Selatan dan Tara masih menatap satu sama lain. Menyelam kedalam untuk lebih memahami satu sama lain.
"Selatan, kamu ajak Tara makan bareng ya." Suara Bunda Selatan langsung membuyarkan lamunan Selatan dan Tara.
Mereka berdua saling membuang muka dengan perasaan yang kacau. Bahkan, wajah Tara sudah memerah karena malu. Dalam hati, ia mengutuk kelakukannya tadi. Seharusnya ia tidak tenggelam dalam netra hitam Selatan.
"Ayo Tar, bunda gue nyuruh ngajak lo makan bareng." Ajak Selatan berdiri dari duduknya.
"Gak usah repot-repot Tan, gue udah makan tadi di sekolah." Tolak Tara.
"Terakhir kali lo makan itu tadi siang dan ini sudah sore. Udah, jangan malu-malu. Anggep kayak rumah sendiri." Belum sempat Tara menolak, Selatan sudah lebih dulu menarik tangan Tara untuk menuju kearah meja makan.
"Ayo duduk Tara." Kata Bunda Selatan sambil tersenyum ramah.
"Makasih ya tante." Balas Tara juga dengan senyum manisnya. Tara duduk bersebrangan dengan Selatan.
"Assalamu'alaikum." Suara khas pria itu terdengar dari ruang depan. Bunda Selatan berjalan kearah ruang tamu.
"Wa'alaikumsalam." Balasnya.
Sedangkan di ruang makan, Tara dan Selatan saling diam satu sama lain. Tara menghindari tatapan Selatan yang dari tadi selalu tertuju kearahnya.
"Wahhh ada siapa ini? Pacarnya Selatan ya?" Suara itu sontak membuat Selatan dan Tara menoleh.
Disana, seorang pria paruh baya yang mirip sekali dengan Selatan berjalan kearah mereka. Meskipun sudah tidak lagi muda, tapi wajahnya masih tetap segar dan tampan.
"Tara, om." Kata Tara menyalami tangan Ayah Selatan yang baru saja bergabung di meja makan.
"Cantik kamu ya, kok mau sih sama Selatan?" Canda Ayah Selatan dibalas pelototan oleh Selatan.
"Ummm Tara bukan pacar Selatan om." Balas Tara.
"Bagus deh, jangan mau pacaran sama Selatan. Kalo tidur ngorok nya besar banget sampe kedengeran tetangga." Canda Ayah Selatan sambil tertawa kencang karena berhasil menggoda anaknya.
"Ayah! Jangan buka aib Selatan dong!" Protes Selatan.
"Ayah, udah ih. Suka banget godain anaknya." Kata Bunda Selatan sambik menggelengkan kepala.
Hati Tara menghangat. Ia dapat merasakan kekeluargaan yang selama ini tidak pernah ia dapat. Jangankan bercanda bersama keluarga, mengobrol dengan papa nya pun jarang. Wajah Tara berubah menjadi sedih dan hal itu dilihat oleh Selatan.
"Tar, lo gak apa-apa?" Tanya Selatan.
Tara mengedipkan matanya dan setetes air mata jatuh melewati pipinya. Buru-buru, Tara menghapus air mata itu.
"Maaf tante, om. Tara tiba-tiba keinget sama mama papa." Kata Tara dengan jujur.
"Memangnya mama papa kamu kenapa?" Tanya Bunda Selatan dengan hati-hati, takut menyinggung Tara.
"Mereka... Udah pisah." Jawab Tara dengan nada pelan.
Tiba-tiba, Tara merasakan kehangatan melingkupi tangannya. Ternyata, bunda Selatan dengan memegang tangannya dan mengelus pelan.
"Maafin tante ya karena udah ngungkit tentang orang tua kamu." Kata Bunda Selatan merasa tidak enak.
"Tara, kamu bisa kok anggap om sama tante sebagai orang tua kamu juga. Lagian kan, kayaknya bentar lagi kamu bakal jadi calon mantu dirumah ini." Kata Ayah Selatan ketika melihat Selatan yang terus menerus menatap kearah Tara.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELATARA
Teen FictionSelatan Adelio Prasaja. Cowok yang paling nyebelin di SMA Garuda. Beruntungnya dia lahir dengan anugrah wajah yang tampan. Tapi kelakuannya? MINUS KEBANGETAN! Dikenal sebagai playboy cap ikan teri yang pacarnya dimana-mana. Hampir semua cewek diseko...