Tara dan Alin kini sedang berada di kantin. Beberapa menit yang lalu, bel jam istirahat berbunyi. Semua siswa yang merasa lapar berkumpul di kantin. Suasana kantin pun tampak sangat ramai dan padat, juga berisik.
"Mau makan apa Tar? Biar gue yang pesen." Kata Alin menawarkan diri.
"Bakso sama es teh aja."
Alin mengangguk dan pergi meninggalkan Tara untuk memesan makanan. Sambil menunggu Alin, Tara memainkan handphonenya agar tidak bosan.
"Serius amat." Mendengar suara itu, Tara mendengus kesal. Tidak perlu menoleh, ia sudah tau bahwa itu adalah suara orang yang paling nyebelin di SMA Garuda a.k.a Selatan yang duduk di sebelahnya sedangkan Dhio duduk di seberang Selatan.
"Yo, gue dicuekin coba. Biasanya cewek-cewek kan pada seneng kalo gue ajak ngomong." Kata Selatan sengaja berbicara pada Dhio untuk menyindir Tara.
"Pesona lo kagak mempan sama si Tara." Jawab Dhio tertawa kecil.
"Si cewek sebelah buta keknya, padahal gue ganteng tapi dia gak mau jadi pacar gue." Selatan memasang wajah pura-pura sedih.
"Lo berdua bisa cari meja lain gak sih? Muak banget gue ngeliat lo berdua terutama lo!" Gertak Tara menunjuk kearah Selatan. Sedangkan yang ditunjuk hanya tersenyum saja.
"Akhirnya bicara juga." Selatan memberikan senyumnya yang membuat semua murid perempuan di kantin menjerit tertahan.
Tara memutar bola matanya jengah. "Jadi lo gak mau pindah?" Tanya Tara dengan nada jutek.
Selatan menggelengkan kepalanya. "Gak."
"Yaudah. Gue yang pindah." Tara berdiri hendak mencari meja lain tapi diurungkan karena tangannya ditahan. Tara berbalik badan dan menatap tangannya yang dipegang oleh Selatan. Jangan tanyakan seberapa riuh suasana kantin saat ini ketika melihat hal itu. Bahkan keriuhan kantin sekarang bisa saja mengalahkan berisiknya pasar.
"Anjir woi baper gue."
"Cocok banget Ya Allah."
"Selatan sama Tara cocok banget jadian aja dah."
"Cieee cieee."
"Berasa nonton drama korea live."
Dan masih banyak lagi celotehan murid-murid yang berada di kantin. Seakan sadar keadaannya sekarang, Tara menghempas tangan Selatan yang tadi memegang tangannya.
"Jangan pegang-pegang tangan gue." Desis Tara tak suka.
Selatan tersenyum miring, menumpukan wajahnya pada telapak tangan dan memandang remeh pada Tara. "Bilang aja seneng gue pegang tangannya."
Baru saja Tara ingin menjawab perkataan Selatan tapi sudah dipotong oleh Alin yang baru saja datang dengan nampan berisi dua mangkuk bakso dan dua gelas es teh.
"Loh Tar, lo kenapa berdiri? Duduk, nih makanannya." Kata Alin meletakkan nampan itu diatas meja.
"Kita pindah aja, gue males duduk disini."
"Tar, lo gak kasian apa liat Alin udah bawa nampan berat berat? Udah duduk aja. Lagian kita gak ganggu kok." Dhio yang tadi hanya melihat pun ikut berbicara.
"Lo nya emang gak ganggu. Beda lagi kalo manusia satu itu." Batin Tara.
Tara terdiam sebentar lalu dengan berat hati ia duduk kembali. Melihat Tara kembali duduk, Selatan pun tersenyum kemenangan.
"Ehhh cantik." Kata Selatan memberhentikan adik kelas perempuan yang melewati meja.
Adik kelas bername tag Putri itu terlihat gugup saat dihentikan oleh Selatan. Apalagi tadi Selatan memujinya. Wajahnya kini memerah karena malu. Berbeda dengan adik kelas itu, Tara yang tau maksud dan tujuan Selatan pun melanjutkan makannya tanpa peduli apa yang akan dilakukan Selatan.
"Gue laper nih, beliin mie ayam dua sama es teh dua ya?" Pinta Selatan sambil memberikan senyum menawannya yang membuat adik kelas tadi tidak mampu menolak.
"I-iya kak." Jawabnya gugup dan menerima uang yang diberikan oleh Selatan.
"Dasar playboy." Umpat Tara.
"Lo ngomong apa tadi?" Tanya Selatan meskipun ia mendengar jelas apa yang dikatakan oleh Tara.
