata vulgar. •Tidak ada umpatan yang bisa di bilang terlalu kasar. (Seperti: anj*, b*s...