"Budeg." Sinis Tara.
"Kata Tara tadi lo ganteng Tan." Balas Dhio dihadiahi pelototan oleh Tara.
"Gue emang ganteng. Dia aja yang gak sadar sadar."
Tak lama kemudian, adik kelas yang tadi datang ke meja mereka dengan nampan berisi pesanan Selatan.
"Ini pesanannya kak." Katanya masih tersenyum malu.
"Makasih ya cantik. Kembaliannya ambil aja." Kata Selatan sambil mengedipkan satu matanya.
"Gue udah selesai. Ayo Lin!" Ajak Tara berlalu meninggalkan meja bersama Alin.
"Eh Tar makanan gue belum selesai. Tunggu." Alin meminum es teh nya dengan cepat lalu berlari mengejar Tara yang sudah lebih dulu pergi meninggalkan kantin.
"Kenapa tuh si Tara?" Tanya Dhio heran.
"Cemburu kali." Celetuk Selatan.
"Ngawur lo!" Dhio menggelengkan kepalanya sambil terkekeh kecil.
***
Tara dan Alin berjalan di sepanjang koridor menuju kelas mereka. Banyak yang menyapa mereka dalam perjalanan karena memang keduanya adalah murid yang cukup terkenal.
"Tar, lo udah ngerjain tugas Bu Maya belum?" Tanya Alin saat keduanya sudah sampai di kelas.
"Sudah." Tara memberikan bukunya pada Alin dan langsung diambil oleh gadis itu. Setelah memberikan bukunya, Tara menyumpal kedua telinganya dengan headset yang ia bawa dan memutar lagu kesukaannya.
"Terbaik deh!" Kata Alin sambil menyalin pr dengan kekuatan super cepatnya.
"Ada pr apa sih?" Tanya Selatan yang baru saja tiba di sebelah meja Tara.
"Tugas Fisika lah. Jangan bilang lo belum ngerjain?" Tanya Alin.
Selatan mengangkat bahunya tidak peduli. "Belum." Ucapnya santai.
Alin yang mendengar jawaban Selatan hanya menggelengkan kepalanya. Sudah biasa jika Selatan tidak mengerjakan pr.
"Dhio mana? Tumben lo sendiri?" Alin menoleh ke belakang, menatap Selatan yang sedang mengotak ngatik ponsel.
"Kenapa? Lo kangen sama dia?" Tanya Selatan sambil tersenyum miring.
"Gak lah. Gue kan cuma nanya doang." Dengus Alin.
"Lagi ngapel dia sama pacarnya."
Alin mangut-mangut paham. Memang kelakuan Dhio dan Selatan tidak jauh beda, sama-sama playboy yang pacarnya banyak banget. Bedanya, Selatan memacari orang yang baru setelah putus dengan yang lama, sedangkan Dhio memacari secara sekaligus.
"Eh Tayang tumben diem aja." Selatan menarik satu headset milik Tara.
"Apa sih! Ganggu aja." Gerutu Tara menarik headsetnya dan kembali memakai tanpa memperdulikan Selatan.
"Temen lo lagi pms ya Lin? Dari pagi marah mulu perasaan."
Alin menatap Tara dan Selatan secara bergantian. "Bukan masalah pms apa enggak tapi dia emang selalu emosi kalo sama lo." Balas Alin pedas.
Mendengar jawaban Alin malah membuat Selatan tertawa.
"Kenapa lo ketawa gitu?" Tanya Dhio yang baru saja datang dan duduk di sebelah Selatan.
"Emang gue perlu alasan untuk ketawa?" Tanya Selatan yang sudah berhenti tertawa.
"Gila!" Umpat Tara. Ternyata gadis itu sudah tidak lagi memakai headset.
"Iya gue tau kok kalo gue ganteng." Balas Selatan.
Tara memutar bola matanya malas. "Gak ada orang ganteng yang ngaku dirinya ganteng. Yang ada orang jelek yang ngaku ganteng dan itu lo!"
"Busettt itu mulut apa cabe? Pedes amat." Kata Selatan sambil tertawa.
"Buang buang waktu tau gak kalo ngomong sama lo." Sungut Tara menahan kekesalannya.
"Awas aja, gue doain suatu saat nanti lo cinta sama gue."
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
SELATARA
Novela JuvenilSelatan Adelio Prasaja. Cowok yang paling nyebelin di SMA Garuda. Beruntungnya dia lahir dengan anugrah wajah yang tampan. Tapi kelakuannya? MINUS KEBANGETAN! Dikenal sebagai playboy cap ikan teri yang pacarnya dimana-mana. Hampir semua cewek diseko...